Cerita perkosaan sedarah yang paling hot baru saja kami koleksi untuk para pecinta cerita dewasa, baca cerita hot gadis ABG cuma ada di Cerita Sex Seru berikut penggalan ceritanya...
Nikmatnya Ngentot Sepupu
Sebut saja namanya Ayu dia wanita yang sangat cantik dan sexy abiz! Sebenarnya sudah sejak dulu gw  ingin ngentot bareng gadis yang payudaranya sempurna banget bagi gw, dan akhirnya pada suatu hari gw mendapatkan kesempatan untuk menginap di rumahnya kerana ada keperluan upacara adapt di rumahnya...
Selasa, 13 November 2012
Nikmatnya Ngentot Sepupu
Ok kali ini CeritaSexSeru akan bercerita tentang perkosaan sedarah, Sebut saja namanya Ayu dia wanita yang sangat cantik dan sexy abiz! Sebenarnya sudah sejak dulu gw  ingin ngentot bareng gadis yang payudaranya sempurna banget bagi gw, dan akhirnya pada suatu hari gw mendapatkan kesempatan untuk menginap di rumahnya kerana ada keperluan upacara adapt di rumahnya si Ayu ini yang tiada lain adalah keponakanku sendiri, dan kebetulan pada saat itu pak de dan bukdeku pergi kondangan ke luar daerah dan gw pun diminta untuk menjaga si ayu ini dirumahnya yang gede dan mewah itu!
Singkat cerita akhirnya gw dan Ayu ngobrol di depan televisi. Gayanya yang cuek dengan celana pendek dan t-shirt tanktop memuat gw makin pengen memrogoti tubuh indahnya. Perlahan kontol ku mulai tegang, tapi gw pura-pura tenang aja. Ngobrol dengan Ayu adalah kesmpatan terbaik buat memandangi bodi mulusnya. Apalagi waktu itu dia duduk di bawah sofa tempat gw duduk. gw bebas memandangi paha putih Ayu. Pelan2 gw condongkan badan ke depan, terlihatlah dua payudara yang putih bulat padat berisi sehingga nafasku mulai naik turun waktu gw sadar Ayu nggak pake bra, dan asiknya dia nggak sadar gw pandangi kemolekannya karena dia serius nonton sinetron.
Ketika film itu habis, Ayu pamit tidur duluan karena udah malam. gw pun masuk ke kamar tamu, gelisah bayangin indahnya toked Ayu! Pasti enak banget buat diremas  disentuh trus disedot! Dan gw pun mencoba untuk tidur, tenang tapi tetap nggak bisa. Bayangan dada dan paha Ayu masih aja bikin nggak bisa tidur. Udah jam 2…nggak sadar gw udah 3 jam gw ga bisa tidur. Mana hujan deres lagi.
Akhirnya gw keluar kamar, mau bikin susu biar bisa tidur. Di lorong rumah, gw lihat pintu Ayu sedikit terbuka. Iblis langsung menari-nari di pikiranku. Kesempatan! Pelan2 gw intip Ayu. Ternyata dia udah tertidur pulas.Begitu pulas sampai nggak sadar celana pendeknya tersingkap sampai ke batas pangkal paha. Pelan2 gw buka pintu kamarnya,lalu mencoba masuk ke kamarnya yang indah
Mulus banget. Buah dadanya gede. Cantik lagi. Tidur telentang seolah olah pasrah. Kontol gw pun spontan tegang . gw lepaskan semua bajuku, ku dekati Ayu.Aku nggak tahan lagi buat menyentuh buah dadanya.Pelan2 gw sentuh buah dada itu. Lembut banget. Ayu tidur pulas sampai dia nggak merasa ketika gw dengan sepelan mungkin menarik tali tanktopnya dan terlihatlah buah dadanya, gede, padat, berisi serta warna putingnya pink memikat!hehehehe
Nggak tahan lagi gw tindih Ayu yang segera terbangun kaget lalu meronta.Aku pegang dua tangannya sambil ciumi buah dadanya, jilati lalu hisap putingnya. Ayu meronta dan menjerit!tolong tolong… Tapi derasnya hujan menelan suaranya. gw yakin nggak akan ada yang dengar sehingga gw nggak peduli. gw terus hisap dan gigiti buah dada dan putingnya. Ayu terus meronta, tapi it malah membuatku makin terangsang. gw rentangkan kakinya, lalu kumasukan kontolku ke pangkal pahanya yang ditutupi celana pendeknya itu. Dengan susah payah, akhirnya gw bisa melepas celana dalam pinknya. Lalu gw masukan kontol ke memeknya yang masih tipis serta rapi bulunya
Ayu menangis dan memohon-mohon agar gw lepaskan. gw nggak peduli lagi. Terus aja kunikmati buah dadanya sambil menggesek kontolku di vagina indahnya. Nggak lama kemudian gw rasakan tubuhnya Ayu menggeletar trus tangisannya berubah jadi erangan lembut dan desahan ketika gw makin cepat memasukan kontol ku ke memeknya. gw bisa rasakan cairan vaginanya membasahi kontol gw! Ketika Ayu semakin menggeletar dan merem melek, gw hunjamkan kontolku ke lubang memeknya. Ayu menjerit kesakitan lagi
Nikmat banget rasanya kontol gw ada di dalam memeknya Ayu. Licin , anget, ketat banget. gw tarik dorong kontolku keluar masuk mmeknya. Ayu terus aja menangis dan menjerit! tapi lama kelamaan jeritannya berganti lenguhan, erangan dan desahan walau dia terus aja meronta-ronta minta pertolongan
duhhh maknyuess banget memperkosa sambil ngiisap putting keponakanku ini! Saking nikmatnya gw lengah dan Ayu menendang gw samapai terjatuh. Dia berusaha lari, tapi gw lebih cepat dan kuat. gw jambak rambutnya. gw seret dia ke tempat tidur! Dan ayu berusaha menutupi buah dadanya dan berbalik sehingga posisinya tengkurap. Kebetulan! gw tindih dia lalu kupentangkan kakinya dan hunjamkan lagi kontol gw ke vaginanya sambil satu tanganku membekap mulutnya dan tangan yang lain meremas-remas buah dadanya. gw terus pompa memeknya seakan-akan mendarat di bantal empuk karena pantatnya ternyata besar dan lembut banget. gw ciumi lehernya sambil terus memompa, membekap dan meremas-remas payudara montoknya. Sampai kenikmatanku serasa di puncak dan akhirnya uohhh.. gw pun menyemprotkan sperma hangat di dalam vaginanya ayu dan terus saja dia menangisi nasibnya kerana abis diperkosa sama gw
Setelah Puas menikmati enaknya tubuh keponakan gw tinggalkan saja Ayu yang masih terdidur lemas sambil menangis! Sambil melihat spermaku mengalir keluar dari vaginanya yang hampir lecet gw perkosa itu! Begitulah cerita dewasa sex 17tahun nikmatnya memperkosa sepupu gw yang kayaknya masih perawan! Cerita dewasa ini akan bersambung ke cerita sex pemerkosaan nikmatnya ngentot sepupu part 2! Mohon ditunggu kerana lagi capek2nya nulis makannya jadi cerita sex cepat! hehehe...
Singkat cerita akhirnya gw dan Ayu ngobrol di depan televisi. Gayanya yang cuek dengan celana pendek dan t-shirt tanktop memuat gw makin pengen memrogoti tubuh indahnya. Perlahan kontol ku mulai tegang, tapi gw pura-pura tenang aja. Ngobrol dengan Ayu adalah kesmpatan terbaik buat memandangi bodi mulusnya. Apalagi waktu itu dia duduk di bawah sofa tempat gw duduk. gw bebas memandangi paha putih Ayu. Pelan2 gw condongkan badan ke depan, terlihatlah dua payudara yang putih bulat padat berisi sehingga nafasku mulai naik turun waktu gw sadar Ayu nggak pake bra, dan asiknya dia nggak sadar gw pandangi kemolekannya karena dia serius nonton sinetron.
Ketika film itu habis, Ayu pamit tidur duluan karena udah malam. gw pun masuk ke kamar tamu, gelisah bayangin indahnya toked Ayu! Pasti enak banget buat diremas  disentuh trus disedot! Dan gw pun mencoba untuk tidur, tenang tapi tetap nggak bisa. Bayangan dada dan paha Ayu masih aja bikin nggak bisa tidur. Udah jam 2…nggak sadar gw udah 3 jam gw ga bisa tidur. Mana hujan deres lagi.
Akhirnya gw keluar kamar, mau bikin susu biar bisa tidur. Di lorong rumah, gw lihat pintu Ayu sedikit terbuka. Iblis langsung menari-nari di pikiranku. Kesempatan! Pelan2 gw intip Ayu. Ternyata dia udah tertidur pulas.Begitu pulas sampai nggak sadar celana pendeknya tersingkap sampai ke batas pangkal paha. Pelan2 gw buka pintu kamarnya,lalu mencoba masuk ke kamarnya yang indah
Mulus banget. Buah dadanya gede. Cantik lagi. Tidur telentang seolah olah pasrah. Kontol gw pun spontan tegang . gw lepaskan semua bajuku, ku dekati Ayu.Aku nggak tahan lagi buat menyentuh buah dadanya.Pelan2 gw sentuh buah dada itu. Lembut banget. Ayu tidur pulas sampai dia nggak merasa ketika gw dengan sepelan mungkin menarik tali tanktopnya dan terlihatlah buah dadanya, gede, padat, berisi serta warna putingnya pink memikat!hehehehe
Nggak tahan lagi gw tindih Ayu yang segera terbangun kaget lalu meronta.Aku pegang dua tangannya sambil ciumi buah dadanya, jilati lalu hisap putingnya. Ayu meronta dan menjerit!tolong tolong… Tapi derasnya hujan menelan suaranya. gw yakin nggak akan ada yang dengar sehingga gw nggak peduli. gw terus hisap dan gigiti buah dada dan putingnya. Ayu terus meronta, tapi it malah membuatku makin terangsang. gw rentangkan kakinya, lalu kumasukan kontolku ke pangkal pahanya yang ditutupi celana pendeknya itu. Dengan susah payah, akhirnya gw bisa melepas celana dalam pinknya. Lalu gw masukan kontol ke memeknya yang masih tipis serta rapi bulunya
Ayu menangis dan memohon-mohon agar gw lepaskan. gw nggak peduli lagi. Terus aja kunikmati buah dadanya sambil menggesek kontolku di vagina indahnya. Nggak lama kemudian gw rasakan tubuhnya Ayu menggeletar trus tangisannya berubah jadi erangan lembut dan desahan ketika gw makin cepat memasukan kontol ku ke memeknya. gw bisa rasakan cairan vaginanya membasahi kontol gw! Ketika Ayu semakin menggeletar dan merem melek, gw hunjamkan kontolku ke lubang memeknya. Ayu menjerit kesakitan lagi
Nikmat banget rasanya kontol gw ada di dalam memeknya Ayu. Licin , anget, ketat banget. gw tarik dorong kontolku keluar masuk mmeknya. Ayu terus aja menangis dan menjerit! tapi lama kelamaan jeritannya berganti lenguhan, erangan dan desahan walau dia terus aja meronta-ronta minta pertolongan
duhhh maknyuess banget memperkosa sambil ngiisap putting keponakanku ini! Saking nikmatnya gw lengah dan Ayu menendang gw samapai terjatuh. Dia berusaha lari, tapi gw lebih cepat dan kuat. gw jambak rambutnya. gw seret dia ke tempat tidur! Dan ayu berusaha menutupi buah dadanya dan berbalik sehingga posisinya tengkurap. Kebetulan! gw tindih dia lalu kupentangkan kakinya dan hunjamkan lagi kontol gw ke vaginanya sambil satu tanganku membekap mulutnya dan tangan yang lain meremas-remas buah dadanya. gw terus pompa memeknya seakan-akan mendarat di bantal empuk karena pantatnya ternyata besar dan lembut banget. gw ciumi lehernya sambil terus memompa, membekap dan meremas-remas payudara montoknya. Sampai kenikmatanku serasa di puncak dan akhirnya uohhh.. gw pun menyemprotkan sperma hangat di dalam vaginanya ayu dan terus saja dia menangisi nasibnya kerana abis diperkosa sama gw
Setelah Puas menikmati enaknya tubuh keponakan gw tinggalkan saja Ayu yang masih terdidur lemas sambil menangis! Sambil melihat spermaku mengalir keluar dari vaginanya yang hampir lecet gw perkosa itu! Begitulah cerita dewasa sex 17tahun nikmatnya memperkosa sepupu gw yang kayaknya masih perawan! Cerita dewasa ini akan bersambung ke cerita sex pemerkosaan nikmatnya ngentot sepupu part 2! Mohon ditunggu kerana lagi capek2nya nulis makannya jadi cerita sex cepat! hehehe...
Minggu, 11 November 2012
Keperawanan Hilang Di Malam Valentine
Keperawanan Hilang Di Malam Valentine - Ini kisah nyata pernah dituturkan oleh seorang siswi SLTP yang saya gubah dalam bentuk cerpen semoga bisa diambil ibrahnya dan dengan lantang rame-rame kita bilang Say No to Valentine day dan jangan sekali-kali latah untuk ikutan rayain ya!
Bunga-bunga bertaburan indah didepan mata Rein, aromanya nyaman di hidung membangkitkan semangat untuk segera meraupnya. Tak tersisa. Dia pun jingkrak-jingkrak. Ya, ini kali pertama Rein diijinkan Ayahnya untuk keluar dengan Dev, pacarnya. Setelah pertaruhan argumen dan sedikit ancaman dari Rein akan mengurung diri di kamar jika tak diijinkan keluar. Maklumlah Rein adalah anak perempuan satu satunya. Dan bukan pertama kalinya keinginannya harus dipenuhi. Meski menyimapan kekhawatiran Ayah dan Ibunya terpaksa mengijinkannya. Kata terakhir yang keluar sebelum mereka pergi adalah “ Dev, saling Menjaga ya?”. Bukan tak mempercayai Dev, tapi mereka sama-sama masih SLTP, masih terlalu kecil untuk diamanahi apapun.
Seperti burung lepas kandang, mereka terbang jauh mengelilingi batas-batas daerah, mereka tak sadar musuh tentunya siap-siap dengan taringnya. Sampailah mereka jauh dari Desa, dari pantauan kakak Rein, orangtua dan masyarakat yang akan membela mereka. Taman Rimba. Ya letaknya didalam Kota. Meski dalam Kota, taman ini adalah hutan buatan tempat binatang yang dilindungi. Biasanya jika disiang hari tempat ini dijadikan liburan keluarga. Hiburan murah meriah sambil mengenal satwa bagi anak anak mereka. Dev memilih tempat ini karena pada malam itu akan banyak pasangan ABG yang merayakan Hari Valentine dan mencatatkan moment paling berharga dalam sejarah percintaan mereka.
***
“Dev, kita pulang yuk!” Rein mulai jengah dengan suasana taman, makin malam makin banyak muda mudi yang datang. Sebagian dari mereka bertahan tetap di arena menikmati acara yang disediakan panitia. Ada juga yang menghabiskan waktu dengan keliling taman, duduk-duduk, tak sekali Rein jumpai pasangan sedang berpelukan, lip kissing seperti yang dilihatnya di film-film percintaan Korea bahkan lebih… Saat itu sulit dibedakan mana penghuni taman rimba dan mana yang pengunjungnya.
“Bentar lagi Rien, sayangkan jauh-jauh kita cepat pulang. Acaranya baru juga dimulai. Siapa tau nanti kita dapat doorprize atau kita dinobatkan jadi pasangan paling mesra. Apa kamu gak ingin kita selalu mengingat moment ini. Ketika semua orang memandang iri”. Manjur, perkataan Dev meluluhkan hati Rein untuk tetap bertahan. Dev adalah cinta pertamanya. Dia sangat menyayangi lelaki itu dan tak ingin buat dia kecewa.
Jam menunjukan pukul 21.40 WIB ketika Rein melihat jam pada handphonenya. Ada banyak panggilan tak terjawab disana. Ia lupa untuk mengubah nada silent dari sepulang sekolah tadi. “ Rein, kamu dimana? Lekas pulang! “, itu sms yang dikirim kakaknya. Hendra. Ren semakin gusar.
“Dev, pokoknya kita pulang sekarang! Ayah cemas. Ini sudah terlalu malam.” Dev hanya pandangi wajah kekasihya itu sekilas dengan gurat kecewa. Karena ia masih ingin menikmati acara demi acara. Dev berlalu menuju tempat parkiran. Rein mengambil helm dari tangan Dev masih tetap dengan isyarat sunyi.
Suasana mencekam, gelap dan sunyi, suara sound speaker terdengar sangat jauh. Tiba-tiba motor yang dikendarai Dev mogok. Bagi orang yang waras tentu lebih memilih tidur berselimut dirumah dari pada keluyuran. Kalau tidak karena permintaan Dev tentu Rien lebih memilih dirumah saja. Rien masih mengingat permohonan Dev.
“ Rien, sekali ini saja, malam Valentine. Malam kasih sayang. Malam seluruh dunia berbahagia. Merayakan!. Besok jam sekolah kosong juga hanya diisi eskul kan?”. “Menyesalkah ? entahlah dilain sisi Rein juga menikmati setiap detik, menit dan seluruh waktu bersama Dev. Setiap getaran yang mengalir mengingatkan pada Rien, mungkin cinta memerlukan pengorbanan. Pengorbanan ?
Pada akhirnya Rien benar benar dituntut untuk berkorban. Pengorbanan yang tak pernah diharapkan. Dibayangkan, oleh Dev, dirinya atau siapapun juga. Pengorbanan yang sia sia. Konyol. Sewaktu motor Dev mogok, dua orang pria tinggi besar berpawakan polisi menghampiri.
“kalian disini ngapain?” Tanya seorang lelaki yang berambut ikal kepak
“ motor kami mogok, Bang! “
“Alasan! Kalian mau mesum ya ?”
“ bener! gak bang! Jawab Dev, yang mulai menciut mentalnya. Pasalnya dua lelaki itu membentak.
“ikut kami! Ajak lelaki itu setelah bertanya alamat dan kartu pelajar. Lelaki perpawakan polisi itu mengintrogasi Dev dan Rein secara terpisah.
“ kamu pasti sudah mesum ? kamu sudah tak perawan kan ? Tanya lelaki itu ke Rein
“ Rein hanya terisak pasalnya dia takut suara tinggi, bentakan. Orang tuanya tak pernah membentaknya. Ditambah lagi suasana hutan yang gelap, hanya cahaya handphone dari lelaki asing itu. “Dev, dimana kau ?“ pikirnya.
“Dev!!!” hanya kata itu yang sanggup keluar. Sekarang Rien benar-benar takut bukan saja karena bentakan tapi laki-laki itu menyusupkan tangannya dikemeja Rien
“ Alahhh!, kamu juga sudah tidak perawankan?, jangan berisik ! Sal yang dipake Rien berpindah membungkam mulutnya. Tenaga lelaki itu terlalu kuat. Rien tak dapat berbuat apa apa dan tak mengetahui apa apa? Hal buruk telah menimpanya.
Ditempat yang berbeda Dev dimintai uang dan handphonenya. Jika tidak diberikan maka akan diancam dimasukan ke kantor polisi. Nyali Dev yang masih SLTP tak bertahan, dan tidak bisa berpikir panjang. Apalagi ia berasal dari Desa. Mentalnya bertekuk lutut diserahkan uang tiga puluh ribuan itu beserta handphonenya.
***
“ arrrgh! Kenapa kamu tak bilang dari tadi Rein? Geraham Dev saling bertemu. Geram. Setelah mendengar pengakuan Rein. Dia putar motornya kearah tempat dimana motornya tadi mogok. Dia putari seluruh taman. Sia sia. Tidak ia temui dua lelaki tersebut. Putus harapan ia beranikan diri untuk menghampiri pos satpam penjagaan dan menanyakan tentang dua lelaki tersebut. Tapi penjaga mengaku tidak mengenali sama sekali dengan ciri ciri yang disebutkan. “ kalau polisi yang patroli disini biasanya pake seragam Dek” jelas penjaga tersebut. Setitik jalan keluar tak mereka temui sedikitpun, semua tertutup. Gelap dan semakin gelap seperti hari yang hampir mendekati tengah malam. Dev dan Rien merayakan hari Valentine penuh dengan tangis. Tangis yang tak akan pernah kering sampai kapanpun.
***
Rien pagi pagi sekali datang ke sekolah. Ia sangat bingung harus bagaimana. Ingin segera ia bertemu dengan Dev. Matanya tak terpejam barang semenitpun. Bukan karena berkumpulnya rindu seperti hari biasa tapi karena kecemasan dan rasa shok bersekongkol disana. Tak disangkanya Dev sudah berada di kelas. Senyumanya berubah menjadi masam. Dia lihat Dev bersama Sri. Dilihatnya coklat ditangan Sri. “Dev, beri aku penjelasan?” ditariknya Dev kebelakang kelas.
“Rien, maaf aku masih jejaka. Gila!, kalau aku memperoleh yang tidak perawan”. Jawab Dev sambil menunduk. Sri sudah lama mencintaiku. Tidak salahnya aku mengobati kekecewaan ini dengannya. Aku kecewa Rien. Aku shok”. Sekarang Rien yang benar benar merasa gila. Tangisnya sudah kering. Badannya kehilangan kekuatan. Disandarkannya lama di tiang bangunan. Sunyi. Sampai tanda bel masuk berbunyi.
“ Maaf Rien, kuharap kamu baik-baik saja. Yuk kita masuk”. Kata Dev sambil berlalu.
***
Hari ini ruang kelas terpisah antara laki-laki dan perempuan. Kegiatan eskul hari ini diisi dengan kegiatan Rohis. Miss. Salsabillah adalah guru Bahasa Inggris yang dipercaya Kepala Sekolah sebagai tutor kegiatan Rohis di kelas dua. Kelasnya Rien. Banyak murid yang menyukainya, suaranya lembut, teduh, tak pernah marah-marah dan yang terpenting adalah dia bisa diterima oleh anak-anak dalam memberikan tausyiah meskipun dia bukanlah lulusan dari pesantren atau sekolah tinggi agama. Kedahsyatan dalam mencari ilmu Agama secara otodidak mengantarkannya menjadi sesosok muslimah yang ideal.
Betapa terkejutnya dia ketika sampai dikelas semua murid mengucapkan “ Happy Valentine Miss! Secara serentak. Wow. Disela kebingungannya murid-murid menyisipkan coklat, bunga atau entah apa isinya yang dibungkus rapi bersama sampul warna pink. Dia tak pernah merayakannya. Saat itu adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan Aqidah dan menghapus lata murid yang ikut-ikutan merayakan Valentine.
“hari ini hari Valentine? Tanya Salsabillah kepada muridnya setelah kondisi lumayan tenang.
“ Iya Miss “
“Apa itu Valentine ?”
“Ah, Miss kolot masak hari gini gak ngerti valentine. Capek deh!!!” kata seorang murid.
Murid yang lain menimpali, “ hari kasih sayang Miss,”
“siapa yang bilang?” menarik perhatian muridnya. Suasana sunyi. “ sudah biasa Miss, kami ngerayain kata seorang murid yang agak jangkung “. Salsabillah mengelus dada di perdesaan seperti ini berita atau kabar kekafiran cepat sekali menyebar dan itu diikuti.
“ masih ingat dengan ayat yang mengatakan jangan mengikuti sesuatu tanpa ilmu pengetahuan?”. Kembali sunyi. Kemudian Billah melanjutkan, “kita tidak boleh mengikuti perayaan Valentine karena ini adalah kebiasaan orang orang kafir. Mau kita dimasukan kepada golongan orang orang kafir?”. Murid-muridpun menggeleng tanpa suara. Dari bangku paling ujung seorang murid bertanya, “ kenapa Miss? Kan Valentine bukan untuk orang berpacaran saja tapi juga untuk anak ke orang tua, sesama teman dan dengan guru. Bukankah itu baik? Kenapa dibilang mengikuti orang orang kafir. Kalau untuk yang pacaran bolehlah dibilang begitu.” Salsabillah tersenyum berarti tausyiah tentang haramnya pacaran minggu kemarin masuk kepemikiran anak muridnya. Kemudian Salsabillah mulai bercerita tentang asal usul kenapa Valentine itu haram. Diputarnya memori tentang asal usul ini yang pernah ia baca dari majalah Islam.
“ Valentine itu berasal dari nama seorang Santo yang dibunuh karena ia menentang Raja Claudius II yang melarang para pemuda untuk menikah pada zaman itu. Menurut Raja, pemuda yang menikah tidak bisa berkonsentrasi dalam berperang. Pada waktu itulah St. Valentine membangkang, ia tetap menikahkan pemuda-pemuda tersebut. Tapi lambat laun ia ketahuan. Raja marah lalu membunuhnya. Untuk mengenang dan mengagungkan keberanian sang Santo maka dikenallah pada hari kematiannya sebagai hari kasih sayang yaitu pada tanggal 14 Februari. Selain itu orang Eropa percaya pada tanggal tersebut adalah musim semi atau musim kawin. Makanya banyak orang-orang didunia yang ikut-ikutan ngerayain. Jadi bagi kita muslimah kita harus pahami sejarah ini. Perayaan ini tidak ada dalam Islam. Agar kelak kita tidak menyesal karena termasuk golongan kafir. Kalau kita ikut-ikutan ngerayain, kita tak ada bedanya dengan mereka seperti sabda Nabi Shallallahu ‘alahi wasalam “ barang siapa menyerupai suatu kaum berarti ia termasuk golongan mereka (HR. abu Daud ). Jadi jangan asal asal ikutan ya? Jika untuk memperingati hari kasih sayang bisa kok tiap hari tanpa mengkhususkan hari hari tertentu. Jadi masih mau ikutan merayakan Valentine nih? Mau digabunggin sama orang-orang kafir ?“ Tanya Sallabillah. Ia pandangi semua isi kelas. Ia lahap semua mata murid-muridnya. Semua tertunduk. Ada yang paham. Ada yang nyeletuk “ ih, Miss ni gak gaul banget, apa apa gak boleh”. Ia tersenyum dan berdo’a semoga diberikan hidayah dan pemahaman kepada murid muridnya. Dibangku nomor tiga ia tangkap sesosok Rein, tidak seperti biasa. Wajahnya pucat, ketika beradu pandang, matanya penuh dengan ketakutan.
***
Rein masih hanyut dalam pikirannya. Seandainay Rein dengarkan kata-kata Salsabillah untuk tidak berpacaran tentu tak akan seperti ini. Dulu dia tidak percaya kata-kata Salsabillah. Menurut Rein pacaran bukanlah berzina seperti yang dikatakan Salsabillah. Baginya pacaran hanya untuk memotivasi dia belajar. Semua sudah terlambat, Dev yang diharapkan bisa jadi motivasi belajar adalah lelaki brengsek yang tak punya hati sama sekali. Tapi Dev juga tidak bisa disalahkan, siapa yang mau dengan perempuan yang tak perawan? Lalu siapa yang disalahkan! Tuhan ? bukankah Tuhan sudah menegurnya, memanggilnya untuk tidak mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk (Al-Isra :32 ). “menagislahlah nak!, menagislah kalau kamu belum siap cerita sekarang, Ibu tunggu. Menangislah!, jika buatmu tenang!”. Diberikannya punggung Salsabillah. Mereka berdua berpelukan seperti seorang anak dan Ibunya. Rein terus menangis, ia mulai mengerti sebenarnya hidup ini memang penuh tangis entah tangis diciptakan karena kesalahan diri sendiri, entah karena orang lain atau memang waktunya harus menagis.
Semoga "Cerita Dewasa", Keperawanan Hilang Di Malam Valentine bisa kita ambil hikmnya.
Bunga-bunga bertaburan indah didepan mata Rein, aromanya nyaman di hidung membangkitkan semangat untuk segera meraupnya. Tak tersisa. Dia pun jingkrak-jingkrak. Ya, ini kali pertama Rein diijinkan Ayahnya untuk keluar dengan Dev, pacarnya. Setelah pertaruhan argumen dan sedikit ancaman dari Rein akan mengurung diri di kamar jika tak diijinkan keluar. Maklumlah Rein adalah anak perempuan satu satunya. Dan bukan pertama kalinya keinginannya harus dipenuhi. Meski menyimapan kekhawatiran Ayah dan Ibunya terpaksa mengijinkannya. Kata terakhir yang keluar sebelum mereka pergi adalah “ Dev, saling Menjaga ya?”. Bukan tak mempercayai Dev, tapi mereka sama-sama masih SLTP, masih terlalu kecil untuk diamanahi apapun.
Seperti burung lepas kandang, mereka terbang jauh mengelilingi batas-batas daerah, mereka tak sadar musuh tentunya siap-siap dengan taringnya. Sampailah mereka jauh dari Desa, dari pantauan kakak Rein, orangtua dan masyarakat yang akan membela mereka. Taman Rimba. Ya letaknya didalam Kota. Meski dalam Kota, taman ini adalah hutan buatan tempat binatang yang dilindungi. Biasanya jika disiang hari tempat ini dijadikan liburan keluarga. Hiburan murah meriah sambil mengenal satwa bagi anak anak mereka. Dev memilih tempat ini karena pada malam itu akan banyak pasangan ABG yang merayakan Hari Valentine dan mencatatkan moment paling berharga dalam sejarah percintaan mereka.
***
“Dev, kita pulang yuk!” Rein mulai jengah dengan suasana taman, makin malam makin banyak muda mudi yang datang. Sebagian dari mereka bertahan tetap di arena menikmati acara yang disediakan panitia. Ada juga yang menghabiskan waktu dengan keliling taman, duduk-duduk, tak sekali Rein jumpai pasangan sedang berpelukan, lip kissing seperti yang dilihatnya di film-film percintaan Korea bahkan lebih… Saat itu sulit dibedakan mana penghuni taman rimba dan mana yang pengunjungnya.
“Bentar lagi Rien, sayangkan jauh-jauh kita cepat pulang. Acaranya baru juga dimulai. Siapa tau nanti kita dapat doorprize atau kita dinobatkan jadi pasangan paling mesra. Apa kamu gak ingin kita selalu mengingat moment ini. Ketika semua orang memandang iri”. Manjur, perkataan Dev meluluhkan hati Rein untuk tetap bertahan. Dev adalah cinta pertamanya. Dia sangat menyayangi lelaki itu dan tak ingin buat dia kecewa.
Jam menunjukan pukul 21.40 WIB ketika Rein melihat jam pada handphonenya. Ada banyak panggilan tak terjawab disana. Ia lupa untuk mengubah nada silent dari sepulang sekolah tadi. “ Rein, kamu dimana? Lekas pulang! “, itu sms yang dikirim kakaknya. Hendra. Ren semakin gusar.
“Dev, pokoknya kita pulang sekarang! Ayah cemas. Ini sudah terlalu malam.” Dev hanya pandangi wajah kekasihya itu sekilas dengan gurat kecewa. Karena ia masih ingin menikmati acara demi acara. Dev berlalu menuju tempat parkiran. Rein mengambil helm dari tangan Dev masih tetap dengan isyarat sunyi.
Suasana mencekam, gelap dan sunyi, suara sound speaker terdengar sangat jauh. Tiba-tiba motor yang dikendarai Dev mogok. Bagi orang yang waras tentu lebih memilih tidur berselimut dirumah dari pada keluyuran. Kalau tidak karena permintaan Dev tentu Rien lebih memilih dirumah saja. Rien masih mengingat permohonan Dev.
“ Rien, sekali ini saja, malam Valentine. Malam kasih sayang. Malam seluruh dunia berbahagia. Merayakan!. Besok jam sekolah kosong juga hanya diisi eskul kan?”. “Menyesalkah ? entahlah dilain sisi Rein juga menikmati setiap detik, menit dan seluruh waktu bersama Dev. Setiap getaran yang mengalir mengingatkan pada Rien, mungkin cinta memerlukan pengorbanan. Pengorbanan ?
Pada akhirnya Rien benar benar dituntut untuk berkorban. Pengorbanan yang tak pernah diharapkan. Dibayangkan, oleh Dev, dirinya atau siapapun juga. Pengorbanan yang sia sia. Konyol. Sewaktu motor Dev mogok, dua orang pria tinggi besar berpawakan polisi menghampiri.
“kalian disini ngapain?” Tanya seorang lelaki yang berambut ikal kepak
“ motor kami mogok, Bang! “
“Alasan! Kalian mau mesum ya ?”
“ bener! gak bang! Jawab Dev, yang mulai menciut mentalnya. Pasalnya dua lelaki itu membentak.
“ikut kami! Ajak lelaki itu setelah bertanya alamat dan kartu pelajar. Lelaki perpawakan polisi itu mengintrogasi Dev dan Rein secara terpisah.
“ kamu pasti sudah mesum ? kamu sudah tak perawan kan ? Tanya lelaki itu ke Rein
“ Rein hanya terisak pasalnya dia takut suara tinggi, bentakan. Orang tuanya tak pernah membentaknya. Ditambah lagi suasana hutan yang gelap, hanya cahaya handphone dari lelaki asing itu. “Dev, dimana kau ?“ pikirnya.
“Dev!!!” hanya kata itu yang sanggup keluar. Sekarang Rien benar-benar takut bukan saja karena bentakan tapi laki-laki itu menyusupkan tangannya dikemeja Rien
“ Alahhh!, kamu juga sudah tidak perawankan?, jangan berisik ! Sal yang dipake Rien berpindah membungkam mulutnya. Tenaga lelaki itu terlalu kuat. Rien tak dapat berbuat apa apa dan tak mengetahui apa apa? Hal buruk telah menimpanya.
Ditempat yang berbeda Dev dimintai uang dan handphonenya. Jika tidak diberikan maka akan diancam dimasukan ke kantor polisi. Nyali Dev yang masih SLTP tak bertahan, dan tidak bisa berpikir panjang. Apalagi ia berasal dari Desa. Mentalnya bertekuk lutut diserahkan uang tiga puluh ribuan itu beserta handphonenya.
***
“ arrrgh! Kenapa kamu tak bilang dari tadi Rein? Geraham Dev saling bertemu. Geram. Setelah mendengar pengakuan Rein. Dia putar motornya kearah tempat dimana motornya tadi mogok. Dia putari seluruh taman. Sia sia. Tidak ia temui dua lelaki tersebut. Putus harapan ia beranikan diri untuk menghampiri pos satpam penjagaan dan menanyakan tentang dua lelaki tersebut. Tapi penjaga mengaku tidak mengenali sama sekali dengan ciri ciri yang disebutkan. “ kalau polisi yang patroli disini biasanya pake seragam Dek” jelas penjaga tersebut. Setitik jalan keluar tak mereka temui sedikitpun, semua tertutup. Gelap dan semakin gelap seperti hari yang hampir mendekati tengah malam. Dev dan Rien merayakan hari Valentine penuh dengan tangis. Tangis yang tak akan pernah kering sampai kapanpun.
***
Rien pagi pagi sekali datang ke sekolah. Ia sangat bingung harus bagaimana. Ingin segera ia bertemu dengan Dev. Matanya tak terpejam barang semenitpun. Bukan karena berkumpulnya rindu seperti hari biasa tapi karena kecemasan dan rasa shok bersekongkol disana. Tak disangkanya Dev sudah berada di kelas. Senyumanya berubah menjadi masam. Dia lihat Dev bersama Sri. Dilihatnya coklat ditangan Sri. “Dev, beri aku penjelasan?” ditariknya Dev kebelakang kelas.
“Rien, maaf aku masih jejaka. Gila!, kalau aku memperoleh yang tidak perawan”. Jawab Dev sambil menunduk. Sri sudah lama mencintaiku. Tidak salahnya aku mengobati kekecewaan ini dengannya. Aku kecewa Rien. Aku shok”. Sekarang Rien yang benar benar merasa gila. Tangisnya sudah kering. Badannya kehilangan kekuatan. Disandarkannya lama di tiang bangunan. Sunyi. Sampai tanda bel masuk berbunyi.
“ Maaf Rien, kuharap kamu baik-baik saja. Yuk kita masuk”. Kata Dev sambil berlalu.
***
Hari ini ruang kelas terpisah antara laki-laki dan perempuan. Kegiatan eskul hari ini diisi dengan kegiatan Rohis. Miss. Salsabillah adalah guru Bahasa Inggris yang dipercaya Kepala Sekolah sebagai tutor kegiatan Rohis di kelas dua. Kelasnya Rien. Banyak murid yang menyukainya, suaranya lembut, teduh, tak pernah marah-marah dan yang terpenting adalah dia bisa diterima oleh anak-anak dalam memberikan tausyiah meskipun dia bukanlah lulusan dari pesantren atau sekolah tinggi agama. Kedahsyatan dalam mencari ilmu Agama secara otodidak mengantarkannya menjadi sesosok muslimah yang ideal.
Betapa terkejutnya dia ketika sampai dikelas semua murid mengucapkan “ Happy Valentine Miss! Secara serentak. Wow. Disela kebingungannya murid-murid menyisipkan coklat, bunga atau entah apa isinya yang dibungkus rapi bersama sampul warna pink. Dia tak pernah merayakannya. Saat itu adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan Aqidah dan menghapus lata murid yang ikut-ikutan merayakan Valentine.
“hari ini hari Valentine? Tanya Salsabillah kepada muridnya setelah kondisi lumayan tenang.
“ Iya Miss “
“Apa itu Valentine ?”
“Ah, Miss kolot masak hari gini gak ngerti valentine. Capek deh!!!” kata seorang murid.
Murid yang lain menimpali, “ hari kasih sayang Miss,”
“siapa yang bilang?” menarik perhatian muridnya. Suasana sunyi. “ sudah biasa Miss, kami ngerayain kata seorang murid yang agak jangkung “. Salsabillah mengelus dada di perdesaan seperti ini berita atau kabar kekafiran cepat sekali menyebar dan itu diikuti.
“ masih ingat dengan ayat yang mengatakan jangan mengikuti sesuatu tanpa ilmu pengetahuan?”. Kembali sunyi. Kemudian Billah melanjutkan, “kita tidak boleh mengikuti perayaan Valentine karena ini adalah kebiasaan orang orang kafir. Mau kita dimasukan kepada golongan orang orang kafir?”. Murid-muridpun menggeleng tanpa suara. Dari bangku paling ujung seorang murid bertanya, “ kenapa Miss? Kan Valentine bukan untuk orang berpacaran saja tapi juga untuk anak ke orang tua, sesama teman dan dengan guru. Bukankah itu baik? Kenapa dibilang mengikuti orang orang kafir. Kalau untuk yang pacaran bolehlah dibilang begitu.” Salsabillah tersenyum berarti tausyiah tentang haramnya pacaran minggu kemarin masuk kepemikiran anak muridnya. Kemudian Salsabillah mulai bercerita tentang asal usul kenapa Valentine itu haram. Diputarnya memori tentang asal usul ini yang pernah ia baca dari majalah Islam.
“ Valentine itu berasal dari nama seorang Santo yang dibunuh karena ia menentang Raja Claudius II yang melarang para pemuda untuk menikah pada zaman itu. Menurut Raja, pemuda yang menikah tidak bisa berkonsentrasi dalam berperang. Pada waktu itulah St. Valentine membangkang, ia tetap menikahkan pemuda-pemuda tersebut. Tapi lambat laun ia ketahuan. Raja marah lalu membunuhnya. Untuk mengenang dan mengagungkan keberanian sang Santo maka dikenallah pada hari kematiannya sebagai hari kasih sayang yaitu pada tanggal 14 Februari. Selain itu orang Eropa percaya pada tanggal tersebut adalah musim semi atau musim kawin. Makanya banyak orang-orang didunia yang ikut-ikutan ngerayain. Jadi bagi kita muslimah kita harus pahami sejarah ini. Perayaan ini tidak ada dalam Islam. Agar kelak kita tidak menyesal karena termasuk golongan kafir. Kalau kita ikut-ikutan ngerayain, kita tak ada bedanya dengan mereka seperti sabda Nabi Shallallahu ‘alahi wasalam “ barang siapa menyerupai suatu kaum berarti ia termasuk golongan mereka (HR. abu Daud ). Jadi jangan asal asal ikutan ya? Jika untuk memperingati hari kasih sayang bisa kok tiap hari tanpa mengkhususkan hari hari tertentu. Jadi masih mau ikutan merayakan Valentine nih? Mau digabunggin sama orang-orang kafir ?“ Tanya Sallabillah. Ia pandangi semua isi kelas. Ia lahap semua mata murid-muridnya. Semua tertunduk. Ada yang paham. Ada yang nyeletuk “ ih, Miss ni gak gaul banget, apa apa gak boleh”. Ia tersenyum dan berdo’a semoga diberikan hidayah dan pemahaman kepada murid muridnya. Dibangku nomor tiga ia tangkap sesosok Rein, tidak seperti biasa. Wajahnya pucat, ketika beradu pandang, matanya penuh dengan ketakutan.
***
Rein masih hanyut dalam pikirannya. Seandainay Rein dengarkan kata-kata Salsabillah untuk tidak berpacaran tentu tak akan seperti ini. Dulu dia tidak percaya kata-kata Salsabillah. Menurut Rein pacaran bukanlah berzina seperti yang dikatakan Salsabillah. Baginya pacaran hanya untuk memotivasi dia belajar. Semua sudah terlambat, Dev yang diharapkan bisa jadi motivasi belajar adalah lelaki brengsek yang tak punya hati sama sekali. Tapi Dev juga tidak bisa disalahkan, siapa yang mau dengan perempuan yang tak perawan? Lalu siapa yang disalahkan! Tuhan ? bukankah Tuhan sudah menegurnya, memanggilnya untuk tidak mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk (Al-Isra :32 ). “menagislahlah nak!, menagislah kalau kamu belum siap cerita sekarang, Ibu tunggu. Menangislah!, jika buatmu tenang!”. Diberikannya punggung Salsabillah. Mereka berdua berpelukan seperti seorang anak dan Ibunya. Rein terus menangis, ia mulai mengerti sebenarnya hidup ini memang penuh tangis entah tangis diciptakan karena kesalahan diri sendiri, entah karena orang lain atau memang waktunya harus menagis.
Semoga "Cerita Dewasa", Keperawanan Hilang Di Malam Valentine bisa kita ambil hikmnya.
Kakak Ketagihan Seks Adik Kandung
Kakak Ketagihan Seks Adik Kandung - Nama gue Erlina, saat ini tercatat sebagai mahasiswi ekonomi Universitas swasta yang ada di Bandung. Ayah gw berasal dari Bandung, sedangkan ibu gw asli Sukabumi, mereka tinggal di Sukabumi. Cerita dewasa sedarah ini menceritakan kisah nyataku yang terjadi saat masih duduk dibangku sekolah, tepatnya saat kelas 1 SMA. Dan skandal seks tabu ini masih terus berlanjut sampai detik ini! gw terus kecanduan ngentot ama adik kandung gw sendiri. Sebagai kakak kandung hasrat hubungan sex dengan adik itu slalu saja gagal kubendung.
Gw anak yang paling tua dari tiga bersaudara. Gw mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Umurku berbeda 1 tahun dengan adik lelakiku namu adik perempuanku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yang tomboy dan suka maksa pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan adikku yang tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.
Waktu kecil, Gw sering mandi bersama bersama adik gw, tetapi sejak dia masuk Sekolah Dasar, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu, Gw masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis adik gw. Sejak saat itu, Gw tidak pernah melihat lagi penis adik gw. Sampai suatu hari, Gw sedang asyik telpon dengan teman cewekku. Gw telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali dan Gw kebelet pengen pipis. Benar-benar kebelet pipis sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Gw berlari menuju ke toilet terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.
hallow..! Siapa di dalam buka dong..! Udah nggak tahan..! Gw berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi
Iyaaaaaaa..! Wait..! ternyata adikku yang di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.
Nggak bisa nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.
aduhhhhhhhh..... Gw benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.
kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.
Ada apa sih kak? katanya.
Tanpa menjawab pertanyaannya, Gw langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung Gw jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.
criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.
Kulihat adikku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.
Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.
Waitttt..! Udah nggak kuat nih, kata Gw.
Sebenarnya Gw tidak mau menurunkan pandangan mata Gw ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh burungnya si adik gw.
hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.
Gw takut tertangkap basah melihat kontolnya, cepat-cepat kunaikkan lagi mata Gw melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mata Gw lagi. Sialan..! Dia lihat vagina Gw yang lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan kulupnya masih menutupi helm penisnya.
Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.
o0oooo.. Kayak gitu ya Kak..? katanya sambil tetap melihat ke vagina Gw.
Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung saja Gw berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.
Kletokkkk..! kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.
Ya... basah deh rok kakak... katGw melihat ke rok dan celana dalamku.
Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.
Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.
Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.
Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.
Waktu itu Gw bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Gw jijik pake rok dan celana dalam yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya.
Udah.., pake aja handuk Gw kak! kata adikku.
Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan kontolnya mengkerut lagi.
Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.
Gw lalu membuka celana dalam gw yang warnanya merah muda, lalu dilanjutkan dengan membuka rok. Kelihatan lagi deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, dia memang memperhatikan Gw yang tanpa celana.
kakak Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? kakakaka..! katanya sambil nyengir.
Sialan, dia menghina vagina Gw, Daripada culun kayak punya lhoo..! kata Gw sambil memukul bahu adik gw.
Eh tiba-tiba dia berkelit, wakzzzzzz..! katanya.
Karena Gw memukul dengan sekuat tenaga, akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.
Iiihhh.., rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, Huh..! kakak sih..!
kak.. kata Kakak tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..? katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.
Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.
Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..? kata Gw mengejek dia.
Padahal Gw kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng Gw tanya, Gedein lagi bisa nggak..? kata Gw sambil mencibir.
Bisa..! Tapi kakak harus bantu dikit dong..! katanya lagi.
Megangin ya..? Wisssss.., ya nggak mau lah..! kataku.
Bukan..! kakak taruh ludah aja di atas kontolku..! jawabnya.
Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.
Gitu doang kan..? Mau kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Kakak pengen ngeludahin Kamu" ujarku
Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya, lalu Gw mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga Gw membuang ludahku, kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin gede, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. keren banget melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu itu. Gw benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul.
Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih merah. Gw jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.
Hehe... dia ke arahku. Masih culun nggak..? katanya lagi. Hehe..! Macho kan kak! katanya tetap tersenyum.
Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun Gw terangsang, tentu saja Gw tepis tangan itu.
Apaan sih dik..! kubuang tangannya ke kanan.
Kak..! Please kakkk.. Pegang aja kak... Nggak akan diapa-apain... Gw pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan dan mau memegang memek gw.
ehmmmm.. sebenarnya Gw mau jaga image, masa mau sih sama adik sendiri, tapi Gw juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh cowok di memek!hihihii...
Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..! akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.
Tangan adik gw lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali... Gw lihat penisnya sudah keras sekali, kini warnanya lebih kehitaman dibanding dengan sebelumnya. opppssttttt... Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasanya saat bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi semakin terangsang sehingga tanpa dapat ditahan, vagina Gw mengeluarkan cairan.
Hihihi.. kakak terangsang ya..?
Enak aja... sama adik mah mana bisa terangsang..! jawabku sambil merapatkan selangkangan gw agar cairannya tidak semakin keluar.
Ini basah banget apaan Kak..?
Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong padanya.
Kak... memek tu anget, empuk dan basah ya..?
Tau ah... Udah belum..? Gw berlagak sepertinya Gw menginginkan situasi itu berhenti, padahal sebenarnya Gw ingin tangan itu tetap berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.
Kak... gesek-gesek dikit ya..? pintanya.
Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..! Gw pura-pura tidak mau.
Dikit aja Kak... Please..!
Terserah adik aja deh..! Gw mengiyakan dengan nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih...
Tangan adik gw lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vagina Gw terbawa juga ke dalam.
uhhhhhh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulut gw. Rasanya nikmat sekali. Otot di dalam vagina Gw mulai terasa berdenyut. Lalu tangannya ditarik lagi, bibir vagina Gw ikut tertarik lagi.
Ouughhhhhhhhh..! akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.
Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.
Enak ya kak..?
Heeheee.., jawabku sambil memejamkan mata.
Tangan adik gw lalu mulai maju dan mundur, kadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, badan ini akan tersentak ke depan.
kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!
Kamu mau diapain..? jawab gw lalu membuka mata dan melihat ke arahnya.
Ya pegang-pegangin juga..! katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah kontolnya.
Kupikir egois juga jika Gw tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun tangan gw. Terasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di penisnya, dengan mudah Gw bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.
Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dengan satu tangan saling memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.
Tiba-tiba dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin aja yah..!
hooh Gw langsung mengiyakan karena Gw sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh.
Lalu dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan badannya dan memasukkan penisnya di antara selangkangan gw. Terasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dengan vagina Gw.
ohhhhh..! Gw kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.
Dek... masukin aja..! Kakak udah nggak tahan..! Gw benar-benar sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Gw akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke dalam memek Gw.
Iya Kak..!
Lalu dia menaikkan satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, dan tangan satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke itil Gw.
Gw terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku. Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang kurasa. Akhirnya Gw hanya bisa menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian Gw mengalami orgasme. Vagina Gw rasanya seperti tersedot-sedot dan seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.
ohhhhhh..! Gw tidak kuat untuk tidak berteriak.
Kulihat adik gw masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku terdorong sampai ke tembok.
Ouughhh..! katanya.
Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lalu badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di dalam vagina Gw.
Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh mengisi vagina Gw. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas payudara dan memilin putingnya.
Kak..! Kakak nungging, terus pegang bibir bathtub itu..! tiba-tiba dia berkata.
Wahh..! Gila adik ya..!
Udah.., ikutin aja..! katanya lagi.
Gw pun mengikuti petunjuknya. Gw berpegangan pada bathtub dan menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar dengan pantatku. Gw tahu adikku bisa melihat dengan jelas vagina Gw dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Gw dari belakang.
uhhhhhh..! %@!#$&tt..! Gw menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga vagina Gw.
Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena tangan adikku yang bebas kini meremas-remas payudara Gw. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10 menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Gw rasakan lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lalu berciuman lagi untuk waktu yang cukup lama.
Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamar gw ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lalu sekitar jam 2 malam, adik gw akan datang dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai kelelahan. Kini setelah Gw di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada kesempatan. Kalau bukan Gw yang ke Sukabumi, maka dia yang akan datang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Saat ini Gw mulai berani menelan sperma yang dikeluarkan oleh adik kandung gw sendiri! Begitulah cerita dewasa sedarah itu terjadi, dan terus terang gw kecanduan ngentot ama adik gw sampai sekarang!
Gw anak yang paling tua dari tiga bersaudara. Gw mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Umurku berbeda 1 tahun dengan adik lelakiku namu adik perempuanku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yang tomboy dan suka maksa pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan adikku yang tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.
Waktu kecil, Gw sering mandi bersama bersama adik gw, tetapi sejak dia masuk Sekolah Dasar, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu, Gw masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis adik gw. Sejak saat itu, Gw tidak pernah melihat lagi penis adik gw. Sampai suatu hari, Gw sedang asyik telpon dengan teman cewekku. Gw telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali dan Gw kebelet pengen pipis. Benar-benar kebelet pipis sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Gw berlari menuju ke toilet terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.
hallow..! Siapa di dalam buka dong..! Udah nggak tahan..! Gw berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi
Iyaaaaaaa..! Wait..! ternyata adikku yang di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.
Nggak bisa nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.
aduhhhhhhhh..... Gw benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.
kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.
Ada apa sih kak? katanya.
Tanpa menjawab pertanyaannya, Gw langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung Gw jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.
criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.
Kulihat adikku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.
Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.
Waitttt..! Udah nggak kuat nih, kata Gw.
Sebenarnya Gw tidak mau menurunkan pandangan mata Gw ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh burungnya si adik gw.
hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.
Gw takut tertangkap basah melihat kontolnya, cepat-cepat kunaikkan lagi mata Gw melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mata Gw lagi. Sialan..! Dia lihat vagina Gw yang lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan kulupnya masih menutupi helm penisnya.
Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.
o0oooo.. Kayak gitu ya Kak..? katanya sambil tetap melihat ke vagina Gw.
Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung saja Gw berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.
Kletokkkk..! kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.
Ya... basah deh rok kakak... katGw melihat ke rok dan celana dalamku.
Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.
Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.
Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.
Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.
Waktu itu Gw bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Gw jijik pake rok dan celana dalam yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya.
Udah.., pake aja handuk Gw kak! kata adikku.
Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan kontolnya mengkerut lagi.
Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.
Gw lalu membuka celana dalam gw yang warnanya merah muda, lalu dilanjutkan dengan membuka rok. Kelihatan lagi deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, dia memang memperhatikan Gw yang tanpa celana.
kakak Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? kakakaka..! katanya sambil nyengir.
Sialan, dia menghina vagina Gw, Daripada culun kayak punya lhoo..! kata Gw sambil memukul bahu adik gw.
Eh tiba-tiba dia berkelit, wakzzzzzz..! katanya.
Karena Gw memukul dengan sekuat tenaga, akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.
Iiihhh.., rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, Huh..! kakak sih..!
kak.. kata Kakak tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..? katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.
Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.
Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..? kata Gw mengejek dia.
Padahal Gw kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng Gw tanya, Gedein lagi bisa nggak..? kata Gw sambil mencibir.
Bisa..! Tapi kakak harus bantu dikit dong..! katanya lagi.
Megangin ya..? Wisssss.., ya nggak mau lah..! kataku.
Bukan..! kakak taruh ludah aja di atas kontolku..! jawabnya.
Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.
Gitu doang kan..? Mau kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Kakak pengen ngeludahin Kamu" ujarku
Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya, lalu Gw mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga Gw membuang ludahku, kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin gede, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. keren banget melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu itu. Gw benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul.
Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih merah. Gw jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.
Hehe... dia ke arahku. Masih culun nggak..? katanya lagi. Hehe..! Macho kan kak! katanya tetap tersenyum.
Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun Gw terangsang, tentu saja Gw tepis tangan itu.
Apaan sih dik..! kubuang tangannya ke kanan.
Kak..! Please kakkk.. Pegang aja kak... Nggak akan diapa-apain... Gw pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan dan mau memegang memek gw.
ehmmmm.. sebenarnya Gw mau jaga image, masa mau sih sama adik sendiri, tapi Gw juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh cowok di memek!hihihii...
Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..! akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.
Tangan adik gw lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali... Gw lihat penisnya sudah keras sekali, kini warnanya lebih kehitaman dibanding dengan sebelumnya. opppssttttt... Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasanya saat bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi semakin terangsang sehingga tanpa dapat ditahan, vagina Gw mengeluarkan cairan.
Hihihi.. kakak terangsang ya..?
Enak aja... sama adik mah mana bisa terangsang..! jawabku sambil merapatkan selangkangan gw agar cairannya tidak semakin keluar.
Ini basah banget apaan Kak..?
Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong padanya.
Kak... memek tu anget, empuk dan basah ya..?
Tau ah... Udah belum..? Gw berlagak sepertinya Gw menginginkan situasi itu berhenti, padahal sebenarnya Gw ingin tangan itu tetap berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.
Kak... gesek-gesek dikit ya..? pintanya.
Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..! Gw pura-pura tidak mau.
Dikit aja Kak... Please..!
Terserah adik aja deh..! Gw mengiyakan dengan nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih...
Tangan adik gw lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vagina Gw terbawa juga ke dalam.
uhhhhhh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulut gw. Rasanya nikmat sekali. Otot di dalam vagina Gw mulai terasa berdenyut. Lalu tangannya ditarik lagi, bibir vagina Gw ikut tertarik lagi.
Ouughhhhhhhhh..! akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.
Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.
Enak ya kak..?
Heeheee.., jawabku sambil memejamkan mata.
Tangan adik gw lalu mulai maju dan mundur, kadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, badan ini akan tersentak ke depan.
kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!
Kamu mau diapain..? jawab gw lalu membuka mata dan melihat ke arahnya.
Ya pegang-pegangin juga..! katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah kontolnya.
Kupikir egois juga jika Gw tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun tangan gw. Terasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di penisnya, dengan mudah Gw bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.
Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dengan satu tangan saling memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.
Tiba-tiba dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin aja yah..!
hooh Gw langsung mengiyakan karena Gw sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh.
Lalu dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan badannya dan memasukkan penisnya di antara selangkangan gw. Terasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dengan vagina Gw.
ohhhhh..! Gw kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.
Dek... masukin aja..! Kakak udah nggak tahan..! Gw benar-benar sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Gw akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke dalam memek Gw.
Iya Kak..!
Lalu dia menaikkan satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, dan tangan satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke itil Gw.
Gw terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku. Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang kurasa. Akhirnya Gw hanya bisa menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian Gw mengalami orgasme. Vagina Gw rasanya seperti tersedot-sedot dan seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.
ohhhhhh..! Gw tidak kuat untuk tidak berteriak.
Kulihat adik gw masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku terdorong sampai ke tembok.
Ouughhh..! katanya.
Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lalu badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di dalam vagina Gw.
Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh mengisi vagina Gw. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas payudara dan memilin putingnya.
Kak..! Kakak nungging, terus pegang bibir bathtub itu..! tiba-tiba dia berkata.
Wahh..! Gila adik ya..!
Udah.., ikutin aja..! katanya lagi.
Gw pun mengikuti petunjuknya. Gw berpegangan pada bathtub dan menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar dengan pantatku. Gw tahu adikku bisa melihat dengan jelas vagina Gw dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Gw dari belakang.
uhhhhhh..! %@!#$&tt..! Gw menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga vagina Gw.
Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena tangan adikku yang bebas kini meremas-remas payudara Gw. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10 menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Gw rasakan lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lalu berciuman lagi untuk waktu yang cukup lama.
Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamar gw ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lalu sekitar jam 2 malam, adik gw akan datang dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai kelelahan. Kini setelah Gw di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada kesempatan. Kalau bukan Gw yang ke Sukabumi, maka dia yang akan datang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Saat ini Gw mulai berani menelan sperma yang dikeluarkan oleh adik kandung gw sendiri! Begitulah cerita dewasa sedarah itu terjadi, dan terus terang gw kecanduan ngentot ama adik gw sampai sekarang!
Jumat, 26 Oktober 2012
Kenikmatan Perawan Ibu Guru
Kenikmatan Perawan Ibu Guru - Namaku SM dan sekarang umurku baru 19 tahun, dan perawakanku tinggi 171.5 cm dan kulitku sawo matang, sedangkan mataku berwarna coklat, dankisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata sekaligus pengalaman hidupku...
Tahun 2004 yang lalu... Saat ini aku sekolah di salah satu SMK yang ada di tanjung pinang (kepulauan riau). Sekolahku letaknya jauh di luar kota (kira2 20 km dari kota tempat tinggalku), dan sehari-hari aku pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula...
Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat dikantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku (berjilbab) sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja EKA), bu eka badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar, sedangkan pantatnya padat dan seksi, bu eka adalah guru kelasku yang mengajar mata pelajaran bahasa inggris, dan dalam hal pelajarannya aku selalu di puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat 8 (maaf bukan memuji diri sendiri!!)
Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu eka sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu.
Saat istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu itu, dan saat itu aku di suruh mengikutinya dari belakang. Jarak kami terlalu dekat sehingga saat aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu eka tersentuh penisku (karena bu eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya) yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kalas. Namun reaksi ibu eka hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah.
Sampai saat aku pulang menaiki bus jemputan kami... Aku dan temanku duduk paling belakang, sedangkan bu eka duduk di kursi deretan paling depan. Saat semua teman-temanku sudah turun semua (saat itu tinggal aku bu Eka dan supirnya) bu eka melirik nakal ke arahku, dan tiba tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku dia duduk paling pojok dekat dinding), dan dia menyuruhku pindah di sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya. Saat itu dia meminjan handphone ku , katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku (nokia tipe 6600) entah alasan atau apalah... Saat dia memegang hp ku tiba-tiba hp ku berbunyi, dan deringan hp ku saat itu berbubyi desahan wanita saat di kentot. aaaahhhhh... ahhhhshhhhshshh... oooooo... oooooohhhhhh dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon. Tanpa basa basi bu eka bilang "apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong". dengan nada berbisik. Yang membuatku nafsu. "jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu... " Saat itu kupasang ear phone dan langsung aku perlihatkan rekaman video porno yang ku dapat dari temanku.
Tanpa aku sadari bu eka meraba kontolku yang saat itu sedang tegang-tegangnya, dan dia terkejut, "wooow besar sekali anumu... " Padahal aku punya ngga gede-gede amat, panjangnya 15 cm dan diameternya 2.3 cm aja yaaa standart lahhhh... Dan terjadilah percakapan antara aku dan bu eka:
Saat itu dia berbisik padaku "aku masih perawan looo... " di iringi dengan desahan. Lalu jawabku "oh yaaa, saya juga masih perjaka bu... " bu eka: jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat... (tanpa basa basi lagi) lalu jawabku malu aku: "ngga ah bu , saya ngga berani!!" bu eka: "ayolah... (dengan nada memelas)" aku: "tapi di mana bu? (tanyaku!)" bu eka: "di hotel aja biar aman" aku: "tapi saya ngga punya uang bu" bu eka : "ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!"
Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun langsung beraksi tanpa basa basi lagi. ia melucuti bajunya satu persatu sambil di iringi dengan desahan... yang pertama ia lepaskan adalah jilbab yang menutupi kepalanya, lalu baju, kemudian rok panjangnya. dan tibala saat ia melepaskan bh nya, yang ku lihat saat itu adalah toket ibu yang putih mulus (mungkin karena sering di tutupi kalleeee) dan putingnya yang masih merah. dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya dia bertanya padaku... "mau bantuin ngga... " lalu hanya ku jawab dengan mengangguk saja. tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putis tipis.
yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. da n timbullah suara desahan yang membuata tegang kontolku ah... ahh... ahhhhshhhh... terruussss... ohhh... yeahhh... oooohhhhh... au... udahh dong ibu ngga tahan lagi... ooohhhh... yeah... o... o... oo... ohhhh... tanpa ku sadari ada cairan yang membasahi wajahku. cairan putih ituku hisap dan ku tumpahkan ke dalam mulutnya, ternyata bu eka suka "mau lagi donggg... " lalu aku kembali menghisap pepek bu eka yang basah dan licin kuat-kuat... "aaahhhh... ahhh... aarrgghh... uh... uh... uh... uh... ouuu... yeah... dan di sela teriiakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya crroot... crooot...
di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu eka dan selangkangannya ku buka lebar2, lalu ak u mencoba memasukkan kontolku ke dalam pepeknya bu eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. saat ku tekan kepala kontolku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak "ahhhh... ahhhh.ahhhhh... ahhhhh... , sakitttt... ahhh... pelan-pelan dong... " seakan tak perduli kutekan lagi. kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat "ahhhhhhh... aaaaaa... aaaauuuuu... , sakit... ohh... oh... ooghhhhhh... " aku paksakan saja... akhirnya tembus juga. "ahhhhhhhhhh... aaaaahhhhhh... , sakitttttttt... " bu eka berteriak keras sekali...
Sambil ku dorong kontontolku maju mundur pelan dan ku percepat goyanganku. "aahhhhhh... auhhhhhhhh... u.h... u.u... hh... a... u... u... hhhhh.hh.h.h. h... Dia terus menjerit kesakitan, dan sekitar 20 kali goyanganku aku terasa seperti mau keluar. Lalu aku arahkan kontolku ke mulutnya dan... croot... ... crroootttt... sekitar 5 kali muncrat mulut bu eka telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putoh kenta (maklum udah 2 minggu ngga ngocok)
Selang beberapa menit aku baru menyadari kalau pepek bu eka mengeluarkan cairan seperti darah. Lalu ibu eka cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi bu eka langsung menyepong kontolku sambil tiduran di lantai. Ternyata walaupun perawan bu eka pandai sekali berpose. Lalu ku pegang pinggul bu eka dan mengarahkan ke posisi menungging. Lalu aku arahkan kontolku ke pepek bu eka, lalu ku genjot lagi... ohhh... oh... o... h.h.h.h.hh... h.hhhhh... h... hhhhhhh... hhhhh... yeahhhhh oouu... yesssss... ooohhhhh... yeahhhhh... saat aku sudah mulai bosan ku cabut kontolku lalu ku arah kan ke buritnya "sakit ngga... " laluku jawab "paling dikit bu... " aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit lalu bu eka berkakta "ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa... " laluku kentot lagi pepeknya tapisekarang beda waktu aku memeasukkan kontolku ke dalam, baru sedikit saja sudah di telan oleh pepeknya. Ternyata pepek bu eka mirip dengan lumpur hidup. aku mengarahkan kontolku lagi ahhh... ahhh... ahhh... ahh... oooouuuhh... yeah... ou... ou... ohhhhhh... dan saat sekitar 15 kali goyangan ku bu eka melepaskan kontolku "aku mau keluar... " lalu ku jawab "aku juga bu... , kita keluarin di dalem aja buu... " "iya deeh jawabnya... " lalu kumasukkan lagi kontol ku kali ini aku menusukknya kuatkuat. aaahhhh... ahhhh... aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhhh... saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya crroooot... crootttt... aku mendengar kata-katanya "nikmat sekali... " Dan aku pun tidur sampai pagi dengan menancapkan kontolku di dalam pepeknya dengan posisi berhadapan ke samping...
Tahun 2004 yang lalu... Saat ini aku sekolah di salah satu SMK yang ada di tanjung pinang (kepulauan riau). Sekolahku letaknya jauh di luar kota (kira2 20 km dari kota tempat tinggalku), dan sehari-hari aku pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula...
Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat dikantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku (berjilbab) sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja EKA), bu eka badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar, sedangkan pantatnya padat dan seksi, bu eka adalah guru kelasku yang mengajar mata pelajaran bahasa inggris, dan dalam hal pelajarannya aku selalu di puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat 8 (maaf bukan memuji diri sendiri!!)
Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu eka sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu.
Saat istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu itu, dan saat itu aku di suruh mengikutinya dari belakang. Jarak kami terlalu dekat sehingga saat aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu eka tersentuh penisku (karena bu eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya) yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kalas. Namun reaksi ibu eka hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah.
Sampai saat aku pulang menaiki bus jemputan kami... Aku dan temanku duduk paling belakang, sedangkan bu eka duduk di kursi deretan paling depan. Saat semua teman-temanku sudah turun semua (saat itu tinggal aku bu Eka dan supirnya) bu eka melirik nakal ke arahku, dan tiba tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku dia duduk paling pojok dekat dinding), dan dia menyuruhku pindah di sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya. Saat itu dia meminjan handphone ku , katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku (nokia tipe 6600) entah alasan atau apalah... Saat dia memegang hp ku tiba-tiba hp ku berbunyi, dan deringan hp ku saat itu berbubyi desahan wanita saat di kentot. aaaahhhhh... ahhhhshhhhshshh... oooooo... oooooohhhhhh dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon. Tanpa basa basi bu eka bilang "apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong". dengan nada berbisik. Yang membuatku nafsu. "jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu... " Saat itu kupasang ear phone dan langsung aku perlihatkan rekaman video porno yang ku dapat dari temanku.
Tanpa aku sadari bu eka meraba kontolku yang saat itu sedang tegang-tegangnya, dan dia terkejut, "wooow besar sekali anumu... " Padahal aku punya ngga gede-gede amat, panjangnya 15 cm dan diameternya 2.3 cm aja yaaa standart lahhhh... Dan terjadilah percakapan antara aku dan bu eka:
Saat itu dia berbisik padaku "aku masih perawan looo... " di iringi dengan desahan. Lalu jawabku "oh yaaa, saya juga masih perjaka bu... " bu eka: jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat... (tanpa basa basi lagi) lalu jawabku malu aku: "ngga ah bu , saya ngga berani!!" bu eka: "ayolah... (dengan nada memelas)" aku: "tapi di mana bu? (tanyaku!)" bu eka: "di hotel aja biar aman" aku: "tapi saya ngga punya uang bu" bu eka : "ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!"
Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun langsung beraksi tanpa basa basi lagi. ia melucuti bajunya satu persatu sambil di iringi dengan desahan... yang pertama ia lepaskan adalah jilbab yang menutupi kepalanya, lalu baju, kemudian rok panjangnya. dan tibala saat ia melepaskan bh nya, yang ku lihat saat itu adalah toket ibu yang putih mulus (mungkin karena sering di tutupi kalleeee) dan putingnya yang masih merah. dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya dia bertanya padaku... "mau bantuin ngga... " lalu hanya ku jawab dengan mengangguk saja. tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putis tipis.
yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. da n timbullah suara desahan yang membuata tegang kontolku ah... ahh... ahhhhshhhh... terruussss... ohhh... yeahhh... oooohhhhh... au... udahh dong ibu ngga tahan lagi... ooohhhh... yeah... o... o... oo... ohhhh... tanpa ku sadari ada cairan yang membasahi wajahku. cairan putih ituku hisap dan ku tumpahkan ke dalam mulutnya, ternyata bu eka suka "mau lagi donggg... " lalu aku kembali menghisap pepek bu eka yang basah dan licin kuat-kuat... "aaahhhh... ahhh... aarrgghh... uh... uh... uh... uh... ouuu... yeah... dan di sela teriiakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya crroot... crooot...
di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu eka dan selangkangannya ku buka lebar2, lalu ak u mencoba memasukkan kontolku ke dalam pepeknya bu eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. saat ku tekan kepala kontolku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak "ahhhh... ahhhh.ahhhhh... ahhhhh... , sakitttt... ahhh... pelan-pelan dong... " seakan tak perduli kutekan lagi. kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat "ahhhhhhh... aaaaaa... aaaauuuuu... , sakit... ohh... oh... ooghhhhhh... " aku paksakan saja... akhirnya tembus juga. "ahhhhhhhhhh... aaaaahhhhhh... , sakitttttttt... " bu eka berteriak keras sekali...
Sambil ku dorong kontontolku maju mundur pelan dan ku percepat goyanganku. "aahhhhhh... auhhhhhhhh... u.h... u.u... hh... a... u... u... hhhhh.hh.h.h. h... Dia terus menjerit kesakitan, dan sekitar 20 kali goyanganku aku terasa seperti mau keluar. Lalu aku arahkan kontolku ke mulutnya dan... croot... ... crroootttt... sekitar 5 kali muncrat mulut bu eka telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putoh kenta (maklum udah 2 minggu ngga ngocok)
Selang beberapa menit aku baru menyadari kalau pepek bu eka mengeluarkan cairan seperti darah. Lalu ibu eka cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi bu eka langsung menyepong kontolku sambil tiduran di lantai. Ternyata walaupun perawan bu eka pandai sekali berpose. Lalu ku pegang pinggul bu eka dan mengarahkan ke posisi menungging. Lalu aku arahkan kontolku ke pepek bu eka, lalu ku genjot lagi... ohhh... oh... o... h.h.h.h.hh... h.hhhhh... h... hhhhhhh... hhhhh... yeahhhhh oouu... yesssss... ooohhhhh... yeahhhhh... saat aku sudah mulai bosan ku cabut kontolku lalu ku arah kan ke buritnya "sakit ngga... " laluku jawab "paling dikit bu... " aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit lalu bu eka berkakta "ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa... " laluku kentot lagi pepeknya tapisekarang beda waktu aku memeasukkan kontolku ke dalam, baru sedikit saja sudah di telan oleh pepeknya. Ternyata pepek bu eka mirip dengan lumpur hidup. aku mengarahkan kontolku lagi ahhh... ahhh... ahhh... ahh... oooouuuhh... yeah... ou... ou... ohhhhhh... dan saat sekitar 15 kali goyangan ku bu eka melepaskan kontolku "aku mau keluar... " lalu ku jawab "aku juga bu... , kita keluarin di dalem aja buu... " "iya deeh jawabnya... " lalu kumasukkan lagi kontol ku kali ini aku menusukknya kuatkuat. aaahhhh... ahhhh... aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhhh... saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya crroooot... crootttt... aku mendengar kata-katanya "nikmat sekali... " Dan aku pun tidur sampai pagi dengan menancapkan kontolku di dalam pepeknya dengan posisi berhadapan ke samping...
Aku dan Anak Majikanku
Aku dan Anak Majikanku - Lima bulan sudah aku bekerja sebagai seorang pembantu rumahtangga di keluarga Pak Umar. Aku memang bukan seorang yang makan ilmu bertumpuk, hanya lulusan SD saja di kampungku. Tetapi karena niatku untuk bekerja memang sudah tidak bisa ditahan lagi, akhirnya aku pergi ke kota jakarta, dan beruntung bisa memperoleh majikan yang baik dan bisa memperhatikan kesejahteraanku.
Ibu umar pernah berkata kepadaku bahwa beliau menerimaku menjadi pembantu rumahtangga dirumahnya lantaran usiaku yang relatif masih muda. Beliau tak tega melihatku luntang-lantung di kota besar ini. "Jangan-jangan kamu nanti malah dijadikan wanita panggilan oleh para calo WTS yang tidak bertanggungjawab." Itulah yang diucapkan beliau kepadaku.
Usiaku memang masih 18 tahun dan terkadang aku sadar bahwa aku memang lumayan cantik, berbeda dengan para gadis desa di kampungku. Pantas saja jika Ibu umar berkata begitu terhadapku.
Namun akhir-akhir ini ada sesuatu yang mengganggu pikiranku, yakni tentang perlakuan anak majikanku Mas Anto terhadapku. Mas Anto adalah anak bungsu keluarga Bapak umar. Dia masih kuliah di semester 4, sedangkan kedua kakaknya telah berkeluarga. Mas Anto baik dan sopan terhadapku, hingga aku jadi aga segan bila berada di dekatnya. Sepertinya ada sesuatu yang bergetar di hatiku. Jika aku ke pasar, Mas Anto tak segan untuk mengantarkanku. Bahkan ketika naik mobil aku tidak diperbolehkan duduk di jok belakang, harus di sampingnya. Ahh.. Aku selalu jadi merasa tak Enak. Pernah suatu malam sekitar pukul 20.00, Mas anto hendak membikin mie instan di dapur, aku bergegas mengambil alih dengan alasan bahwa yang dilakukannya pada dasarnya adalah tugas dan kewajibanku untuk bisa melayani majikanku. Tetapi yang terjadi Mas Anto justru berkata kepadaku, "Nggak usah, Sarni. Biar aku saja, ngga apa-apa kok.."
"Nggak.. nggak apa-apa kok, Mas", jawabku tersipu sembari menyalakan kompor gas.
Tiba-tiba Mas Anto menyentuh pundakku. Dengan lirih dia berucap, "Kamu sudah capek seharian bekerja, Sarni. Tidurlah, besok kamu harus bangun khan.."
Aku hanya tertunduk tanpa bisa berbuat apa-apa. Mas Anto kemudian melanjutkan memasak. Namun aku tetap termangu di sudut dapur. Hingga kembali Mas Anto menegurku.
"Sarni, kenapa belum masuk ke kamarmu. Nanti kalau kamu kecapekan dan terus sakit, yang repot kan kita juga. Sudahlah, aku bisa masak sendiri kalau hanya sekedar bikin mie seperti ini."
Belum juga habis ingatanku saat kami berdua sedang nonton televisi di ruang tengah, sedangkan Bapak dan Ibu Umar sedang tidak berada di rumah. Entah kenapa tiba-tiba Mas Anto memandangiku dengan lembut. Pandangannya membuatku jadi salah tingkah.
"Kamu cantik, Sarni."
Aku cuma tersipu dan berucap,
"Teman-teman Mas Anto di kampus kan lebih cantik-cantik, apalagi mereka kan orang-orang kaya dan pandai."
"Tapi kamu lain, Sarni. Pernah tidak kamu membayangkan jika suatu saat ada anak majikan mencintai pembantu rumahtangganya sendiri?"
"Ah.. Mas Anto ini ada-ada saja. Mana ada cerita seperti itu", jawabku.
"Kalau kenyataannya ada, bagaimana?"
"Iya.. nggak tahu deh, Mas."
Kata-katanya itu yang hingga saat ini membuatku selalu gelisah. Apa benar yang dikatakan oleh Mas Anto bahwa ia mencintaiku? Bukankah dia anak majikanku yang tentunya orang kaya dan terhormat, sedangkan aku cuma seorang pembantu rumahtangga? Ah, pertanyaan itu selalu terngiang di benakku.
Tibalah aku memasuki bulan ke tujuh masa kerjaku. Sore ini cuaca memang sedang hujan meski tak seberapa lebat. Mobil Mas Anto memasuki garasi. Kulihat pemuda ini berlari menuju teras rumah. Aku bergegas menghampirinya dengan membawa handuk untuk menyeka tubuhnya.
"Bapak belum pulang?" tanyanya padaku.
"Belum, Mas."
"Ibu.. pergi..?"
"Ke rumah Bude Mami, begitu ibu bilang."
Mas Anto yang sedang duduk di sofa ruang tengah kulihat masih tak berhenti menyeka kepalanya sembari membuka bajunya yang rada basah. Aku yang telah menyiapkan segelas kopi susu panas menghampirinya. Saat aku hampir meninggalkan ruang tengah, kudengar Mas anto memanggilku. Kembali aku menghampirinya.
"Kamu tiba-tiba membikinkan aku minuman hangat, padahal aku tidak menyuruhmu kan", ucap Mas Anto sembari bangkit dari tempat duduknya.
"Santi, aku mau bilang bahwa aku menyukaimu."
"Maksud Mas Apa bagaimana?"
"Apa aku perlu jelaskan?" sahut Mas Anto padaku.
Tanpa sadar aku kini berhadap-hadapan dengan Mas Anto dengan jarak yang sangat dekat, bahkan bisa dikatakan terlampau dekat. Mas Anto meraih kedua tanganku untuk digenggamnya, dengan sedikit tarikan yang dilakukannya maka tubuhku telah dalam posisi sedikit terangkat merapat di tubuhnya. Sudah pasti dan otomatis pula aku semakin dapat menikmati wajah ganteng yang rada basah akibat guyuran hujan tadi. Demikian pula Mas Anto yang semakin dapat pula menikmati wajah bulatku yang dihiasi bundarnya bola mataku dan mungilnya hidungku.
Kami berdua tak bisa berkata-kata lagi, hanya saling melempar pandang dengan dalam tanpa tahu rasa masing-masing dalam hati. Tiba-tiba entah karena dorongan rasa yang seperti apa dan bagaimana bibir Mas Anto menciumi setiap lekuk mukaku yang segera setelah sampai pada bagian bibirku, aku membalas pagutan ciumannya. Kurasakan tangan MasAnto merambah naik ke arah dadaku, pada bagian gumpalan dadaku tangannya meremas lembut yang membuatku tanpa sadar mendesah dan bahkan menjerit lembut. Sampai disini begitu campur aduk perasaanku, aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan takut yang entah bagaimana aku harus melawannya. Namun campuran rasa yang demikian ini segera terhapus oleh rasa nikmat yang mulai bisa menikmatinya, aku terus melayani dan membalas setiap ciuman bibirnya yang di arahkan pada bibirku berikut setiap lekuk yang ada di bagian dadaku. Aku semakin tak kuat menahan rasa, aku menggelinjang kecil menahan desakan dan gelora yang semakin memanas.
Ia mulai melepas satu demi satu kancing baju yang kukenakan, sampailah aku telanjang dada hingga buah dada yang begitu ranum menonjol dan memperlihatkan diri pada Mas Anto. Semakin saja Mas Anto memainkan bibirnya pada ujung buah dadaku, dikulumnya, diciuminya, bahkan ia menggigitnya. Golak dan getaran yang tak pernah kurasa sebelumnya, aku kini melayang, terbang, aku ingin menikmati langkah berikutnya, aku merasakan sebuah kenikmatan tanpa batas untuk saat ini.
Aku telah mencoba untuk memerangi gejolak yang meletup bak gunung yang akan memuntahkan isi kawahnya. Namun suara hujan yang kian menderas, serta situasi rumah yang hanya tinggal kami berdua, serta bisik goda yang aku tak tahu darimana datangnya, kesemua itu membuat kami berdua semakin larut dalam permainan cinta ini. Pagutan dan rabaan Mas Anto ke seluruh tubuhku, membuatku pasrah dalam rintihan kenikmatan yang kurasakan. Tangan Mas Anto mulai mereteli pakaian yang dikenakan, iapun telanjang bulat kini. Aku tak tahan lagi, segera ia menarik dengan keras celana dalam yang kukenakan. Tangannya terus saja menggerayangi sekujur tubuhku. Kemudian pada saat tertentu tangannya membimbing tanganku untuk menuju tempat yang diharapkan, dibagian bawah tubuhnya. Mas Anto dan terdengar merintih.
Buah dadaku yang mungil dan padat tak pernah lepas dari remasan tangan Mas Anto. Sementara tubuhku yang telah telentang di bawah tubuh Mas Anto menggeliat-liat seperti cacing kepanasan. Hingga lenguhan di antara kami mulai terdengar sebagai tanda permainan ini telah usai. Keringat ada di sana-sini sementara pakaian kami terlihat berserakan dimana-mana. Ruang tengah ini menjadi begitu berantakan terlebih sofa tempat kami bermain cinta denga penuh gejolak.
Ketika senja mulai datang, usailah pertempuran nafsuku dengan nafsu Mas Anto. Kami duduk di sofa, tempat kami tadi melakukan sebuah permainan cinta, dengan rasa sesal yang masing-masing berkecamuk dalam hati. "Aku tidak akan mempermainkan kamu, Sarni. Aku lakukan ini karena aku mencintai kamu. Aku sungguh-sungguh, Sarni. Kamu mau mencintaiku kan..?" Aku terdiam tak mampu menjawab sepatah katapun.
Mas Anto menyeka butiran air bening di sudut mataku, lalu mencium pipiku. Seolah dia menyatakan bahwa hasrat hatinya padaku adalah kejujuran cintanya, dan akan mampu membuatku yakin akan ketulusannya. Meski aku tetap bertanya dalam sesalku, "Mungkinkah Mas Anto akan sanggup menikahiku yang hanya seorang pembantu rumahtangga?"
Sekitar pukul 19.30 malam, barulah rumah ini tak berbeda dengan waktu-waktu kemarin. Bapak dan Ibu umar seperti biasanya tengah menikmati tayangan acara televisi, dan Mas Anto mendekam di kamarnya. Yah, seolah tak ada peristiwa apa-apa yang pernah terjadi di ruang tengah itu.
Sejak permainan cinta yang penuh nafsu itu kulakukan dengan Mas Anto, waktu yang berjalanpun tak terasa telah memaksa kami untuk terus bisa mengulangi lagi nikmat dan indahnya permainan cinta tersebut. Dan yang pasti aku menjadi seorang yang harus bisa menuruti kemauan nafsu yang ada dalam diri. Tak peduli lagi siang atau malam, di sofa ataupun di dapur, asalkan keadaan rumah lagi sepi, kami selalu tenggelam hanyut dalam permainan cinta denga gejolak nafsu birahi. Selalu saja setiap kali aku membayangkan sebuah gaya dalam permainan cinta, tiba-tiba nafsuku bergejolak ingin segera saja rasanya melakukan gaya yang sedang melintas dalam benakku tersebut. Kadang aku pun melakukannya sendiri di kamar dengan membayangkan wajah Mas Anto. Bahkan ketika di rumah sedang ada Ibu umar namun tiba-tiba nafsuku bergejolak, aku masuk kamar mandi dan memberi isyarat pada Mas Anto untuk menyusulnya. Untung kamar mandi bagi pembantu di keluarga ini letaknya ada di belakang jauh dari jangkauan tuan rumah. Aku melakukannya di sana dengan penuh gejolak di bawah guyuran air mandi, dengan lumuran busa sabun di sana-sini yang rasanya membuatku semakin saja menikmati sebuah rasa tanpa batas tentang kenikmatan.
Walau setiap kali usai melakukan hal itu dengan Mas Anto, aku selalu dihantui oleh sebuah pertanyaan yang itu-itu lagi dan dengan mudah mengusik benakku: "Bagaimana jika aku hamil nanti? Bagaimana jika Mas Anto malu mengakuinya, apakah keluarga Bapak Umar mau merestui kami berdua untuk menikah sekaligus sudi menerimaku sebagai menantu? Ataukah aku bakal di usir dari rumah ini? Atau juga pasti aku disuruh untuk menggugurkan kandungan ini?" Ah.. pertanyaan ini benar-benar membuatku seolah gila dan ingin menjerit sekeras mungkin. Apalagi Mas Anto selama ini hanya berucap: "Aku mencintaimu, Sarni." Seribu juta kalipun kata itu terlontar dari mulut Mas Anto, tidak akan berarti apa-apa jika Mas Anto tetap diam tak berterus terang dengan keluarganya atas apa yang telah terjadi dengan kami berdua.
Akhirnya terjadilah apa yang selama ini kutakutkan, bahwa aku mulai sering mual dan muntah, yah.. aku hamil! Mas Anto mulai gugup dan panik atas kejadian ini.
"Kenapa kamu bisa hamil sih?" Aku hanya diam tak menjawab.
"Bukankah aku sudah memberimu pil supaya kamu nggak hamil. Kalau begini kita yang repot juga.."
"Kenapa mesti repot Mas? Bukankah Mas Anto sudah berjanji akan menikahi Sarni?"
"Iya.. iya.. tapi tidak secepat ini Santi. Aku masih mencintaimu, dan aku pasti akan menikahimu, dan aku pasti akan menikahimu. Tetapi bukan sekarang. Aku butuh waktu yang tepat untuk bicara dengan Bapak dan Ibu bahwa aku mencintaimu.."
Yah.. setiap kali aku mengeluh soal perutku yang kian bertambah usianya dari hari ke hari dan berganti dengan minggu, Mas Anto selalu kebingungan sendiri dan tak pernah mendapatkan jalan keluar. Aku jadi semakin terpojok oleh kondisi dalam rahim yang tentunya kian membesar.
Genap pada usia tiga bulan kehamilanku, keteguhkan hatiku untuk melangkahkan kaki pergi dari rumah keluarga Bapak umar. Kutinggalkan semua kenangan duka maupun suka yang selama ini kuperoleh di rumah ini. Aku tidak akan menyalahkan Mas Anto. Ini semua salahku yang tak mampu menjaga kekuatan dinding imanku.
Subuh pagi ini aku meninggalkan rumah ini tanpa pamit, setelah kusiapkan sarapan dan sepucuk surat di meja makan yang isinya bahwa aku pergi karena merasa bersalah terhadap keluarga Bapak Umar.
Hampir setahun setelah kepergianku dari keluarga Bapak umar, Aku kini telah menikmati kehidupanku sendiri yang tak selayaknya aku jalani, namun aku bahagia. Hingga pada suatu pagi aku membaca surat pembaca di tabloid terkenal. Surat itu isinya bahwa seorang pemuda Anto mencari dan mengharapkan isterinya yang bernama Sarni untuk segera pulang. Pemuda itu tampak sekali berharap bisa bertemu lagi dengan si calon isterinya karena dia begitu mencintainya.
Aku tahu dan mengerti benar siapa calon isterinya. Namun aku sudah tidak ingin lagi dan pula aku tidak pantas untuk berada di rumah itu lagi, rumah tempat tinggal pemuda bernama Anto itu. Aku sudah tenggelam dalam kubangan ini. Andai saja Mas Anto suka pergi ke lokalisasi, tentu dia tidak perlu harus menulis surat pembaca itu. Mas Anto pasti akan menemukan calon istrinya yang sangat dicintainya. Agar Mas Anto pun mengerti bahwa hingga kini aku masih merindukan kehangatan cintanya. Cinta yang pertama dan terakhir bagiku.
Ibu umar pernah berkata kepadaku bahwa beliau menerimaku menjadi pembantu rumahtangga dirumahnya lantaran usiaku yang relatif masih muda. Beliau tak tega melihatku luntang-lantung di kota besar ini. "Jangan-jangan kamu nanti malah dijadikan wanita panggilan oleh para calo WTS yang tidak bertanggungjawab." Itulah yang diucapkan beliau kepadaku.
Usiaku memang masih 18 tahun dan terkadang aku sadar bahwa aku memang lumayan cantik, berbeda dengan para gadis desa di kampungku. Pantas saja jika Ibu umar berkata begitu terhadapku.
Namun akhir-akhir ini ada sesuatu yang mengganggu pikiranku, yakni tentang perlakuan anak majikanku Mas Anto terhadapku. Mas Anto adalah anak bungsu keluarga Bapak umar. Dia masih kuliah di semester 4, sedangkan kedua kakaknya telah berkeluarga. Mas Anto baik dan sopan terhadapku, hingga aku jadi aga segan bila berada di dekatnya. Sepertinya ada sesuatu yang bergetar di hatiku. Jika aku ke pasar, Mas Anto tak segan untuk mengantarkanku. Bahkan ketika naik mobil aku tidak diperbolehkan duduk di jok belakang, harus di sampingnya. Ahh.. Aku selalu jadi merasa tak Enak. Pernah suatu malam sekitar pukul 20.00, Mas anto hendak membikin mie instan di dapur, aku bergegas mengambil alih dengan alasan bahwa yang dilakukannya pada dasarnya adalah tugas dan kewajibanku untuk bisa melayani majikanku. Tetapi yang terjadi Mas Anto justru berkata kepadaku, "Nggak usah, Sarni. Biar aku saja, ngga apa-apa kok.."
"Nggak.. nggak apa-apa kok, Mas", jawabku tersipu sembari menyalakan kompor gas.
Tiba-tiba Mas Anto menyentuh pundakku. Dengan lirih dia berucap, "Kamu sudah capek seharian bekerja, Sarni. Tidurlah, besok kamu harus bangun khan.."
Aku hanya tertunduk tanpa bisa berbuat apa-apa. Mas Anto kemudian melanjutkan memasak. Namun aku tetap termangu di sudut dapur. Hingga kembali Mas Anto menegurku.
"Sarni, kenapa belum masuk ke kamarmu. Nanti kalau kamu kecapekan dan terus sakit, yang repot kan kita juga. Sudahlah, aku bisa masak sendiri kalau hanya sekedar bikin mie seperti ini."
Belum juga habis ingatanku saat kami berdua sedang nonton televisi di ruang tengah, sedangkan Bapak dan Ibu Umar sedang tidak berada di rumah. Entah kenapa tiba-tiba Mas Anto memandangiku dengan lembut. Pandangannya membuatku jadi salah tingkah.
"Kamu cantik, Sarni."
Aku cuma tersipu dan berucap,
"Teman-teman Mas Anto di kampus kan lebih cantik-cantik, apalagi mereka kan orang-orang kaya dan pandai."
"Tapi kamu lain, Sarni. Pernah tidak kamu membayangkan jika suatu saat ada anak majikan mencintai pembantu rumahtangganya sendiri?"
"Ah.. Mas Anto ini ada-ada saja. Mana ada cerita seperti itu", jawabku.
"Kalau kenyataannya ada, bagaimana?"
"Iya.. nggak tahu deh, Mas."
Kata-katanya itu yang hingga saat ini membuatku selalu gelisah. Apa benar yang dikatakan oleh Mas Anto bahwa ia mencintaiku? Bukankah dia anak majikanku yang tentunya orang kaya dan terhormat, sedangkan aku cuma seorang pembantu rumahtangga? Ah, pertanyaan itu selalu terngiang di benakku.
Tibalah aku memasuki bulan ke tujuh masa kerjaku. Sore ini cuaca memang sedang hujan meski tak seberapa lebat. Mobil Mas Anto memasuki garasi. Kulihat pemuda ini berlari menuju teras rumah. Aku bergegas menghampirinya dengan membawa handuk untuk menyeka tubuhnya.
"Bapak belum pulang?" tanyanya padaku.
"Belum, Mas."
"Ibu.. pergi..?"
"Ke rumah Bude Mami, begitu ibu bilang."
Mas Anto yang sedang duduk di sofa ruang tengah kulihat masih tak berhenti menyeka kepalanya sembari membuka bajunya yang rada basah. Aku yang telah menyiapkan segelas kopi susu panas menghampirinya. Saat aku hampir meninggalkan ruang tengah, kudengar Mas anto memanggilku. Kembali aku menghampirinya.
"Kamu tiba-tiba membikinkan aku minuman hangat, padahal aku tidak menyuruhmu kan", ucap Mas Anto sembari bangkit dari tempat duduknya.
"Santi, aku mau bilang bahwa aku menyukaimu."
"Maksud Mas Apa bagaimana?"
"Apa aku perlu jelaskan?" sahut Mas Anto padaku.
Tanpa sadar aku kini berhadap-hadapan dengan Mas Anto dengan jarak yang sangat dekat, bahkan bisa dikatakan terlampau dekat. Mas Anto meraih kedua tanganku untuk digenggamnya, dengan sedikit tarikan yang dilakukannya maka tubuhku telah dalam posisi sedikit terangkat merapat di tubuhnya. Sudah pasti dan otomatis pula aku semakin dapat menikmati wajah ganteng yang rada basah akibat guyuran hujan tadi. Demikian pula Mas Anto yang semakin dapat pula menikmati wajah bulatku yang dihiasi bundarnya bola mataku dan mungilnya hidungku.
Kami berdua tak bisa berkata-kata lagi, hanya saling melempar pandang dengan dalam tanpa tahu rasa masing-masing dalam hati. Tiba-tiba entah karena dorongan rasa yang seperti apa dan bagaimana bibir Mas Anto menciumi setiap lekuk mukaku yang segera setelah sampai pada bagian bibirku, aku membalas pagutan ciumannya. Kurasakan tangan MasAnto merambah naik ke arah dadaku, pada bagian gumpalan dadaku tangannya meremas lembut yang membuatku tanpa sadar mendesah dan bahkan menjerit lembut. Sampai disini begitu campur aduk perasaanku, aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan takut yang entah bagaimana aku harus melawannya. Namun campuran rasa yang demikian ini segera terhapus oleh rasa nikmat yang mulai bisa menikmatinya, aku terus melayani dan membalas setiap ciuman bibirnya yang di arahkan pada bibirku berikut setiap lekuk yang ada di bagian dadaku. Aku semakin tak kuat menahan rasa, aku menggelinjang kecil menahan desakan dan gelora yang semakin memanas.
Ia mulai melepas satu demi satu kancing baju yang kukenakan, sampailah aku telanjang dada hingga buah dada yang begitu ranum menonjol dan memperlihatkan diri pada Mas Anto. Semakin saja Mas Anto memainkan bibirnya pada ujung buah dadaku, dikulumnya, diciuminya, bahkan ia menggigitnya. Golak dan getaran yang tak pernah kurasa sebelumnya, aku kini melayang, terbang, aku ingin menikmati langkah berikutnya, aku merasakan sebuah kenikmatan tanpa batas untuk saat ini.
Aku telah mencoba untuk memerangi gejolak yang meletup bak gunung yang akan memuntahkan isi kawahnya. Namun suara hujan yang kian menderas, serta situasi rumah yang hanya tinggal kami berdua, serta bisik goda yang aku tak tahu darimana datangnya, kesemua itu membuat kami berdua semakin larut dalam permainan cinta ini. Pagutan dan rabaan Mas Anto ke seluruh tubuhku, membuatku pasrah dalam rintihan kenikmatan yang kurasakan. Tangan Mas Anto mulai mereteli pakaian yang dikenakan, iapun telanjang bulat kini. Aku tak tahan lagi, segera ia menarik dengan keras celana dalam yang kukenakan. Tangannya terus saja menggerayangi sekujur tubuhku. Kemudian pada saat tertentu tangannya membimbing tanganku untuk menuju tempat yang diharapkan, dibagian bawah tubuhnya. Mas Anto dan terdengar merintih.
Buah dadaku yang mungil dan padat tak pernah lepas dari remasan tangan Mas Anto. Sementara tubuhku yang telah telentang di bawah tubuh Mas Anto menggeliat-liat seperti cacing kepanasan. Hingga lenguhan di antara kami mulai terdengar sebagai tanda permainan ini telah usai. Keringat ada di sana-sini sementara pakaian kami terlihat berserakan dimana-mana. Ruang tengah ini menjadi begitu berantakan terlebih sofa tempat kami bermain cinta denga penuh gejolak.
Ketika senja mulai datang, usailah pertempuran nafsuku dengan nafsu Mas Anto. Kami duduk di sofa, tempat kami tadi melakukan sebuah permainan cinta, dengan rasa sesal yang masing-masing berkecamuk dalam hati. "Aku tidak akan mempermainkan kamu, Sarni. Aku lakukan ini karena aku mencintai kamu. Aku sungguh-sungguh, Sarni. Kamu mau mencintaiku kan..?" Aku terdiam tak mampu menjawab sepatah katapun.
Mas Anto menyeka butiran air bening di sudut mataku, lalu mencium pipiku. Seolah dia menyatakan bahwa hasrat hatinya padaku adalah kejujuran cintanya, dan akan mampu membuatku yakin akan ketulusannya. Meski aku tetap bertanya dalam sesalku, "Mungkinkah Mas Anto akan sanggup menikahiku yang hanya seorang pembantu rumahtangga?"
Sekitar pukul 19.30 malam, barulah rumah ini tak berbeda dengan waktu-waktu kemarin. Bapak dan Ibu umar seperti biasanya tengah menikmati tayangan acara televisi, dan Mas Anto mendekam di kamarnya. Yah, seolah tak ada peristiwa apa-apa yang pernah terjadi di ruang tengah itu.
Sejak permainan cinta yang penuh nafsu itu kulakukan dengan Mas Anto, waktu yang berjalanpun tak terasa telah memaksa kami untuk terus bisa mengulangi lagi nikmat dan indahnya permainan cinta tersebut. Dan yang pasti aku menjadi seorang yang harus bisa menuruti kemauan nafsu yang ada dalam diri. Tak peduli lagi siang atau malam, di sofa ataupun di dapur, asalkan keadaan rumah lagi sepi, kami selalu tenggelam hanyut dalam permainan cinta denga gejolak nafsu birahi. Selalu saja setiap kali aku membayangkan sebuah gaya dalam permainan cinta, tiba-tiba nafsuku bergejolak ingin segera saja rasanya melakukan gaya yang sedang melintas dalam benakku tersebut. Kadang aku pun melakukannya sendiri di kamar dengan membayangkan wajah Mas Anto. Bahkan ketika di rumah sedang ada Ibu umar namun tiba-tiba nafsuku bergejolak, aku masuk kamar mandi dan memberi isyarat pada Mas Anto untuk menyusulnya. Untung kamar mandi bagi pembantu di keluarga ini letaknya ada di belakang jauh dari jangkauan tuan rumah. Aku melakukannya di sana dengan penuh gejolak di bawah guyuran air mandi, dengan lumuran busa sabun di sana-sini yang rasanya membuatku semakin saja menikmati sebuah rasa tanpa batas tentang kenikmatan.
Walau setiap kali usai melakukan hal itu dengan Mas Anto, aku selalu dihantui oleh sebuah pertanyaan yang itu-itu lagi dan dengan mudah mengusik benakku: "Bagaimana jika aku hamil nanti? Bagaimana jika Mas Anto malu mengakuinya, apakah keluarga Bapak Umar mau merestui kami berdua untuk menikah sekaligus sudi menerimaku sebagai menantu? Ataukah aku bakal di usir dari rumah ini? Atau juga pasti aku disuruh untuk menggugurkan kandungan ini?" Ah.. pertanyaan ini benar-benar membuatku seolah gila dan ingin menjerit sekeras mungkin. Apalagi Mas Anto selama ini hanya berucap: "Aku mencintaimu, Sarni." Seribu juta kalipun kata itu terlontar dari mulut Mas Anto, tidak akan berarti apa-apa jika Mas Anto tetap diam tak berterus terang dengan keluarganya atas apa yang telah terjadi dengan kami berdua.
Akhirnya terjadilah apa yang selama ini kutakutkan, bahwa aku mulai sering mual dan muntah, yah.. aku hamil! Mas Anto mulai gugup dan panik atas kejadian ini.
"Kenapa kamu bisa hamil sih?" Aku hanya diam tak menjawab.
"Bukankah aku sudah memberimu pil supaya kamu nggak hamil. Kalau begini kita yang repot juga.."
"Kenapa mesti repot Mas? Bukankah Mas Anto sudah berjanji akan menikahi Sarni?"
"Iya.. iya.. tapi tidak secepat ini Santi. Aku masih mencintaimu, dan aku pasti akan menikahimu, dan aku pasti akan menikahimu. Tetapi bukan sekarang. Aku butuh waktu yang tepat untuk bicara dengan Bapak dan Ibu bahwa aku mencintaimu.."
Yah.. setiap kali aku mengeluh soal perutku yang kian bertambah usianya dari hari ke hari dan berganti dengan minggu, Mas Anto selalu kebingungan sendiri dan tak pernah mendapatkan jalan keluar. Aku jadi semakin terpojok oleh kondisi dalam rahim yang tentunya kian membesar.
Genap pada usia tiga bulan kehamilanku, keteguhkan hatiku untuk melangkahkan kaki pergi dari rumah keluarga Bapak umar. Kutinggalkan semua kenangan duka maupun suka yang selama ini kuperoleh di rumah ini. Aku tidak akan menyalahkan Mas Anto. Ini semua salahku yang tak mampu menjaga kekuatan dinding imanku.
Subuh pagi ini aku meninggalkan rumah ini tanpa pamit, setelah kusiapkan sarapan dan sepucuk surat di meja makan yang isinya bahwa aku pergi karena merasa bersalah terhadap keluarga Bapak Umar.
Hampir setahun setelah kepergianku dari keluarga Bapak umar, Aku kini telah menikmati kehidupanku sendiri yang tak selayaknya aku jalani, namun aku bahagia. Hingga pada suatu pagi aku membaca surat pembaca di tabloid terkenal. Surat itu isinya bahwa seorang pemuda Anto mencari dan mengharapkan isterinya yang bernama Sarni untuk segera pulang. Pemuda itu tampak sekali berharap bisa bertemu lagi dengan si calon isterinya karena dia begitu mencintainya.
Aku tahu dan mengerti benar siapa calon isterinya. Namun aku sudah tidak ingin lagi dan pula aku tidak pantas untuk berada di rumah itu lagi, rumah tempat tinggal pemuda bernama Anto itu. Aku sudah tenggelam dalam kubangan ini. Andai saja Mas Anto suka pergi ke lokalisasi, tentu dia tidak perlu harus menulis surat pembaca itu. Mas Anto pasti akan menemukan calon istrinya yang sangat dicintainya. Agar Mas Anto pun mengerti bahwa hingga kini aku masih merindukan kehangatan cintanya. Cinta yang pertama dan terakhir bagiku.
Rabu, 24 Oktober 2012
Adikku Sangat Memuaskan
Dari semua pengalaman gue selama ini, yang pertama-tama gue mau cerita adalah pengalaman gue dengan seorang yang bernama Babe, sebutlah seperti itu namanya. (gue pake nama samara karena ga mau ada orang yang bisa menebak siapa gue sebetulnya)
Sesungguhnya si Babe ini adalah adik gue sendiri. Kita satu ayah tapi beda ibu. Dia bertumbuh dan besar di kampung selama ini. Dan pada suatu saat (gue ga mau sebut tahunnya, takut ketebak ma orang), dia datang ke kota dimana gue dan kakak perempuan gue tinggal (kakak perempuan gue itu adalah saudara kandung gue dan dia sudah punya suami, sementara gue tinggal dirumahnya).
Babe waktu itu baru tamat smp dan mau melanjutkan sekolah ke jenjang smu sementara gue masih kuliah tingkat skripsi tetapi sudah sambil bekerja. Dan sejak gue perhatikan kedatangannya, dalam hati gue berpikir, ini anak kampungan banget sih.
Pokoknya masih polos-polos gitulah. Gue biasa-biasa aja pada permulaan melihat dia, walaupun yang gue perhatiin dari dia adalah bahwa dia mempunyai kulit yang cukup putih bersih dan tubuh yang padat walau tinggi badannya sangat tidak ideal. Tapi tetap menarik untuk dilihat pada umumnya.
Dan berlalulah waktu tanpa terasa dirumah kakak gue ini dengan kehadiran penghuni baru ini. Selayaknya seorang adik, dia memanggil gue dengan sebutan kakak , tentunya. Si Babe ini tidurnya dengan keponakan gue yang masih SD. Dan karena jadwal sekolahnya masuk siang jadi kalau pulang kerja, gue menyempatkan diri untuk menjemput dia (karena tingkat skripsi jadi hanya kadang-kadang aja ke kampus)dan pulang bareng-bareng ke rumah.
Oiya, ada beberapa waktu lamanya ketika ibu gue dari kampung juga sempat tinggal di rumah kakak gue untuk menemani adik gue ini beradaptasi dengan lingkungan yang baru dialaminya. Dan gue suka memperhatikan kalau bangun pagi, adik gue ini tidak langsung melakukan aktivitas tetapi dia menunggu dulu, ibu gue yang suka mengusap-usap telinganya sebagai ritual pagi yang harus dilakukan dan baru setelah itu dia akan bangun dan melakukan aktivitas dirumah.
Dan disitulah awal daripada semua cerita ini. Ketika saatnya ibu pulang ke kampung, kalau pagi-pagi gue bangun untuk siap-siap kerja, gue perhatikan adik gue ini belum bangun. Paling gue hanya masuk ke kamarnya dan lihat dia sudah buka mata tapi belum mau bangun (sementara kebiasaan keponakan gue yang tidur bersamanya adalah, kalau bangun pagi langsung pergi ke kamar ayah dan ibunya untuk dimanja-manja). Pertamanya sih, gue biasanya hanya bilang ke dia seperti ini misalnya:”Ayo bangun Babe, bantu-bantu sana di dapur…” Gue hanya ingetin dia supaya rajin karena kita hanya menumpang tinggal saja.
Tetapi entah kenapa, suatu pagi terlintas di benak, adik gue ini kasihan juga karena dia sebetulnya membutuhkan kasih sayang dari orang tua, setidaknya dari ibu yang biasanya mengelus-elus telinganya ketika dia terbangun dipagi hari. Dan pada pagi itulah setelah gue selesai mandi dan pergi ke kamarnya, gue rebahan disamping dia yang selalu posisi tidurnya dengan gaya tidur samping dan langsung mengelus-elus telinganya sambil mengatakan:”Kamu pasti kangen diginiin sama ibu ya…” si Babe membalikkan badannya dan hanya tersenyum senang saja. Lalu selanjutnya, beberapa hari ke depan, setiap pagi gue datang kekamarnya dan mengelus telinganya tanpa punya perasaan apa-apa.
Hingga pada suatu pagi, gue masuk ke kamarnya dan seperti biasanya langsung mengelus-elus telinganya, ehhh, ketika dia membalikkan badannya, tangan gue yang tadinya berada di telinga terturun karena gerakan tubuhnya menjadi bersentuh dengan payudaranya. Entah kenapa, gue mengalami perasaan yang berbeda saat itu. Lain banget perasaannya. Ada sedikit mengalami ketegangan.
Ketegangan pada jantung yang tiba-tiba berdetak lebih cepat. Ketegangan pada nafas yang sedikit tertahan. Dan ketegangan pada penis gue yang tiba-tiba menjadi keras. (sebetulnya ga aneh kalau penis pria mengeras dipagi hari, karena itu memang sudah kodratnya, menurut ilmu kedokteran)
Tapi yang gue rasa aneh adalah ketika gue sudah mulai menikmati semua ketegangan ini. Dan entah setan darimana yang sudah menunggu kesempatan ini untuk menjatuhkan iman gue, entah kenapa ketika adik gue telentang seperti biasanya kalau sudah mulai dielus telinganya, seharusnya gue memilih mengelus telinga yang terdekat dengan posisi gue disampingnya. Tapi kali ini, gue bersikap diluar kebiasaan, yaitu dengan mencari telinga yang justru disebelah kirinya.
Sudah pasti dapat ditebak, dengan posisi kita berdua sama-sama tidur, tentu saja ketika gue meraih telinga yang disebelah kiri, maka itu berarti gue harus menjulurkan jangkauan lebih jauh dan itu artinya bahwa lengan gue akan menindih payudaranya yang terliwati oleh tangan gue.
Dan jujur, itulah sebetulnya yang gue sudah rencanakan dengan tiba-tiba pada pagi itu. Sementara gue mengelus telinganya, pada saat itu juga, lengan gue tergesek-gesek oleh payudaranya yang menyembul.
Mungkin bisa dikatakan tidak terlalu montok, tetapi lumayanlah untuk merasakan bahwa itu adalah payudara perempuan yang sedang ranum-ranumnya berkembang. Tapi gilanya, itu adalah payudara adik gue sendiri! Adik tiri, tepatnya!
Kejadian pagi itu, menjadi berulang pada hari-hari selanjutnya. Kadang-kadang adik gue terlentang kalau dielus telinganya tapi sering juga dia hanya dalam posisi miring tidurnya, sehingga kalau demikian yang terjadi maka gue tidak bisa merasakan sentuhan dengan payudaranya.
Tetapi ada kebiasaan baru yang gue dapatkan kalau seandainya adik gue tidur pada posisi miring: maka karena tidak terlihat oleh dia, gue sambil tengkurap tidurnya, tangan memegang telinganya, tetapi badan gue gesek-gesekan ke kasur sambil membayangkan sedang bersenggama dengan wanita.
Jujur, kalau sudah melakukan gesekan seperti itu, biasanya gue tidak akan berhenti menggesekan penis gue itu hingga akhirnya benar-benar orgasme.
Mungkin sensasi yang gue dapatkan karena gue menyentuh telinga seorang wanita, meskipun itu adalah adik gue sendiri.
Kejadian sejak saat itu akhirnya menjadi kenikmatan baru gue. Dan itu bertambah aneh rasanya, kalau gue sedang membonceng adik gue dimotor ketika jemput dia pulang ke rumah.
Dalam perjalanan, pasti ada saja situasi yang membuat payudaranya tersentuh dengan punggung gue, rasanya, badan gue langsung jadi tegang dan pikiran mendadak menjadi kotor, membayangkan hal yang tidak-tidak bersama adik gue ini. (dia kalau dibonceng tidak pernah pegangan dibagian tubuh gue)
Tetapi semua itu hanyalah pikiran didalam hati yang masih jauh untuk dilaksanakan dalam kenyataan. Hingga pada suatu saat, gue lupa kapan tepatnya adik gue ini curhat, bahwa dia lagi dekat dengan seorang pria teman sekolahnya.
Entah kenapa, waktu mendengar cerita itu, gue pura-pura seneng tapi dalam hati seperti ada kata penolakan. Menolak kalau menerima kenyataan, adik gue akan berpacaran dengan seorang pria. Dan kenyataan selanjutnya, gue mencari tahu siapa cowo yang sedang dekat sama dia.
Waktu gue jemput dia pulang suatu saat (oiya, gue ga selamanya bisa jemput dia karena terkadang pulang dari kerja langsung ke kampus) gue tanya apakah ada cowo yang naksir dia, diantara murid-murid sekolah yang sedang kumpul didekatnya. Dan dia menunjukkan seorang cowo: tinggi, putih dan cakep (bukan ganteng loh) Lalu langsung timbul perasaan aneh lagi.
Sepertinya, perasaan ini adalah perasaan cemburu. Gue yakin banget. Itu adalah perasaan cemburu. Kalau itu memang perasaan cemburu, apakah ini berarti tanpa gue sadari, gue sudah mencintai adik gue sendiri? Atau sedikitnya, menyukai dia? Ada perasaan gue tidak mau kehilangan dia. Lalu apa yang harus gue lakukan?
Seperti biasanya pada pagi selanjutnya, ritual memegang telinga dilakukan kembali. Tetapi pagi itu, tekad gue sudah bulat. Kali ini akan berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Ketika gue rebahan disampingnya, seperti biasanya dia tidur gaya menyamping.
Dia tidak terlentang ketika gue mengelus telinganya, sehingga rencana yang sudah disusun sebelumnya berganti. Hanya sebentar gue mengelus telinganya, dan sebagai gantinya, jari tangan gue sekarang menekan-nekan bagian pundaknya, sambil seakan-akan sedang memijit dengan lembut.
Nafas gue langsung memburu dengan tindakan gue ini. Jantung serasa mau copot karena ini tindakan yang tidak biasa dilakukan pada adik gue ini. Pertama, dia hanya diam saja, tetapi lama-kelamaan dia sudah mulai menggelinjang dengan pijitan gue ini.
Gilanya, gue juga mendekatkan mulut gue ketelinganya dan bilang:”Enak ya ‘de…” dan dia hanya menjawab singkat:”Heeh…” Sebelum ponakan gue masuk kamar dan melihat kejadian yang diluar kebiasaan ini, gue langsung hentikan pijitan kecil ini dengan harapan besok akan dilanjutkan.
Dan itulah yang terjadi kemudian, besok paginya, gue kembali datang ke kamarnya dan hanya sebentar untuk mengelus telinganya dan langsung memijit tubuhnya lagi dari samping.
Tetapi kali ini, gue sudah lebih berani lagi untuk memijit langsung dengan memasukkan tangan gue kedalam kaosnya. Tentu saja dia menjadi kaget, karena tentunya berbeda kalau dipijit ada kaos yang menjadi penghalang dan dipijit tangan langsung ketemu dengan kulit.
Tapi dengan sigap gue bisikkan, “Biar ga seret tangan gue memijitnya…”, Alasan yang masuk akal!!! Dan bertambah berdegup jantung ini waktu mijit dan kena bagian bra. Seakan-akan pengen langsung buka aja bra-nya biar sensasinya semakin gila.
Jujur gue harus bilang, adik gue ini permukaan kulitnya, sangatlah mulus. Dan karena dia membelakangi gue dia tidak tahu sambil memijitnya, gue tengkurap dan menggesek-gesekkan penis gue ke kasur, hingga akhirnya gue orgasme seperti biasanya. Kalau sudah seperti itu, gue akan dengan cepat-cepat keluar kamar. Nafsu seakan langsung reda kalau sudah tertumpah sperma ini.
Hingga pada suatu pagi, petualangan gue semakin bertambah derajatnya. Karena sudah terbiasa dengan memijit bagian punggung, gue sekarang sudah mulai pelan-pelan menyusuri bagian depan tubuhnya. Dengan posisi dia tidur tengkurap, itu pasti susah dijangkau.
Tetapi dengan posisi tidur miring, maka segalanya menjadi mudah. Dan yang terjadi adalah, pelan-pelan gue memijit dia seperti biasanya, naik turun pundak-punggung-pinggang. Dan setelah cukup dirasa waktunya, gue mulai memijit bagian pinggang samping dan mulai naik ke ketiaknya.
Pertama-tama dia merasa kegelian, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa juga dengan sentuhan gue ini. Dan ketika dia sudah terbiasa, tangan gue mulai merambah kebagian yang lainnya. Sudah mulai berani lagi maju kebagian depannya, yaitu kebagian perut.
Berputar-putar memijit bagian perutnya (lebih tepatnya sih, seperti hanya mengelus saja) dan mulai berani naik kebagian yang lebih atas lagi, dan sudah bisa ditebak, tangan gue akan bertemu dengan payudaranya disana.
Bayangkan, kalau sebelumnya, gue pernah merasakan bersentuhan dengan payudaranya, itu hanya sebatas sentuhan lengan saja dan dipisahkan dengan baju atau kaus yang melekat ditubuhnya, tetapi sekarang, jemari tangan seorang kakak akan dengan sengaja memulai petualangannya untuk menyentuh bagian payudara dari adiknya sendiri. Tepatnya, adik tirinya!
Kebiasaan gue yang paling baik adalah, selalu sabar. Jangan terburu-buru. Gue akan melihat dulu bagaimana reaksi dari adik gue ini ketika tangan gue perlahan sudah mulai naik kebagian atas tubuhnya, yaitu kebagian payudaranya. Rasanya tidak masuk akal kalau dia tidak merasakan pergerakan tangan gue yang sudah mulai kelihatan aneh.
Tetapi tidak masuk akal juga, kalau seorang wanita sudah membiarkan tangan laki-laki lain menjamahnya sudah semakin jauh, meskipun itu adalah kakaknya sendiri, lalu kemudian tiba-tiba menolaknya dengan drastis. Dan yang terjadi kemudian adalah, penolakan terjadi juga terhadap tangan ini dengan dikibaskannya dengan pelan tangan gue oleh adik gue dan kemudian dia mengambil posisi tengkurap, yang artinya, cukup sampai disini usahamu kakakku. Yang bisa gue lakukan hanya mengeluarkan tangan gue dari dalam kaosnya, dan kemudian kembali memijit punggungnya dari luar sebentar saja dan selanjutnya keluar dari kamar.
Oiya, gue terkadang merasa bersyukur juga karena selama ini, kakak gue dan suaminya, apalagi keponakan gue yang masih kecil itu, tidak menaruh curiga dengan kegiatan gue tiap pagi di kamar dimana adik gue tidur, karena pasti mereka berpikir, gue adalah kakak yang baik, yang tidak mungkin berpikiran macam-macam.
Tapi yang gue ingat pada pagi selanjutnya adalah, usaha untuk bisa melangkah lebih jauh tetap dengan gigih gue lakukan. Singkat cerita, jemari tangan gue dari posisi perut, sudah menunjukkan tanda-tanda akan segera naik kebagian atas. Dan anehnya, adik gue seperti tidak lagi perduli, entah dia menikmati juga pergerakan jemari gue yang mengusap tubuhnya dengan lembut, atau entah dia juga merasa tidak enak kalau melawan kehendak kakaknya yang sudah kebawa nafsu kotor ini.
Hingga akhirnya, jemari tangan gue sudah mulai tiba dibagian payudaranya, tetapi tentu saja payudaranya tertutup dengan bra yang dikenakannya.
Bagi gue itu tidak penting! Yang penting adalah, adik sudah mengetahui apa rencana gue terhadap dirinya dan menangkap sinyal yang telah gue berikan selama ini kenapa tiap pagi gue menjadi rajin masuk kedalam kamarnya, dan kalau dia sudah tidak menampik tangan gue, itu berarti dia sudah setuju untuk gue gerayangin seluruh tubuhnya tanpa syarat apapun juga.
Itulah yang terjadi, gue tidak berhenti menelan air liur gue ketika gue sudah mulai menjelajahi payudara sebelah kanannya. Meskipun tertutup bra, tetapi sensasinya sampai bikin gue pusing ketika gue meremasnya.
Gue tidak bisa melihat bagaimana reaksi wajah adik gue ketika gue menekan dengan lembut payudaranya karena dia berposisi tidur menyamping. Tapi gue bisa memastikan, tubuh gue seakan melayang dengan tindakan gue yang tidak senonoh ini. Apalagi ketika gue kemudian berpindah lagi untuk menekan payudaranya yang lain.
Dari sentuhan lembut, pelan-pelan mulai agak meremas dengan keras dan itulah kali pertamanya gue mendengar suara adik gue yang mulai mendesah-desah. Sepertinya, gayung bersambut dengan positif dan ini menambah semangat gue untuk melakukan aksi nikmat selanjutnya. Logikanya, kalau dia tidak menikmati, atau hanya sekedar terpaksa, tidak mungkin dia akan mendesah.
Karena mendesah bagi gue artinya adalah, dia menikmati semua sentuhan ini. Tidak puas hanya membelai dan meremas dengan bra menjadi pemisahnya, maka jemari tangan gue sudah mulai menyelusup masuk kedalam payudara yang sebelumnya tersembunyi itu.
Ketika itu terjadi, wowww…rasanya, jantung gue sudah mau copot saja. (ini bukan kali pertama gue menyentuh payudara wanita, tetapi kalau itu adalah payudara adik sendiri, disinilah sensasi yang tak terkatakan dapat dirasakan) Pertamanya, dia agak menggelinjang ketika jemari gue menyentuh putingnya. Entah karena kaget atau mungkin karena kenikmatan.
Tapi yang pasti gue tidak akan membuang waktu lagi untuk segera menggesek-gesekan penis gue kekasur sambil terus mulai meremas-remas payudaranya.
Semakin cepat gue menggesek penis dikasur, semakin kuat gue meremas payudaranya. Dan ketika tiba waktunya untuk orgasme, gue benar-benar menikmati semuanya itu dengan puas tetapi dengan masih sejuta penasaran yang lain yang seakan muncul: apakah hanya sejauh ini? Apakah gue cukup puas dengan masturbasi sendiri sambil menyentuh bagian tubuh dari adik sendiri?
Anehnya, ketika gue punya kesempatan menjemput dia pulang dari sekolah, sepanjang perjalanan pulang di motor, kita berdua seakan-akan pura-pura tidak tahu apa yang terjadi setiap paginya dengan hubungan kita berdua.
Justru yang dibicarakan oleh adikku itu adalah tentang cowo yang sedang terus mengejarnya. Dan setiap mendengar cerita itu, tiba-tiba saja muncul perasaan aneh didalam perasaan gue ini, yaitu perasaan nafsu birahi untuk bisa melakukan sesuatu yang lebih lagi terhadap adik gue ini.
Dan itu memang terjadi pada suatu pagi selanjutnya. Kalau yang sudah-sudah, gue membiarkan dia dalam posisi tidur samping dan gue akan menggerayangi tubuhnya dengan puas tanpa kita berdua harus bertatapan muka (gue pikir-pikir, itu pasti cara teraman yang dilakukan adik gue supaya kita berdua tidak menjadi malu kalau sampai bertatapan muka ketika terjadinya perbuatan ini) tapi pagi itu, gue langsung menariknya dengan pelan agak tidur dengan posisi terlentang.
Selanjutnya tanpa takut ataupun malu, gue langsung menindihnya dengan tubuh gue diatas tubuhnya dan langsung gue beraksi. Suasana pagi yang masih gelap tanpa adanya lampu sangat menunjang aksi seperti ini karena sesungguhnya, kita berdua tidak dengan jelas bisa saling memandang.
Gue langsung mencium bagian lehernya dengan lembut sembari tangan gue langsung masuk kebagian tubuhnya. Sebenarnya rencana gue hanya sederhana, seperti yang sudah-sudah, gue harus orgasme karena menggesek-gesekan penis gue ini. Tapi kalau sebelumnya gue menggesekkan penis ini di kasur tapi kali ini gue harus gesekkan diatas bagian tubuh adik gue ini. Dan gue mencari posisi yang pas hanya untuk urusan penis yang diarahkan kebagian selangkangannya. Gue tidak butuh tangan masuk kedalam payudaranya tetapi cukup hanya meremas dari luar, tetapi yang penting, penis gue yang sudah menegang itu digesek-gesekan kebagian selangkangannya saja. I
tu sudah menambah sensasi nikmatnya seks gue ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Selama perbuatan ini berlangsung, samar-samar gue melihat tampang adik gue seperti menutup matanya dengan terpaksa (mungkin untuk menghindari tatapan langsung dengan gue) tetapi dia tidak dapat menutupi mulutnya yang perlahan mendesah-desah menikmati gesekan penis gue diatas vaginanya yang tertutup oleh short yang dikenakannya.
Gue sangat puas dengan kejadian saat itu, karena sebetulnya secara terbuka, adik gue sudah memberikan tanda, bahwa dia tidak keberatan dengan aksi gue selama ini dan bahkan mungkin menikmatinya dengan sangat.
Dan itulah memang perangkap setan: kita tidak pernah puas dengan apa yang sudah didapatkan tetapi malah penasaran untuk mencoba ke jenjang yang lebih tinggi.
Dan kesempatan untuk merasakan sesuatu yang lebih nikmat lagi datang pada gue dan adik. Itu bermula ketika kakak ipar gue harus tugas luar kota. Seperti biasanya, keponakan gue akan pindah tidur bersama ibunya dan itu berarti bahwa adik gue akan tidur sendiri.
Sepanjang hari gue sudah merencanakan untuk melakukan aksi yang lebih hebat lagi. Walaupun jujur, gue tidak berharap banyak kalau rencana dan aksi ini akan berlangsung mulus. Ketika malam tiba, jantung gue berdetak dengan cepat karena menanti kapan saatnya seluruh penghuni akan tertidur dengan lelap, khususnya kakak dan keponakan.
Sedikit-sedikit mata melihat kearah jarum jam sambil berpikir kapan waktu yang tepat. Mungkin karena saking tegangnya, malam itu entah kenapa, gue jatuh tertidur dengan lelapnya. Ketika bangun pagi, di otak langsung muncul harus kekamar adik.
Tetapi ketika gue membuka gagang pintunya, ternyata terkunci dari dalam. Dan baru mengertilah gue selama ini, kalau pintu biasanya tidak terkunci, itu karena keponakan gue sudah bangun dan pindah kekamar orang tuanya. Sementara kali ini terkunci karena adik gue masih tidur.
Tapi gue membaca kejadian ini sebagai petunjuk bahwa, bisa saja adik gue tidak mau memberikan kesempatan untuk gue agar bisa masuk kekamarnya dan itu artinya suatu tanda yang buruk bagi gue secara pribadi.
Gue bertanya, apa iya adik gue memang tidak menginginkan kehadiran gue dikamarnya? Apa iya selama ini dia terpaksa menerima aksi bejat gue? Atau mungkin dia sudah sadar bahwa semua ini adalah tidak etis dan dosa?
Sempat kacau perasaan ini sepanjang hari itu sambil menebak-nebak apa yang sebetulnya sedang terjadi.
Terlebih pada pagi itu sampai gue berangkat ke kantor, gue tidak melihat adik keluar dari kamarnya. Sehingga pada malamnya, ketika pulang kantor dan juga tidak melihat adik di ruang tamu, ruang makan ataupun ruang TV, gue berpikir, lenyap sudah rencana-rencana jahat yang ada di otak yang akan dilakukan terhadap adik gue itu.
Sehingga akhirnya, malam itu gue pergi tidur agak cepat dari biasanya. Tapi disitulah letak misterinya dosa: antara sadar dan tidak sadar, gue mendengar ada suara yang membangunkan gue dari tidur ditengah malam.
Ketika gue membuka mata, adik gue sudah didepan gue sambil memohon:”Ka, temenin aku tidur donk…hujan keras dan petir, bikin aku ketakutan…” dan memang benar, diluar terdengar hujan keras, tapi tidak terdengar petirnya. Entah kenapa, yang ada dipikiran gue saat itu adalah, apakah kakak gue harus mengetahui gue tidur menemani adik tiri kita malam itu.
Mungkin karena memang ada apa-apanya, gue takut kalau kakak gue tahu kejadian ini. Tentu saja gue dengan senang hati akan menemani dia tidur tapi kakak gue tidak boleh mengetahuinya.
Jadi yang gue lakukan adalah, suruh dia pergi kekamarnya duluan dan berjanji akan menyusul. Gue takut kalau nanti terdengar berisik kalau kita berdua berjalan bersama-sama.
Mungkin sekitar setengah jam baru kemudian gue menyusul kekamarnya, dan tentu saja kali ini kamar tersebut tidak terkunci. Gue melihat dalam kegelapan adik gue tidak bereaksi dengan kedatangan gue ini, mungkin dia sudah kembali tertidur pulas atau mungkin, justru pura-pura tidur.
Gue langsung mengambil posisi berbaring disebelahnya dan tentu saja kembali jantung berdegup dengan keras (saat ini saja ketika sedang kembali menuliskan pengalaman ini, jantung gue berdebar-debar, karena seakan-akan kejadian itu masih ada didepan mata) ketika rebah tidur disampingnya.
Gue sempat memejamkan mata tetapi itu hanya terjadi sebentar saja. Debaran jantung membuat gue tidak bisa menutup mata lama-lama. Dipikiran saat itu adalah, gilaaaaa….sekarang tidur disamping gue adalah wanita yang sudah menjadi korban pelampiasan seks yang tidak direncanakan dan selama ini gue sudah sangat bersyukur menikmati hanya dengan tangan gue yang meraba-raba bagian tubuhnya.
Disamping gue tidur wanita yang tadi malam gue punya rencana untuk mengajaknya berpetualang seks lebih jauh lagi tapi sepertinya waktu tidak berpihak padaku. Disamping gue telah berbaring, adik tiri gue sendiri.
Perlahan gue mulai berganti posisi tidur dengan gaya menyamping sementara hujan masih terdengar dengan kerasnya, tetapi tetap belum terdengar suara petir seperti yang dikatakan adikku ini.
Gue melihat adikku ini hanya bahunya saja karena memang inilah gaya tidurnya. Masih jelas diingatan gue, adik gue ini suka tidur dengan kaos dan short. Itulah yang membuatnya tidak menggairahkan dan seksi karena tidak ada sesuatu yang tersingkap. Kalau saja dia memakai daster, pasti akan seksi banget melihatnya dia tidur.
Tapi semua itu tidak membuat pikiran kotor dari kemarin, luruh dengan sendirinya. Bisa satu ranjang dengan seorang wanita, siapapun itu orangnya, adalah anugrah dan menimbulkan sensasi.
Tapi cukup waktu lama untuk mengambil keputusan agar merapat mendekat kepada tubuhnya. Karena hal ini tetap harus diperhitungkan. Kalau pagi hari menyentuhnya itu karena ada alasan ritual memegang telinga pada awalnya tetapi pada malam ini, apa alasannya untuk menyentuhnya? Tetapi otak ini berlogika, tidak mungkin dia tidak tahu apa resikonya mengajak kakak tirinya ini tidur satu ranjang sepanjang malam ini kalau dia tidak mempertimbangkan apa yang sudah terjadi pada hari-hari sebelumnya.
Seharusnya, dia pasti sudah mengambil resiko dengan apa yang akan dibuat oleh kakaknya pada malam ini. Mungkin dia berpikir, lebih takut kepada setan ditengah malam ini daripada takut kepada kakak tirinya yang sudah jelas-jelas memiliki nafsu birahi kepada adiknya sendiri.
Dimulailah per jalanan yang menegangkan malam itu. Pertama, gue hanya menyentuh pinggangnya dengan tangan tanpa melakukan gerakan apa-apa. Ini hanya mau menguji, apakah dia mau menolak atau hanya berdiam saja. Sumpah, jantung gue memompa dengan keras karena harus mengalirkan darah dengan cepat ke penis yang mulai ereksi dan otak yang mulai tegang.
Untuk sekian lama dia hanya berdiam diri saja. Apakah memang benar-benar sudah tertidur, atau pura-pura tidak perduli dengan tangan yang ada dipinggangnya? Ini membuat gue semakin tegang karena sudah akan menambah sentuhan ke jenjang yang lebih tinggi. Kali ini tangan gue mulai memegang lengan tangannya dan merapatkan tubuh semakin dekat.
Kemudian mulai memberikan kecupan ringan dibagian punggungnya yang terilindung oleh kaos yang digunakannya. Tidak ada reaksi untuk sekian saat. Dan itu semakin membuat gue berani untuk melakukan hal lainnya.
Jemari tangan sekarang mulai turun kebawah dan mengelus paha sampingnya sambil mulai meremas pantatnya, sesuatu yang belum pernah gue lakukan sebelumnya. Terus kecupan-kecupan singkat dilayangkan dibagian punggungnya sambil tangan terus menggerayangi bagian pahanya. Sesudah dirasa cukup waktunya, akhirnya gue menarik pelan tubuhnya yang menyamping itu agar menjadi posisi terlentang.
Gue menghindari untuk melihat wajahnya secara langsung meskipun kamar dalam keadaan gelap jadi yang gue lakukan adalah langsung membenamkan kepala kebagian bawah tubuhnya, tepatnya dibagian paha kebawah, sembari terus memberikan kecupan-kecupan kering (maksudnya tidak pake lidah ciumnya) sudah pasti dia kegelian karenanya tapi gue masih tidak pasti apakah dia kegelian dalam tidurnya atau memang sudah terjaga dari tadi.
Itu tidak penting untuk mengetahuinya, yang penting adalah sejauh ini adik gue tidak mengadakan penolakan terhadap aksi gue itu. Dan selanjutnya gue sudah mulai berani merangsek kebagian atas. Gue tetap menciumi seluruh bagian tubuhnya yang tertutup short dan kaos.
Tapi ciuman itu tidak mengurangi sensasi yang gue rasakan dan tentunya yang dirasakan olehnya. Apalagi ketika gue sudah tiba dibagian payudaranya, gue menggigit dengan pelan, meski tertutup kaos dan bra, tapi dia bisa merasakan sentuhan kecil ini karena sementara tangan gue juga menelusuri bagian selangkangannya dengan jemari gue ini.
Ada suatu saat ketika gue menekan shortnya dibagian yang gue rasa itu adalah posisi vaginanya berada, dan yang terjadi adalah, desahan pelan yang membuat gue semakin berani. Tapi tetap gue belum bertatapan langsung dengan matanya karena gue sibuk membenamkan kepala gue diantara dua payudaranya. Gue tetap takut untuk melihat dia secara langsung.
Badan gue ini saja masih belum berani untuk menindihnya seperti pagi-pagi sebelumnya. Gue bener-bener mau semua berlangsung dengan lembut dan menggairahkan dirinya untuk menikmati sentuhan selanjutnya.
Dan setelah berlangsung cukup lama foreplay tersebut, gue mulai menaikkan kepala gue untuk langsung pergi kearah lehernya. Tetap gue hanya melihat secara sejenak bagaimana adik gue memeramkan matanya dan gue menikmati hal tersebut, karena kita berdua seakan-akan secara tidak langsung mengatakan: ini bukan hubungan adik dan kakak.
Ini bukan hubungan terlarang. Ini hubungan yang saling memberi kenikmatan satu kepada yang lainnya. Dimulailah penjelajahan terhadap lehernya. Dia menggelinjang setiap gue mengecup dia dengan kecupan basah (ini baru pake lidah gue) dan sementara tangan gue tetap menjelajah bagian tubuh lainnya, karena sekarang sudah naik ke payudaranya (gue menghindari menekan terlalu lama bagian vaginanya karena takut nanti dia sudah kehilangan sensivitasnya).
Tentu saja tangan gue tidak mau berlama-lama dipisahkan dengan kaos dan bra, sehingga jemari langsung menyelusup masuk ke bagian dalam kaosnya (dan gue menghindari tergesa-gesa untuk membuka kaosnya, sampai merasa yakin banget dia sudah terlena dengan sentuhan gue) jemari gue langsung mengangkat keatas bra dan langsung meremas payudaranya dengan lembut sementara bibir sudah mulai naik kebagian bibir adik gue.
Sebelumnya gue tidak pernah mencium adik gue ini tetapi kali ini, ketika nafsu setan semakin membahana, tidak sempurna kalau gue tidak mulai melumat bibir dan lidah yang ada didalamnya.
Tentu saja gue memulai dengan mencium pipinya, terkadang tiba-tiba turun ke leher, ke dagunya dan kemudian ke bagian bawah telinganya lalu baru ke bibirnya. Dan adik gue tetap dalam keadaaan tertutup mata sembari sesekali mendengar desahannya yang membuat gue semakin birahi. Tiba untuk sekarang mengeksplorasi bagian bibirnya: dengan tangan gue pegang pipinya dan mulai mencium bibirnya, merangsek masuk lidah gue untuk menyentuh bibirnya tetapi entah kenapa dia tidak membiarkan bibirnya terbuka.
Tidak kehilangan akal, tangan gue berpindah kearah bagian short bawahnya dan menekan bagian vaginanya dengan lembut. Ketika dia mengerang dengan sentuhan tersebut, baru kemudian gue melihat ada celah bibirnya yang terbuka dan langsung gue masukkan lidah gue kedalamnya. Sungguh, adik gue ini belum pengalaman untuk berciuman.
Bayangkan dia hanya membuka bibirnya tetapi giginya tetap tertutup dengan rapat sehingga gue tidak bisa untuk menjangkau lidahnya. Ini membuat gue semakin gemas dan penasaran, sehiingga akhirnya kalau tadi gue dalam keadaan disamping tubuhnya sekarang gue meletakkan tubuh gue keatas tubuhnya dan mencari posisi yang pas untuk meletakkan posisi penis gue yang mengeras itu agar bisa diletakkan diatas vaginanya.
Gue gerakkan pahanya agar sedikit terbuka sehingga selangkangannya terbuka agak lebar dan pada saat itulah posisi penis gue taruh tepat diatas vaginanya. Mungkin tidak tepat sekali, tapi itu cukup untuk membuat adik gue semakin bergairah dengan sentuhan gesekkan penis gue disekitar vaginanya.
Dan itulah kesempatan ketika gue membisikkan kata:”Buka mulut kamu ‘de…” antara sadar dan tidak dia melakukannya, maka lengkaplah sudah lidah gue mengulum lidahnya dengan leluasa.
Kadang menggigit bibirnya dengan lembut, kadang menari-narikan lidah itu kebagian dalam mulutnya, mengulum lidahnya, dan juga sembari penis dibawah tetap digesek-gesekan dengan irama tertentu yang membuat bukan hanya dia mengerang tetapi gue juga dibuatnya mabuk kepayang. Tetapi permainan belum lagi dimulai, ini semua baru pemanasan. Karena ketika gue melihat adik gue mulai terbang dengan serangan atas dan bawah, mulai gue menarik kaosnya pelan-pelan keatas untuk membukanya.
Tidak sulit untuk melakukan semua itu kalau wanita sudah hampir setengah sadar dibuat seperti ini. Malahan dengan jelas tangannya turut membantu untuk membuka kaosnya. Itulah yang membuat gue bertambah berani. Pokoknya, yang terjadi, terjadilah. Ditengah malam yang gelap dengan suasana hujan yang turun, kegairahan gue semakin menjadi-jadi.
Gelapnya malam tidak dapat menyembunyikan putihnya tubuh dari adik gue ini, meski bra masih melekat diatas payudaranya. Gue mulai menciumi sekujur tubuhnya meski bra menjadi penghalang gue untuk menjilat putingnya.
Desahan dan desahan terdengar tidak putusnya dan saat itulah yang tepat untuk melucuti branya yang terkancing di bagian punggungnya dan mencampakkannya dibawah ranjang. Ohhh… ketika bagian tubuh atas telah dilucuti, hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa melepaskan semua penutup tubuhnya. Dan langkah pertama adalah melucuti kaos gue sendiri dengan cepat dan segera merapatkan tubuh gue ke atas tubuhnya.
Biar dia merasakan sensasi kulit kita yang bertemu satu dengan yang lainnya. Sementara gue dengan perlahan tanpa disadarinya sudah juga membuka bagian celana gue beserta cd-nya sekaligus. Dalam keadaan telanjang bugil, nafsu untuk menggauli adik sendiri semakin menjadi-jadi.
Bayangkan, hanya dengan menjilat putingnya, lalu tiba-tiba naik ke bibirnya, sementara tangan langsung meremas-remas payudaranya, desahan kecilnya, lama kelamaan menjadi keras dan mirip seperti sebuah erangan merintih.
Kencan dengan tidak menggunakan suara memang tidak mengenakkan tapi gue memang sudah memasang taktik untuk tidak menggunakan suara supaya dia tidak mendengar suara kakaknya dan membangunkan dia dari ketidaksadarannya itu bahwa dia sedang digarap oleh kakaknya sendiri. Yang gue lakukan hanya membalas erangannya dengan erangan gue sendiri supaya dia juga terangsang mendengar suara gue yang merintih-rintih kenikmatan.
Tiba saatnya ketika gue harus mengerahkan daya upaya agar bisa melucuti short dan cd yang dikenakan oleh adik gue ini. Ini bukan pekerjaan sulit (gue sudah sering melakukannya pada wanita-wanita lain sebelumnya) gue hanya cukup dengan sabar membuat dia menggelinjang kenikmatan dengan sentuhan gue dan saatnya tiba ketika gue tidak langsung membuka celananya tetapi justru menyelusupkan jemari gue masuk kedalam cd-nya.
Gue hanya meletakkan jari gue diatas cdnya dan merasa pasti diatas vaginanya gue menekan dengan lembut, yang terjadi sungguh sangat diharapkan, adik gue langsung memegang tangan gue dan menahannya disana. Ini adalah sinyal positif: saatnya untuk segera membuka shortnya.
Dan itu gue lakukan dengan mudah sekali, karena adik gue juga dengan cepat turut membantu membuka celana yang dikenakannya. Tetapi gue tetap tidak mau terburu-buru untuk membuka cd-nya. Melihat adik gue sudah 95% telanjang, dengan kemulusan yang tidak terkata, itu sudah sangat menggairahkan buat gue.
Tapi gue akan membuat bagaimana supaya dia juga menginginkan permainan malam itu. Maka langkah selanjutnya adalah, gue menaruh tubuh gue diatasnya dengan terlebih dulu melebarkan selangkangannya, dan menjepitkan penis gue diantara kedua pahanya dengan vagina yang masih terbungkus dengan cd yang dikenakannya.
Lalu kembali tangan gue menyusuri seluruh tubuhnya yang sudah nyaris telanjang sembari mulut gue kembali menciumi leher, bawah telinga, bibir dan kemudian mengulum putingnya yang mulai mengeras tetapi yang sebetulnya membuat dia terlena adalah karena pada saat bersamaan, dibagian bawah selangkangannya, penis gue naik turun diatas permukaan cd-nya yang menutupi vaginanya.
Menurut pengalaman sebelumnya, gue yakin seyakinnya, kalau ini sudah terjadi, maka perempuan pasti akan memohon supaya gue dengan cepat membuka cd mereka dan memasukkan penis gue kedalam vagina mereka.
Gue terus menggesek-gesek penis gue naik turun diantara selangkangannya, sambil mendengar desahan nafsu yang tertahan dari adik gue. Tapi sekian menit gue tunggu, dia tidak juga menurunkan tangannya kebawah untuk menekan badan gue lebih dalam dan itu bisa saja terjadi karena dia masih sungkan sebagai adik yang meminta jatah kepada kakaknya walaupun dia sudah sangat menginginkannya.
Maka yang gue lakukan supaya permainan ini menjadi lebih menarik adalah, gue turunkan setengah posisi cd yang dikenakannya dan memasukkan penis gue kedalamnya. Gue sangat mengetahui bahwa itu tidak akan menembus vaginanya, karena posisinya tidak sangat tepat, tapi memang itu gue sengaja supaya dia merasakan nikmat yang setengah saja dan membuatnya penasaran untuk merasakan lebih jauh lagi.
Dan taktik itu berhasil dengan suksesnya. Setelah gue menggesek-gesekkan penis gue diantara jembut tipisnya, dia mulai merintih dengan menggoncang-goncangkan tubuhnya secara perlahan, ke kiri kekanan dan berputar-putar. Sangat erotis! Tidak pernah terbayangkan, adik gue yang masih kelas 1 SMU melakukan hal ini.
Seks itu memang naluri. Tidak perlu diajarkan sebelumnya tetapi ketika gairah itu muncul, maka orang bisa melakukan sesuatu yang mungkin tidak pernah direncanakan sebelumnya. Dan goyangan dia semakin membuat gue belingsatan, terlebih ketika merasakan ada cairan-cairan disekitar jembutnya itu.
Tentu saja dia menggoyang karena dia sedang mencari posisi yang pas agar penis gue bisa masuk kedalam vaginanya. Itu naluri untuk mencari kenikmatan yang lebih! Tapi tidak akan pernah bisa masuk penis gue kedalamnya kalau cd-nya belum terbuka semuanya.
Dan memang rencana gue adalah, ketika gue membuka sebagian dari cd-nya, gue mau dia yang melakukan pekerjaan sisanya. Gue mau membuat dia merasakan bahwa dia juga menginginkan kejadian malam itu. Dan memang itulah yang terjadi kemudian.
Dengan reflex yang cepat karena mungkin setelah sekian lama bergoyang dan menggelinjang tetapi belum merasakan penis gue masuk kedalam vaginanya, tiba-tiba saja dia memelorotkan celana dalamnya kebawah dan langsung menekan pantat gue dari belakang dengan kedua tangannya. Sabar…kembali gue harus bersabar…! Gue yakin meskipun terlihat sudah mulai liar adik gue ini tapi sesungguhnya gue percaya dia masih perawan.
Gue pasti adalah orang pertama yang akan memerawani dia malam itu tapi gue mau melakukan semua itu dengan lembut dan berkesan. Dan tidak grasak grusuk seperti maunya.
Gue tidak mau dia trauma dengan kejadian pertama. Oleh karenanya, gue tetap menahan pantat gue untuk tidak terdorong dengan tekanan tangannya yang keras.
Dia tentu saja belum berpengalaman sehingga tidak mengetahui apa yang akan terjadi kalau gue langsung mencobloskan penis gue kedalam vaginanya. Yang gue butuhkan adalah kesabaran dan kelembutan dalam bercinta. Dan caranya adalah gue membisikkan kalimat:”Sabar ya, ‘de…” Kalimat pertama yang terdengar dari gue sekali lagi, selain suara erangan-erangan sebelumnya.
Gue ingin memastikan bahwa dia sudah basah, bahkan becek dengan cairan pelumas disekitar vaginanya. Ini adalah pengalaman pertamanya. Dan gue harus meyakininya bahwa malam pertama ini akan sungguh sangat berkesan dengan kenikmatan yang tak terkata.
Oleh karenanya, mulailah gue kembali menggesekkan penis gue diatas permukaan vaginanya, sambil sesekali mencoba untuk memasukkan penis gue dengan lembut. Yang terjadi adalah, dia mengerang kesakitan, dan itu pertanda bahaya.
Karena kalau sampai dia merasakan sakit lebih besar daripada nikmatnya, maka otomatis, cairan pelumasnya akan berhenti keluar dan akan menyebabkan vagina yang kering dan susah untuk dimasuki. Jadi yang gue kerjakan adalah mengeluarkan segenap kemampuan untuk terus membuatnya terangsang dengan lidah, tangan dan penis yang menjelajahi seluruh tubuhnya.
Semakin dia terangsang, semakin basah dan becek disekitar vaginanya, dan itulah saat yang tepat untuk sekali-sekali menghunjamkan penis gue kedalam vaginanya.
Pertama-pertamanya agak sulit untuk menembus keperawanan dari adik gue ini tetapi dengan kesabaran gue melakukan semua ini dengan segenap hati. Seperti misalnya, kalau gue anggap perlu, gue turunkan kepala gue kedaerah selangkangannya dan kemudian tanpa ragu menjilat vaginanya.
Jujur, gue sebetulnya jijik melakukan hal ini tapi demi membuat agar dia terus terangsang, dengan senang hati gue melakukan pengorbanan ini. Cukup lama untuk bisa menembus hutan belantara keperawanan adik gue ini, tetapi dengan rangsangan bertubi-tubi yang sudah dipersiapkan, yang mulanya masih didepan, sekarang perlahan-lahan kontol gue sudah mulai menancap masuk kedalam.
Dan nikmat yang gue rasakan bukan karena penis yang sudah menembus vaginanya tetapi justru karena erangannya yang merintih dan gelinjangan tubuhnya yang erotis. Dari pengalaman sudah diketahui bahwa tidak pernah penis bisa menikmati vagina dengan indahnya pada pertemuan pertama.
Yang penting, selama hantaman penis ke vagina adik gue itu tidak membuatnya sakit yang parah sehingga membuatnya trauma untuk bersenggama lagi, bagi gue itu sudah cukup berhasil. Dan malam itu berakhir dengan tumpahan sperma gue disekitar perutnya tanpa merasakan kenikmatan yang dahsyat seperti kalau gue bersetubuh dengan wanita lainnya yang berpengalaman.
Ada yang aneh ketika gue harus mengakhiri permainan malam itu. Gue merasa aneh harus menyeka sperma diatas tubuhnya dengan kaos gue dan harus membisikkan:”Pake bajumu ya ‘de…” dan kemudian gue dengan berjinjit keluar dari kamarnya malam itu dengan perasaan berdosa.
Tapi dosa ternyata menyebar dengan cepat.
Besoknya, dengan sengaja gue tidak menjemput adik gue pulang walaupun sebetulnya ada kesempatan. Gue tidak menginginkan bertemu dengan dia tapi tidak mengetahui apa yang harus dibicarakan. Gua hanya mau bertemu dengan dia dengan menggunakan bahasa tubuh saja.
Dan itu artinya, pada malam berikutnya, mumpung adik gue masih tidur sendiri, tunggu hingga jam satu pagi, baru gue berani memberanikan diri untuk menyelinap ke kamarnya dengan keyakinan, kali ini hanya pintu kamarlah yang menjadi tanda diantara kita berdua.
Kalau dia tidak menguncinya, itu berarti dia memang menginginkan kedatangan kakaknya di tengah malam untuk mengulangi hal yang pasti dianggapnya luar biasa tadi malam. Tapi kalau dia mengunci kamarnya, itu berarti, kejadian tadi malam hanyalah kecelakaan semata.
Tentu saja sangat menegangkan untuk mengetahui apakah pintu terbuka atau terkunci. Tetapi yang pasti, ketegangan itu sudah sangat berkurang drastis karena gue sebelumnya malam itu sudah bermasturbasi dengan suksesnya sebelum mengendap-endap menuju kamar adik gue.
Dan ketika gue membuka gagang pintu dan mendorongnya, ternyata pintu bergerak kedalam, dan itu artinya…..jantung gue kini bergemuruh dengan hebat! Masih belum bisa menerima kenyataan bahwa ternyata adik gue sengaja tidak mengunci pintu kamarnya yang artinya, dia memang sedang menunggu kakaknya yang cabul ini masuk kedalam kamar dan akan melanjutkan permainanan malam sebelumnya yang belum mendapatkan nikmatnya.
Mungkin karena terlalu lama menunggu, adik gue memang sepertinya benar-benar tertidur. Ini terlihat dari posisi tidurnya yang terlentang. Dalam keadaan seperti ini, gue tidak mau membuang-buang waktu lagi. Gue yakin sekarang bukan saatnya lagi untuk foreplay dengan durasi yang lama. Gue dengan polosnya langsung membuka seluruh baju gue dan celana beserta cd-nya.
Gue merasa yakin, kali ini adalah permainan seks yang memang bergayung sambut. Jangan membuang waktu lama untuk hal-hal yang sudah dilakukan tadi malam. Sekarang hanya melanjutkan saja apa yang telah terjadi pada malam sebelumnya. Yang dilakukan adalah, dengan tubuh telanjang, langsung tidur disamping adik gue dan langsung pelan-pelan menurunkan shortnya. Ada sedikit pergerakan darinya, tetapi seperti antara sadar dan tidak sadar.
Setelah shortnya dilucuti, jemari gue menekan bagian vagina yang ditutupi cd-nya. Ada sedikit gerekan menggelinjang. Dan kini tiba saatnya untuk untuk menciumi lehernya yang tak terlindung sembari naik perlahan kearah bibirnya. Tidak ada perlawanan. Malah sepertinya ketika bibir gue tiba di bibirnya, dia sudah membuka bibirnya dengan otomatis menjulurkan lidahnya. Tunggu apa lagi.
Langsung melumat bibirnya sembari tangan kembali meremas payudaranya yang tertutup kaos. Tidak sabar lagi, gue langsung menindih tubuhnya dengan tubuhku dan seperti biasanya meletakkan posisi penis tepat diatas vaginanya sambil menggesekkannya meski tertutup cd-nya. Gue suka dengan gaya yang bikin penasaran ini.
Karena kemudian adik gue akan mulai menggoyangkan dengan pelan tubuhnya dan tanpa membuang waktu gue langsung membuka kaos dan bra-nya. Gue sudah telanjang bulat dari pertamanya tapi dia masih tersisa cd dan tugas gue selanjutnya adalah memastikan bahwa dia akan benar-benar basah hingga becek sehingga penelusuran lubang vagina oleh penis gue akan berjalan lebih nikmat dari pada malam sebelumnya.
Dan seperti taktik gue sebelumnya, gue tidak akan pernah mau membuka cd wanita sebelum dia memang menginginkan untuk dilucuti, bahkan lebih bagus lagi kalau dia sendiri yang melucuti.
Jadi yang gue lakukan adalah menggerayangi tubuhnya dengan lidah basah sembari tangan terus meremas-remas payudaranya. Memastikan bahwa kedua puting payudaranya menjadi keras adalah pekerjaan susah. Padahal menurut pengalaman, disitulah letak seorang wanita benar-benar birahi. Terkadang kita sentuh bagian kiri, mengeras tapi bagian kanannya tidak dan begitu sebaliknya.
Gue tidak mau menggarap seorang wanita sebelum dia betul-betul menginginkannya. Dan ketika semua sudah berjalan dengan sesuai rencana. Maka gue membisikkan kalimat:”Kita harus pindah ke lantai, ‘de…” Sebetulnya ini adalah permintaan yang beresiko, karena alam bawah sadarnya kembali terjaga sehingga dia bisa saja menolak pindah. Tapi gue memang benar-benar sudah memperhitungkan segala sesuatu dengan cermat.
Gue tidak mau lagi hebat-hebatnya bergoyang dan terganggu oleh karena bunyi derit tempat tidur yang bisa membangunkan kakak dan keponakan gue. Langsung gue melemparkan selimut dan bantal kebawah lantai dan menariknya turun kebawah.
Dia hanya menurut saja dan itu adalah anugrah. Sehingga dengan beralaskan selimut saja, walaupun kerasnya lantai tidak mengurangi semangat kita berdua untuk memulai petualangan yang lebih hebat dari sebelumnya. Dan itulah yang terjadi: gue langsung kembali mencium bibir dan melumat lidahnya.
Menindihnya dengan tubuh gue yang langsung menyelipkan kontol diantara kedua pahanya. Menggesekkannya dengan lembut sembari tangan memainkan payudara beserta putingnya.
Dalam hati gue bersyukur juga, menikmati tubuh mulus adik gue ini seperti suatu mukjizat. Mana pernah ada pengalaman bisa mengadakan hubungan seks dengan keluarga sendiri, meskipun itu hanyalah adik tiri. Sepertinya takut dosa sudah tidak ada lagi. Yang ada hanyalah nafsu yang membara untuk menggarap tubuhnya ini dengan tekad untuk memberikannya kepuasan yang tidak terkira.
Mungkin karena sebelumnya sudah masturbasi, sehingga permainan gue agak sedikit lembut dan penis berdiri tidak begitu kencang. Dan ini sangat menguntungkan gue karena gue jadi bisa mengendalikan permainan. Yang terjadi adalah, adik gue memburu dengan sedikit malu-malu sementara gue seperti berkesan jual mahal.
Tapi sampai kapan ini akan bertahan? Ketika tiba saatnya ketika gue mulai melucuti perlahan cd adik gue ini kebawah, nafsu birahi gue seakan tiba-tiba muncul. Entah kenapa gue bertindak liar dengan menarik cd itu dengan gigi gue kebawah dan kemudian langsung mengarahkan lidah gue kearah vagina adik gue.
Gue hanya menciumnya sesaat, karena memang bukan ciri gue untuk menjilat vagina wanita, gue hanya mau memastikan bahwa vaginanya cukup pelumas untuk segera ditancapkan penis gue kedalamnya. Tapi itulah gue, selalu membuat wanita penasaran.
Gue tetap hanya menyenderkan penis gue keatas vaginanya tanpa bermaksud memasukkannya sementara gue pura-pura sibuk untuk mengulum bibir dan lidahnya sambil mendekap tubuhnya dengan kedua tangan gue.
Justru adik guelah yang sibuk menggoyangkan tubuhnya supaya kontol gue bisa menghujam kemaluannya. Dan gue tidak membiarkan dia berlama-lama melakukan itu karena gue kemudian berbisik kepadanya:”Kamu mau ‘de..” dengan tenangnya gue bertanya. Seperti tersekat ditenggorakan jawabannya:”Terserah kakak…”
Inilah saatnya gue menunjukkan kepada adik tirinya, siapa gue sebenarnya. Dengan sigap gue sekarang memegang kontol gue dengan jari gue dan mulai membelai-belai permukaan vaginanya dengan penis gue. Itu sangat membuat wanita manapun akan bergairah untuk mengeluarkan lebih banyak lagi pelumas cairannya.
Dan erangan yang keluar dari adik gue semakin membuat gue semangat untuk terus menggesek-gesekan kontol gue di atas permukaan vaginanya. Ketika dirasa cukup licin, mulai pelan-pelan gue dorong kontol ini dengan tangan gue masuk kedalam vaginanya.
Itu cukup untuk membuat tubuh adik gue terdorong kebelakang karena mungkin sakit dan nikmatnya bergabung menjadi satu. Kalau sudah begitu gue akan menarik kembali keluar kontol gue dan kemudian memasukkannya kembali perlahan. Kembali tubuh adik gue terdorong kebelakang tetapi sekarang sudah tidak sekeras sebelumnya.
Dalam hati gue, ini harus menjadi lebih baik dari pada malam sebelumnya. Lalu secara konstan, gue mulai memasuk-keluarkan kontol gue kedalam setengah lubang vaginanya, hanya untuk memancing agar cairan pelumasnya terus keluar dengan lancar. Itulah yang terjadi beberapa saat kemudian, ketika gue mulai merasakan bahwa lubang ini sudah mulai lancar untuk terus dipompa keluar masuk kontol gue.
Akhirnya gue melepas jari gue dari kontol dan membiarkan kontol gue mencari sendiri jalan masuk lobang kedalam vagina adik gue dan sekarang saatnya tangan gue akan memindahkan sentuhannya ke payudara adik gue. Sambil memeras payudaranya, gue secara perlahan menggenjot pantat gue naik turun membenamkan kontol gue kedalam memeknya. Bisa dipastikan terjadi erangan yang lebih hebat dari sebelumnya keluar dari mulut adik gue, tetapi dengan sigap gue tutup kepalanya dengan bantal agar erangannya tidak terdengar. Dari yang pertamanya masih seret, tetapi lama kelamaan sudah mulai lancar masuk keluarnya kontol gue didalam memek adik gue ini. Ini tentu saja akan membuat gue untuk terus menuntunnya kepermainan yang lebih nikmat lagi. Dan dimulailah gue mengangkat satu kakinya untuk disilangkan dan gue juga menyilangkan kaki gue untuk mengajarkan padanya ngentot dengan gaya bintang. Gue suka banget gaya ini dan gue mau adik gue merasakannya juga. Gue merasa gaya ini betul-betul bisa menjebloskan seluruh kontol kita kedalam memek wanita yang kita garap. Adik gue hanya menurut saja permintaaan gue dengan tatapan yang aneh. Gue tetap risih melihata tatapannya tapi selama dia masih bersedia untuk digarap, gue tidak perduli. Maka selanjutnya yang terjadi adalah, gue mengocok seluruh tubuh gue dengan gaya bintang kedalam memeknya. Tentu saja kali ini dia bukan lagi mengerang dibuatnya tetapi sudah sedikit berteriak. Gue terganggu dengan teriakannya sehingga gue menurunkan tempo goyangannya tetapi yang terjadi justru dia yang mengocoknya dari bawah sembari menutup sendiri mulutnya dengan kedua tangannya supaya teriakan yang keluar tidak terdengar. Gila, gue bener-bener horny sekarang kalau membayangkan apa yang terjadi pada waktu itu. Permainana dengan seorang perawan selalu mengejutkan pada kali yang kedua. Tetapi yang lebih mengejutkan disini adalah gue memerawani adik gue sendiri. Gilanya kita bisa bersetubuh hingga berjam-jam malam itu, hingga dia bertanya, apakah semua cowo seperti ini kuatnya. Gue hanya tersenyum tanpa memberitahu bahwa rahasianya adalah gue sudah masturbasi sebelumnya, makanya tidak muncrat-muncrat pada malam itu. Itu ternyata sangat berkesan didalam dirinya, sehingga kemudian, diwaktu-waktu selanjutnya setiap ada kesempatan yang memungkinkan kita berdua melakukan perbuatan bejat ini tanpa ragu-ragu lagi. Bahkan pernah, ketika kita berdua mengikuti camping bersama disuatu tempat, pada siang hari kita ngentot di dalam tenda tanpa ada yang mengetahui. Siapa yang mau curiga, kalau mereka tahu si Babe adalah adikku sendiri.Seorang adik tiri yang akhirnya menjadi gila seks karena diajarkan berbuat nafsu bejat itu oleh kakaknya sendiri yang berawal dari sentuhan di telinga.
Sesungguhnya si Babe ini adalah adik gue sendiri. Kita satu ayah tapi beda ibu. Dia bertumbuh dan besar di kampung selama ini. Dan pada suatu saat (gue ga mau sebut tahunnya, takut ketebak ma orang), dia datang ke kota dimana gue dan kakak perempuan gue tinggal (kakak perempuan gue itu adalah saudara kandung gue dan dia sudah punya suami, sementara gue tinggal dirumahnya).
Babe waktu itu baru tamat smp dan mau melanjutkan sekolah ke jenjang smu sementara gue masih kuliah tingkat skripsi tetapi sudah sambil bekerja. Dan sejak gue perhatikan kedatangannya, dalam hati gue berpikir, ini anak kampungan banget sih.
Pokoknya masih polos-polos gitulah. Gue biasa-biasa aja pada permulaan melihat dia, walaupun yang gue perhatiin dari dia adalah bahwa dia mempunyai kulit yang cukup putih bersih dan tubuh yang padat walau tinggi badannya sangat tidak ideal. Tapi tetap menarik untuk dilihat pada umumnya.
Dan berlalulah waktu tanpa terasa dirumah kakak gue ini dengan kehadiran penghuni baru ini. Selayaknya seorang adik, dia memanggil gue dengan sebutan kakak , tentunya. Si Babe ini tidurnya dengan keponakan gue yang masih SD. Dan karena jadwal sekolahnya masuk siang jadi kalau pulang kerja, gue menyempatkan diri untuk menjemput dia (karena tingkat skripsi jadi hanya kadang-kadang aja ke kampus)dan pulang bareng-bareng ke rumah.
Oiya, ada beberapa waktu lamanya ketika ibu gue dari kampung juga sempat tinggal di rumah kakak gue untuk menemani adik gue ini beradaptasi dengan lingkungan yang baru dialaminya. Dan gue suka memperhatikan kalau bangun pagi, adik gue ini tidak langsung melakukan aktivitas tetapi dia menunggu dulu, ibu gue yang suka mengusap-usap telinganya sebagai ritual pagi yang harus dilakukan dan baru setelah itu dia akan bangun dan melakukan aktivitas dirumah.
Dan disitulah awal daripada semua cerita ini. Ketika saatnya ibu pulang ke kampung, kalau pagi-pagi gue bangun untuk siap-siap kerja, gue perhatikan adik gue ini belum bangun. Paling gue hanya masuk ke kamarnya dan lihat dia sudah buka mata tapi belum mau bangun (sementara kebiasaan keponakan gue yang tidur bersamanya adalah, kalau bangun pagi langsung pergi ke kamar ayah dan ibunya untuk dimanja-manja). Pertamanya sih, gue biasanya hanya bilang ke dia seperti ini misalnya:”Ayo bangun Babe, bantu-bantu sana di dapur…” Gue hanya ingetin dia supaya rajin karena kita hanya menumpang tinggal saja.
Tetapi entah kenapa, suatu pagi terlintas di benak, adik gue ini kasihan juga karena dia sebetulnya membutuhkan kasih sayang dari orang tua, setidaknya dari ibu yang biasanya mengelus-elus telinganya ketika dia terbangun dipagi hari. Dan pada pagi itulah setelah gue selesai mandi dan pergi ke kamarnya, gue rebahan disamping dia yang selalu posisi tidurnya dengan gaya tidur samping dan langsung mengelus-elus telinganya sambil mengatakan:”Kamu pasti kangen diginiin sama ibu ya…” si Babe membalikkan badannya dan hanya tersenyum senang saja. Lalu selanjutnya, beberapa hari ke depan, setiap pagi gue datang kekamarnya dan mengelus telinganya tanpa punya perasaan apa-apa.
Hingga pada suatu pagi, gue masuk ke kamarnya dan seperti biasanya langsung mengelus-elus telinganya, ehhh, ketika dia membalikkan badannya, tangan gue yang tadinya berada di telinga terturun karena gerakan tubuhnya menjadi bersentuh dengan payudaranya. Entah kenapa, gue mengalami perasaan yang berbeda saat itu. Lain banget perasaannya. Ada sedikit mengalami ketegangan.
Ketegangan pada jantung yang tiba-tiba berdetak lebih cepat. Ketegangan pada nafas yang sedikit tertahan. Dan ketegangan pada penis gue yang tiba-tiba menjadi keras. (sebetulnya ga aneh kalau penis pria mengeras dipagi hari, karena itu memang sudah kodratnya, menurut ilmu kedokteran)
Tapi yang gue rasa aneh adalah ketika gue sudah mulai menikmati semua ketegangan ini. Dan entah setan darimana yang sudah menunggu kesempatan ini untuk menjatuhkan iman gue, entah kenapa ketika adik gue telentang seperti biasanya kalau sudah mulai dielus telinganya, seharusnya gue memilih mengelus telinga yang terdekat dengan posisi gue disampingnya. Tapi kali ini, gue bersikap diluar kebiasaan, yaitu dengan mencari telinga yang justru disebelah kirinya.
Sudah pasti dapat ditebak, dengan posisi kita berdua sama-sama tidur, tentu saja ketika gue meraih telinga yang disebelah kiri, maka itu berarti gue harus menjulurkan jangkauan lebih jauh dan itu artinya bahwa lengan gue akan menindih payudaranya yang terliwati oleh tangan gue.
Dan jujur, itulah sebetulnya yang gue sudah rencanakan dengan tiba-tiba pada pagi itu. Sementara gue mengelus telinganya, pada saat itu juga, lengan gue tergesek-gesek oleh payudaranya yang menyembul.
Mungkin bisa dikatakan tidak terlalu montok, tetapi lumayanlah untuk merasakan bahwa itu adalah payudara perempuan yang sedang ranum-ranumnya berkembang. Tapi gilanya, itu adalah payudara adik gue sendiri! Adik tiri, tepatnya!
Kejadian pagi itu, menjadi berulang pada hari-hari selanjutnya. Kadang-kadang adik gue terlentang kalau dielus telinganya tapi sering juga dia hanya dalam posisi miring tidurnya, sehingga kalau demikian yang terjadi maka gue tidak bisa merasakan sentuhan dengan payudaranya.
Tetapi ada kebiasaan baru yang gue dapatkan kalau seandainya adik gue tidur pada posisi miring: maka karena tidak terlihat oleh dia, gue sambil tengkurap tidurnya, tangan memegang telinganya, tetapi badan gue gesek-gesekan ke kasur sambil membayangkan sedang bersenggama dengan wanita.
Jujur, kalau sudah melakukan gesekan seperti itu, biasanya gue tidak akan berhenti menggesekan penis gue itu hingga akhirnya benar-benar orgasme.
Mungkin sensasi yang gue dapatkan karena gue menyentuh telinga seorang wanita, meskipun itu adalah adik gue sendiri.
Kejadian sejak saat itu akhirnya menjadi kenikmatan baru gue. Dan itu bertambah aneh rasanya, kalau gue sedang membonceng adik gue dimotor ketika jemput dia pulang ke rumah.
Dalam perjalanan, pasti ada saja situasi yang membuat payudaranya tersentuh dengan punggung gue, rasanya, badan gue langsung jadi tegang dan pikiran mendadak menjadi kotor, membayangkan hal yang tidak-tidak bersama adik gue ini. (dia kalau dibonceng tidak pernah pegangan dibagian tubuh gue)
Tetapi semua itu hanyalah pikiran didalam hati yang masih jauh untuk dilaksanakan dalam kenyataan. Hingga pada suatu saat, gue lupa kapan tepatnya adik gue ini curhat, bahwa dia lagi dekat dengan seorang pria teman sekolahnya.
Entah kenapa, waktu mendengar cerita itu, gue pura-pura seneng tapi dalam hati seperti ada kata penolakan. Menolak kalau menerima kenyataan, adik gue akan berpacaran dengan seorang pria. Dan kenyataan selanjutnya, gue mencari tahu siapa cowo yang sedang dekat sama dia.
Waktu gue jemput dia pulang suatu saat (oiya, gue ga selamanya bisa jemput dia karena terkadang pulang dari kerja langsung ke kampus) gue tanya apakah ada cowo yang naksir dia, diantara murid-murid sekolah yang sedang kumpul didekatnya. Dan dia menunjukkan seorang cowo: tinggi, putih dan cakep (bukan ganteng loh) Lalu langsung timbul perasaan aneh lagi.
Sepertinya, perasaan ini adalah perasaan cemburu. Gue yakin banget. Itu adalah perasaan cemburu. Kalau itu memang perasaan cemburu, apakah ini berarti tanpa gue sadari, gue sudah mencintai adik gue sendiri? Atau sedikitnya, menyukai dia? Ada perasaan gue tidak mau kehilangan dia. Lalu apa yang harus gue lakukan?
Seperti biasanya pada pagi selanjutnya, ritual memegang telinga dilakukan kembali. Tetapi pagi itu, tekad gue sudah bulat. Kali ini akan berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Ketika gue rebahan disampingnya, seperti biasanya dia tidur gaya menyamping.
Dia tidak terlentang ketika gue mengelus telinganya, sehingga rencana yang sudah disusun sebelumnya berganti. Hanya sebentar gue mengelus telinganya, dan sebagai gantinya, jari tangan gue sekarang menekan-nekan bagian pundaknya, sambil seakan-akan sedang memijit dengan lembut.
Nafas gue langsung memburu dengan tindakan gue ini. Jantung serasa mau copot karena ini tindakan yang tidak biasa dilakukan pada adik gue ini. Pertama, dia hanya diam saja, tetapi lama-kelamaan dia sudah mulai menggelinjang dengan pijitan gue ini.
Gilanya, gue juga mendekatkan mulut gue ketelinganya dan bilang:”Enak ya ‘de…” dan dia hanya menjawab singkat:”Heeh…” Sebelum ponakan gue masuk kamar dan melihat kejadian yang diluar kebiasaan ini, gue langsung hentikan pijitan kecil ini dengan harapan besok akan dilanjutkan.
Dan itulah yang terjadi kemudian, besok paginya, gue kembali datang ke kamarnya dan hanya sebentar untuk mengelus telinganya dan langsung memijit tubuhnya lagi dari samping.
Tetapi kali ini, gue sudah lebih berani lagi untuk memijit langsung dengan memasukkan tangan gue kedalam kaosnya. Tentu saja dia menjadi kaget, karena tentunya berbeda kalau dipijit ada kaos yang menjadi penghalang dan dipijit tangan langsung ketemu dengan kulit.
Tapi dengan sigap gue bisikkan, “Biar ga seret tangan gue memijitnya…”, Alasan yang masuk akal!!! Dan bertambah berdegup jantung ini waktu mijit dan kena bagian bra. Seakan-akan pengen langsung buka aja bra-nya biar sensasinya semakin gila.
Jujur gue harus bilang, adik gue ini permukaan kulitnya, sangatlah mulus. Dan karena dia membelakangi gue dia tidak tahu sambil memijitnya, gue tengkurap dan menggesek-gesekkan penis gue ke kasur, hingga akhirnya gue orgasme seperti biasanya. Kalau sudah seperti itu, gue akan dengan cepat-cepat keluar kamar. Nafsu seakan langsung reda kalau sudah tertumpah sperma ini.
Hingga pada suatu pagi, petualangan gue semakin bertambah derajatnya. Karena sudah terbiasa dengan memijit bagian punggung, gue sekarang sudah mulai pelan-pelan menyusuri bagian depan tubuhnya. Dengan posisi dia tidur tengkurap, itu pasti susah dijangkau.
Tetapi dengan posisi tidur miring, maka segalanya menjadi mudah. Dan yang terjadi adalah, pelan-pelan gue memijit dia seperti biasanya, naik turun pundak-punggung-pinggang. Dan setelah cukup dirasa waktunya, gue mulai memijit bagian pinggang samping dan mulai naik ke ketiaknya.
Pertama-tama dia merasa kegelian, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa juga dengan sentuhan gue ini. Dan ketika dia sudah terbiasa, tangan gue mulai merambah kebagian yang lainnya. Sudah mulai berani lagi maju kebagian depannya, yaitu kebagian perut.
Berputar-putar memijit bagian perutnya (lebih tepatnya sih, seperti hanya mengelus saja) dan mulai berani naik kebagian yang lebih atas lagi, dan sudah bisa ditebak, tangan gue akan bertemu dengan payudaranya disana.
Bayangkan, kalau sebelumnya, gue pernah merasakan bersentuhan dengan payudaranya, itu hanya sebatas sentuhan lengan saja dan dipisahkan dengan baju atau kaus yang melekat ditubuhnya, tetapi sekarang, jemari tangan seorang kakak akan dengan sengaja memulai petualangannya untuk menyentuh bagian payudara dari adiknya sendiri. Tepatnya, adik tirinya!
Kebiasaan gue yang paling baik adalah, selalu sabar. Jangan terburu-buru. Gue akan melihat dulu bagaimana reaksi dari adik gue ini ketika tangan gue perlahan sudah mulai naik kebagian atas tubuhnya, yaitu kebagian payudaranya. Rasanya tidak masuk akal kalau dia tidak merasakan pergerakan tangan gue yang sudah mulai kelihatan aneh.
Tetapi tidak masuk akal juga, kalau seorang wanita sudah membiarkan tangan laki-laki lain menjamahnya sudah semakin jauh, meskipun itu adalah kakaknya sendiri, lalu kemudian tiba-tiba menolaknya dengan drastis. Dan yang terjadi kemudian adalah, penolakan terjadi juga terhadap tangan ini dengan dikibaskannya dengan pelan tangan gue oleh adik gue dan kemudian dia mengambil posisi tengkurap, yang artinya, cukup sampai disini usahamu kakakku. Yang bisa gue lakukan hanya mengeluarkan tangan gue dari dalam kaosnya, dan kemudian kembali memijit punggungnya dari luar sebentar saja dan selanjutnya keluar dari kamar.
Oiya, gue terkadang merasa bersyukur juga karena selama ini, kakak gue dan suaminya, apalagi keponakan gue yang masih kecil itu, tidak menaruh curiga dengan kegiatan gue tiap pagi di kamar dimana adik gue tidur, karena pasti mereka berpikir, gue adalah kakak yang baik, yang tidak mungkin berpikiran macam-macam.
Tapi yang gue ingat pada pagi selanjutnya adalah, usaha untuk bisa melangkah lebih jauh tetap dengan gigih gue lakukan. Singkat cerita, jemari tangan gue dari posisi perut, sudah menunjukkan tanda-tanda akan segera naik kebagian atas. Dan anehnya, adik gue seperti tidak lagi perduli, entah dia menikmati juga pergerakan jemari gue yang mengusap tubuhnya dengan lembut, atau entah dia juga merasa tidak enak kalau melawan kehendak kakaknya yang sudah kebawa nafsu kotor ini.
Hingga akhirnya, jemari tangan gue sudah mulai tiba dibagian payudaranya, tetapi tentu saja payudaranya tertutup dengan bra yang dikenakannya.
Bagi gue itu tidak penting! Yang penting adalah, adik sudah mengetahui apa rencana gue terhadap dirinya dan menangkap sinyal yang telah gue berikan selama ini kenapa tiap pagi gue menjadi rajin masuk kedalam kamarnya, dan kalau dia sudah tidak menampik tangan gue, itu berarti dia sudah setuju untuk gue gerayangin seluruh tubuhnya tanpa syarat apapun juga.
Itulah yang terjadi, gue tidak berhenti menelan air liur gue ketika gue sudah mulai menjelajahi payudara sebelah kanannya. Meskipun tertutup bra, tetapi sensasinya sampai bikin gue pusing ketika gue meremasnya.
Gue tidak bisa melihat bagaimana reaksi wajah adik gue ketika gue menekan dengan lembut payudaranya karena dia berposisi tidur menyamping. Tapi gue bisa memastikan, tubuh gue seakan melayang dengan tindakan gue yang tidak senonoh ini. Apalagi ketika gue kemudian berpindah lagi untuk menekan payudaranya yang lain.
Dari sentuhan lembut, pelan-pelan mulai agak meremas dengan keras dan itulah kali pertamanya gue mendengar suara adik gue yang mulai mendesah-desah. Sepertinya, gayung bersambut dengan positif dan ini menambah semangat gue untuk melakukan aksi nikmat selanjutnya. Logikanya, kalau dia tidak menikmati, atau hanya sekedar terpaksa, tidak mungkin dia akan mendesah.
Karena mendesah bagi gue artinya adalah, dia menikmati semua sentuhan ini. Tidak puas hanya membelai dan meremas dengan bra menjadi pemisahnya, maka jemari tangan gue sudah mulai menyelusup masuk kedalam payudara yang sebelumnya tersembunyi itu.
Ketika itu terjadi, wowww…rasanya, jantung gue sudah mau copot saja. (ini bukan kali pertama gue menyentuh payudara wanita, tetapi kalau itu adalah payudara adik sendiri, disinilah sensasi yang tak terkatakan dapat dirasakan) Pertamanya, dia agak menggelinjang ketika jemari gue menyentuh putingnya. Entah karena kaget atau mungkin karena kenikmatan.
Tapi yang pasti gue tidak akan membuang waktu lagi untuk segera menggesek-gesekan penis gue kekasur sambil terus mulai meremas-remas payudaranya.
Semakin cepat gue menggesek penis dikasur, semakin kuat gue meremas payudaranya. Dan ketika tiba waktunya untuk orgasme, gue benar-benar menikmati semuanya itu dengan puas tetapi dengan masih sejuta penasaran yang lain yang seakan muncul: apakah hanya sejauh ini? Apakah gue cukup puas dengan masturbasi sendiri sambil menyentuh bagian tubuh dari adik sendiri?
Anehnya, ketika gue punya kesempatan menjemput dia pulang dari sekolah, sepanjang perjalanan pulang di motor, kita berdua seakan-akan pura-pura tidak tahu apa yang terjadi setiap paginya dengan hubungan kita berdua.
Justru yang dibicarakan oleh adikku itu adalah tentang cowo yang sedang terus mengejarnya. Dan setiap mendengar cerita itu, tiba-tiba saja muncul perasaan aneh didalam perasaan gue ini, yaitu perasaan nafsu birahi untuk bisa melakukan sesuatu yang lebih lagi terhadap adik gue ini.
Dan itu memang terjadi pada suatu pagi selanjutnya. Kalau yang sudah-sudah, gue membiarkan dia dalam posisi tidur samping dan gue akan menggerayangi tubuhnya dengan puas tanpa kita berdua harus bertatapan muka (gue pikir-pikir, itu pasti cara teraman yang dilakukan adik gue supaya kita berdua tidak menjadi malu kalau sampai bertatapan muka ketika terjadinya perbuatan ini) tapi pagi itu, gue langsung menariknya dengan pelan agak tidur dengan posisi terlentang.
Selanjutnya tanpa takut ataupun malu, gue langsung menindihnya dengan tubuh gue diatas tubuhnya dan langsung gue beraksi. Suasana pagi yang masih gelap tanpa adanya lampu sangat menunjang aksi seperti ini karena sesungguhnya, kita berdua tidak dengan jelas bisa saling memandang.
Gue langsung mencium bagian lehernya dengan lembut sembari tangan gue langsung masuk kebagian tubuhnya. Sebenarnya rencana gue hanya sederhana, seperti yang sudah-sudah, gue harus orgasme karena menggesek-gesekan penis gue ini. Tapi kalau sebelumnya gue menggesekkan penis ini di kasur tapi kali ini gue harus gesekkan diatas bagian tubuh adik gue ini. Dan gue mencari posisi yang pas hanya untuk urusan penis yang diarahkan kebagian selangkangannya. Gue tidak butuh tangan masuk kedalam payudaranya tetapi cukup hanya meremas dari luar, tetapi yang penting, penis gue yang sudah menegang itu digesek-gesekan kebagian selangkangannya saja. I
tu sudah menambah sensasi nikmatnya seks gue ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Selama perbuatan ini berlangsung, samar-samar gue melihat tampang adik gue seperti menutup matanya dengan terpaksa (mungkin untuk menghindari tatapan langsung dengan gue) tetapi dia tidak dapat menutupi mulutnya yang perlahan mendesah-desah menikmati gesekan penis gue diatas vaginanya yang tertutup oleh short yang dikenakannya.
Gue sangat puas dengan kejadian saat itu, karena sebetulnya secara terbuka, adik gue sudah memberikan tanda, bahwa dia tidak keberatan dengan aksi gue selama ini dan bahkan mungkin menikmatinya dengan sangat.
Dan itulah memang perangkap setan: kita tidak pernah puas dengan apa yang sudah didapatkan tetapi malah penasaran untuk mencoba ke jenjang yang lebih tinggi.
Dan kesempatan untuk merasakan sesuatu yang lebih nikmat lagi datang pada gue dan adik. Itu bermula ketika kakak ipar gue harus tugas luar kota. Seperti biasanya, keponakan gue akan pindah tidur bersama ibunya dan itu berarti bahwa adik gue akan tidur sendiri.
Sepanjang hari gue sudah merencanakan untuk melakukan aksi yang lebih hebat lagi. Walaupun jujur, gue tidak berharap banyak kalau rencana dan aksi ini akan berlangsung mulus. Ketika malam tiba, jantung gue berdetak dengan cepat karena menanti kapan saatnya seluruh penghuni akan tertidur dengan lelap, khususnya kakak dan keponakan.
Sedikit-sedikit mata melihat kearah jarum jam sambil berpikir kapan waktu yang tepat. Mungkin karena saking tegangnya, malam itu entah kenapa, gue jatuh tertidur dengan lelapnya. Ketika bangun pagi, di otak langsung muncul harus kekamar adik.
Tetapi ketika gue membuka gagang pintunya, ternyata terkunci dari dalam. Dan baru mengertilah gue selama ini, kalau pintu biasanya tidak terkunci, itu karena keponakan gue sudah bangun dan pindah kekamar orang tuanya. Sementara kali ini terkunci karena adik gue masih tidur.
Tapi gue membaca kejadian ini sebagai petunjuk bahwa, bisa saja adik gue tidak mau memberikan kesempatan untuk gue agar bisa masuk kekamarnya dan itu artinya suatu tanda yang buruk bagi gue secara pribadi.
Gue bertanya, apa iya adik gue memang tidak menginginkan kehadiran gue dikamarnya? Apa iya selama ini dia terpaksa menerima aksi bejat gue? Atau mungkin dia sudah sadar bahwa semua ini adalah tidak etis dan dosa?
Sempat kacau perasaan ini sepanjang hari itu sambil menebak-nebak apa yang sebetulnya sedang terjadi.
Terlebih pada pagi itu sampai gue berangkat ke kantor, gue tidak melihat adik keluar dari kamarnya. Sehingga pada malamnya, ketika pulang kantor dan juga tidak melihat adik di ruang tamu, ruang makan ataupun ruang TV, gue berpikir, lenyap sudah rencana-rencana jahat yang ada di otak yang akan dilakukan terhadap adik gue itu.
Sehingga akhirnya, malam itu gue pergi tidur agak cepat dari biasanya. Tapi disitulah letak misterinya dosa: antara sadar dan tidak sadar, gue mendengar ada suara yang membangunkan gue dari tidur ditengah malam.
Ketika gue membuka mata, adik gue sudah didepan gue sambil memohon:”Ka, temenin aku tidur donk…hujan keras dan petir, bikin aku ketakutan…” dan memang benar, diluar terdengar hujan keras, tapi tidak terdengar petirnya. Entah kenapa, yang ada dipikiran gue saat itu adalah, apakah kakak gue harus mengetahui gue tidur menemani adik tiri kita malam itu.
Mungkin karena memang ada apa-apanya, gue takut kalau kakak gue tahu kejadian ini. Tentu saja gue dengan senang hati akan menemani dia tidur tapi kakak gue tidak boleh mengetahuinya.
Jadi yang gue lakukan adalah, suruh dia pergi kekamarnya duluan dan berjanji akan menyusul. Gue takut kalau nanti terdengar berisik kalau kita berdua berjalan bersama-sama.
Mungkin sekitar setengah jam baru kemudian gue menyusul kekamarnya, dan tentu saja kali ini kamar tersebut tidak terkunci. Gue melihat dalam kegelapan adik gue tidak bereaksi dengan kedatangan gue ini, mungkin dia sudah kembali tertidur pulas atau mungkin, justru pura-pura tidur.
Gue langsung mengambil posisi berbaring disebelahnya dan tentu saja kembali jantung berdegup dengan keras (saat ini saja ketika sedang kembali menuliskan pengalaman ini, jantung gue berdebar-debar, karena seakan-akan kejadian itu masih ada didepan mata) ketika rebah tidur disampingnya.
Gue sempat memejamkan mata tetapi itu hanya terjadi sebentar saja. Debaran jantung membuat gue tidak bisa menutup mata lama-lama. Dipikiran saat itu adalah, gilaaaaa….sekarang tidur disamping gue adalah wanita yang sudah menjadi korban pelampiasan seks yang tidak direncanakan dan selama ini gue sudah sangat bersyukur menikmati hanya dengan tangan gue yang meraba-raba bagian tubuhnya.
Disamping gue tidur wanita yang tadi malam gue punya rencana untuk mengajaknya berpetualang seks lebih jauh lagi tapi sepertinya waktu tidak berpihak padaku. Disamping gue telah berbaring, adik tiri gue sendiri.
Perlahan gue mulai berganti posisi tidur dengan gaya menyamping sementara hujan masih terdengar dengan kerasnya, tetapi tetap belum terdengar suara petir seperti yang dikatakan adikku ini.
Gue melihat adikku ini hanya bahunya saja karena memang inilah gaya tidurnya. Masih jelas diingatan gue, adik gue ini suka tidur dengan kaos dan short. Itulah yang membuatnya tidak menggairahkan dan seksi karena tidak ada sesuatu yang tersingkap. Kalau saja dia memakai daster, pasti akan seksi banget melihatnya dia tidur.
Tapi semua itu tidak membuat pikiran kotor dari kemarin, luruh dengan sendirinya. Bisa satu ranjang dengan seorang wanita, siapapun itu orangnya, adalah anugrah dan menimbulkan sensasi.
Tapi cukup waktu lama untuk mengambil keputusan agar merapat mendekat kepada tubuhnya. Karena hal ini tetap harus diperhitungkan. Kalau pagi hari menyentuhnya itu karena ada alasan ritual memegang telinga pada awalnya tetapi pada malam ini, apa alasannya untuk menyentuhnya? Tetapi otak ini berlogika, tidak mungkin dia tidak tahu apa resikonya mengajak kakak tirinya ini tidur satu ranjang sepanjang malam ini kalau dia tidak mempertimbangkan apa yang sudah terjadi pada hari-hari sebelumnya.
Seharusnya, dia pasti sudah mengambil resiko dengan apa yang akan dibuat oleh kakaknya pada malam ini. Mungkin dia berpikir, lebih takut kepada setan ditengah malam ini daripada takut kepada kakak tirinya yang sudah jelas-jelas memiliki nafsu birahi kepada adiknya sendiri.
Dimulailah per jalanan yang menegangkan malam itu. Pertama, gue hanya menyentuh pinggangnya dengan tangan tanpa melakukan gerakan apa-apa. Ini hanya mau menguji, apakah dia mau menolak atau hanya berdiam saja. Sumpah, jantung gue memompa dengan keras karena harus mengalirkan darah dengan cepat ke penis yang mulai ereksi dan otak yang mulai tegang.
Untuk sekian lama dia hanya berdiam diri saja. Apakah memang benar-benar sudah tertidur, atau pura-pura tidak perduli dengan tangan yang ada dipinggangnya? Ini membuat gue semakin tegang karena sudah akan menambah sentuhan ke jenjang yang lebih tinggi. Kali ini tangan gue mulai memegang lengan tangannya dan merapatkan tubuh semakin dekat.
Kemudian mulai memberikan kecupan ringan dibagian punggungnya yang terilindung oleh kaos yang digunakannya. Tidak ada reaksi untuk sekian saat. Dan itu semakin membuat gue berani untuk melakukan hal lainnya.
Jemari tangan sekarang mulai turun kebawah dan mengelus paha sampingnya sambil mulai meremas pantatnya, sesuatu yang belum pernah gue lakukan sebelumnya. Terus kecupan-kecupan singkat dilayangkan dibagian punggungnya sambil tangan terus menggerayangi bagian pahanya. Sesudah dirasa cukup waktunya, akhirnya gue menarik pelan tubuhnya yang menyamping itu agar menjadi posisi terlentang.
Gue menghindari untuk melihat wajahnya secara langsung meskipun kamar dalam keadaan gelap jadi yang gue lakukan adalah langsung membenamkan kepala kebagian bawah tubuhnya, tepatnya dibagian paha kebawah, sembari terus memberikan kecupan-kecupan kering (maksudnya tidak pake lidah ciumnya) sudah pasti dia kegelian karenanya tapi gue masih tidak pasti apakah dia kegelian dalam tidurnya atau memang sudah terjaga dari tadi.
Itu tidak penting untuk mengetahuinya, yang penting adalah sejauh ini adik gue tidak mengadakan penolakan terhadap aksi gue itu. Dan selanjutnya gue sudah mulai berani merangsek kebagian atas. Gue tetap menciumi seluruh bagian tubuhnya yang tertutup short dan kaos.
Tapi ciuman itu tidak mengurangi sensasi yang gue rasakan dan tentunya yang dirasakan olehnya. Apalagi ketika gue sudah tiba dibagian payudaranya, gue menggigit dengan pelan, meski tertutup kaos dan bra, tapi dia bisa merasakan sentuhan kecil ini karena sementara tangan gue juga menelusuri bagian selangkangannya dengan jemari gue ini.
Ada suatu saat ketika gue menekan shortnya dibagian yang gue rasa itu adalah posisi vaginanya berada, dan yang terjadi adalah, desahan pelan yang membuat gue semakin berani. Tapi tetap gue belum bertatapan langsung dengan matanya karena gue sibuk membenamkan kepala gue diantara dua payudaranya. Gue tetap takut untuk melihat dia secara langsung.
Badan gue ini saja masih belum berani untuk menindihnya seperti pagi-pagi sebelumnya. Gue bener-bener mau semua berlangsung dengan lembut dan menggairahkan dirinya untuk menikmati sentuhan selanjutnya.
Dan setelah berlangsung cukup lama foreplay tersebut, gue mulai menaikkan kepala gue untuk langsung pergi kearah lehernya. Tetap gue hanya melihat secara sejenak bagaimana adik gue memeramkan matanya dan gue menikmati hal tersebut, karena kita berdua seakan-akan secara tidak langsung mengatakan: ini bukan hubungan adik dan kakak.
Ini bukan hubungan terlarang. Ini hubungan yang saling memberi kenikmatan satu kepada yang lainnya. Dimulailah penjelajahan terhadap lehernya. Dia menggelinjang setiap gue mengecup dia dengan kecupan basah (ini baru pake lidah gue) dan sementara tangan gue tetap menjelajah bagian tubuh lainnya, karena sekarang sudah naik ke payudaranya (gue menghindari menekan terlalu lama bagian vaginanya karena takut nanti dia sudah kehilangan sensivitasnya).
Tentu saja tangan gue tidak mau berlama-lama dipisahkan dengan kaos dan bra, sehingga jemari langsung menyelusup masuk ke bagian dalam kaosnya (dan gue menghindari tergesa-gesa untuk membuka kaosnya, sampai merasa yakin banget dia sudah terlena dengan sentuhan gue) jemari gue langsung mengangkat keatas bra dan langsung meremas payudaranya dengan lembut sementara bibir sudah mulai naik kebagian bibir adik gue.
Sebelumnya gue tidak pernah mencium adik gue ini tetapi kali ini, ketika nafsu setan semakin membahana, tidak sempurna kalau gue tidak mulai melumat bibir dan lidah yang ada didalamnya.
Tentu saja gue memulai dengan mencium pipinya, terkadang tiba-tiba turun ke leher, ke dagunya dan kemudian ke bagian bawah telinganya lalu baru ke bibirnya. Dan adik gue tetap dalam keadaaan tertutup mata sembari sesekali mendengar desahannya yang membuat gue semakin birahi. Tiba untuk sekarang mengeksplorasi bagian bibirnya: dengan tangan gue pegang pipinya dan mulai mencium bibirnya, merangsek masuk lidah gue untuk menyentuh bibirnya tetapi entah kenapa dia tidak membiarkan bibirnya terbuka.
Tidak kehilangan akal, tangan gue berpindah kearah bagian short bawahnya dan menekan bagian vaginanya dengan lembut. Ketika dia mengerang dengan sentuhan tersebut, baru kemudian gue melihat ada celah bibirnya yang terbuka dan langsung gue masukkan lidah gue kedalamnya. Sungguh, adik gue ini belum pengalaman untuk berciuman.
Bayangkan dia hanya membuka bibirnya tetapi giginya tetap tertutup dengan rapat sehingga gue tidak bisa untuk menjangkau lidahnya. Ini membuat gue semakin gemas dan penasaran, sehiingga akhirnya kalau tadi gue dalam keadaan disamping tubuhnya sekarang gue meletakkan tubuh gue keatas tubuhnya dan mencari posisi yang pas untuk meletakkan posisi penis gue yang mengeras itu agar bisa diletakkan diatas vaginanya.
Gue gerakkan pahanya agar sedikit terbuka sehingga selangkangannya terbuka agak lebar dan pada saat itulah posisi penis gue taruh tepat diatas vaginanya. Mungkin tidak tepat sekali, tapi itu cukup untuk membuat adik gue semakin bergairah dengan sentuhan gesekkan penis gue disekitar vaginanya.
Dan itulah kesempatan ketika gue membisikkan kata:”Buka mulut kamu ‘de…” antara sadar dan tidak dia melakukannya, maka lengkaplah sudah lidah gue mengulum lidahnya dengan leluasa.
Kadang menggigit bibirnya dengan lembut, kadang menari-narikan lidah itu kebagian dalam mulutnya, mengulum lidahnya, dan juga sembari penis dibawah tetap digesek-gesekan dengan irama tertentu yang membuat bukan hanya dia mengerang tetapi gue juga dibuatnya mabuk kepayang. Tetapi permainan belum lagi dimulai, ini semua baru pemanasan. Karena ketika gue melihat adik gue mulai terbang dengan serangan atas dan bawah, mulai gue menarik kaosnya pelan-pelan keatas untuk membukanya.
Tidak sulit untuk melakukan semua itu kalau wanita sudah hampir setengah sadar dibuat seperti ini. Malahan dengan jelas tangannya turut membantu untuk membuka kaosnya. Itulah yang membuat gue bertambah berani. Pokoknya, yang terjadi, terjadilah. Ditengah malam yang gelap dengan suasana hujan yang turun, kegairahan gue semakin menjadi-jadi.
Gelapnya malam tidak dapat menyembunyikan putihnya tubuh dari adik gue ini, meski bra masih melekat diatas payudaranya. Gue mulai menciumi sekujur tubuhnya meski bra menjadi penghalang gue untuk menjilat putingnya.
Desahan dan desahan terdengar tidak putusnya dan saat itulah yang tepat untuk melucuti branya yang terkancing di bagian punggungnya dan mencampakkannya dibawah ranjang. Ohhh… ketika bagian tubuh atas telah dilucuti, hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa melepaskan semua penutup tubuhnya. Dan langkah pertama adalah melucuti kaos gue sendiri dengan cepat dan segera merapatkan tubuh gue ke atas tubuhnya.
Biar dia merasakan sensasi kulit kita yang bertemu satu dengan yang lainnya. Sementara gue dengan perlahan tanpa disadarinya sudah juga membuka bagian celana gue beserta cd-nya sekaligus. Dalam keadaan telanjang bugil, nafsu untuk menggauli adik sendiri semakin menjadi-jadi.
Bayangkan, hanya dengan menjilat putingnya, lalu tiba-tiba naik ke bibirnya, sementara tangan langsung meremas-remas payudaranya, desahan kecilnya, lama kelamaan menjadi keras dan mirip seperti sebuah erangan merintih.
Kencan dengan tidak menggunakan suara memang tidak mengenakkan tapi gue memang sudah memasang taktik untuk tidak menggunakan suara supaya dia tidak mendengar suara kakaknya dan membangunkan dia dari ketidaksadarannya itu bahwa dia sedang digarap oleh kakaknya sendiri. Yang gue lakukan hanya membalas erangannya dengan erangan gue sendiri supaya dia juga terangsang mendengar suara gue yang merintih-rintih kenikmatan.
Tiba saatnya ketika gue harus mengerahkan daya upaya agar bisa melucuti short dan cd yang dikenakan oleh adik gue ini. Ini bukan pekerjaan sulit (gue sudah sering melakukannya pada wanita-wanita lain sebelumnya) gue hanya cukup dengan sabar membuat dia menggelinjang kenikmatan dengan sentuhan gue dan saatnya tiba ketika gue tidak langsung membuka celananya tetapi justru menyelusupkan jemari gue masuk kedalam cd-nya.
Gue hanya meletakkan jari gue diatas cdnya dan merasa pasti diatas vaginanya gue menekan dengan lembut, yang terjadi sungguh sangat diharapkan, adik gue langsung memegang tangan gue dan menahannya disana. Ini adalah sinyal positif: saatnya untuk segera membuka shortnya.
Dan itu gue lakukan dengan mudah sekali, karena adik gue juga dengan cepat turut membantu membuka celana yang dikenakannya. Tetapi gue tetap tidak mau terburu-buru untuk membuka cd-nya. Melihat adik gue sudah 95% telanjang, dengan kemulusan yang tidak terkata, itu sudah sangat menggairahkan buat gue.
Tapi gue akan membuat bagaimana supaya dia juga menginginkan permainan malam itu. Maka langkah selanjutnya adalah, gue menaruh tubuh gue diatasnya dengan terlebih dulu melebarkan selangkangannya, dan menjepitkan penis gue diantara kedua pahanya dengan vagina yang masih terbungkus dengan cd yang dikenakannya.
Lalu kembali tangan gue menyusuri seluruh tubuhnya yang sudah nyaris telanjang sembari mulut gue kembali menciumi leher, bawah telinga, bibir dan kemudian mengulum putingnya yang mulai mengeras tetapi yang sebetulnya membuat dia terlena adalah karena pada saat bersamaan, dibagian bawah selangkangannya, penis gue naik turun diatas permukaan cd-nya yang menutupi vaginanya.
Menurut pengalaman sebelumnya, gue yakin seyakinnya, kalau ini sudah terjadi, maka perempuan pasti akan memohon supaya gue dengan cepat membuka cd mereka dan memasukkan penis gue kedalam vagina mereka.
Gue terus menggesek-gesek penis gue naik turun diantara selangkangannya, sambil mendengar desahan nafsu yang tertahan dari adik gue. Tapi sekian menit gue tunggu, dia tidak juga menurunkan tangannya kebawah untuk menekan badan gue lebih dalam dan itu bisa saja terjadi karena dia masih sungkan sebagai adik yang meminta jatah kepada kakaknya walaupun dia sudah sangat menginginkannya.
Maka yang gue lakukan supaya permainan ini menjadi lebih menarik adalah, gue turunkan setengah posisi cd yang dikenakannya dan memasukkan penis gue kedalamnya. Gue sangat mengetahui bahwa itu tidak akan menembus vaginanya, karena posisinya tidak sangat tepat, tapi memang itu gue sengaja supaya dia merasakan nikmat yang setengah saja dan membuatnya penasaran untuk merasakan lebih jauh lagi.
Dan taktik itu berhasil dengan suksesnya. Setelah gue menggesek-gesekkan penis gue diantara jembut tipisnya, dia mulai merintih dengan menggoncang-goncangkan tubuhnya secara perlahan, ke kiri kekanan dan berputar-putar. Sangat erotis! Tidak pernah terbayangkan, adik gue yang masih kelas 1 SMU melakukan hal ini.
Seks itu memang naluri. Tidak perlu diajarkan sebelumnya tetapi ketika gairah itu muncul, maka orang bisa melakukan sesuatu yang mungkin tidak pernah direncanakan sebelumnya. Dan goyangan dia semakin membuat gue belingsatan, terlebih ketika merasakan ada cairan-cairan disekitar jembutnya itu.
Tentu saja dia menggoyang karena dia sedang mencari posisi yang pas agar penis gue bisa masuk kedalam vaginanya. Itu naluri untuk mencari kenikmatan yang lebih! Tapi tidak akan pernah bisa masuk penis gue kedalamnya kalau cd-nya belum terbuka semuanya.
Dan memang rencana gue adalah, ketika gue membuka sebagian dari cd-nya, gue mau dia yang melakukan pekerjaan sisanya. Gue mau membuat dia merasakan bahwa dia juga menginginkan kejadian malam itu. Dan memang itulah yang terjadi kemudian.
Dengan reflex yang cepat karena mungkin setelah sekian lama bergoyang dan menggelinjang tetapi belum merasakan penis gue masuk kedalam vaginanya, tiba-tiba saja dia memelorotkan celana dalamnya kebawah dan langsung menekan pantat gue dari belakang dengan kedua tangannya. Sabar…kembali gue harus bersabar…! Gue yakin meskipun terlihat sudah mulai liar adik gue ini tapi sesungguhnya gue percaya dia masih perawan.
Gue pasti adalah orang pertama yang akan memerawani dia malam itu tapi gue mau melakukan semua itu dengan lembut dan berkesan. Dan tidak grasak grusuk seperti maunya.
Gue tidak mau dia trauma dengan kejadian pertama. Oleh karenanya, gue tetap menahan pantat gue untuk tidak terdorong dengan tekanan tangannya yang keras.
Dia tentu saja belum berpengalaman sehingga tidak mengetahui apa yang akan terjadi kalau gue langsung mencobloskan penis gue kedalam vaginanya. Yang gue butuhkan adalah kesabaran dan kelembutan dalam bercinta. Dan caranya adalah gue membisikkan kalimat:”Sabar ya, ‘de…” Kalimat pertama yang terdengar dari gue sekali lagi, selain suara erangan-erangan sebelumnya.
Gue ingin memastikan bahwa dia sudah basah, bahkan becek dengan cairan pelumas disekitar vaginanya. Ini adalah pengalaman pertamanya. Dan gue harus meyakininya bahwa malam pertama ini akan sungguh sangat berkesan dengan kenikmatan yang tak terkata.
Oleh karenanya, mulailah gue kembali menggesekkan penis gue diatas permukaan vaginanya, sambil sesekali mencoba untuk memasukkan penis gue dengan lembut. Yang terjadi adalah, dia mengerang kesakitan, dan itu pertanda bahaya.
Karena kalau sampai dia merasakan sakit lebih besar daripada nikmatnya, maka otomatis, cairan pelumasnya akan berhenti keluar dan akan menyebabkan vagina yang kering dan susah untuk dimasuki. Jadi yang gue kerjakan adalah mengeluarkan segenap kemampuan untuk terus membuatnya terangsang dengan lidah, tangan dan penis yang menjelajahi seluruh tubuhnya.
Semakin dia terangsang, semakin basah dan becek disekitar vaginanya, dan itulah saat yang tepat untuk sekali-sekali menghunjamkan penis gue kedalam vaginanya.
Pertama-pertamanya agak sulit untuk menembus keperawanan dari adik gue ini tetapi dengan kesabaran gue melakukan semua ini dengan segenap hati. Seperti misalnya, kalau gue anggap perlu, gue turunkan kepala gue kedaerah selangkangannya dan kemudian tanpa ragu menjilat vaginanya.
Jujur, gue sebetulnya jijik melakukan hal ini tapi demi membuat agar dia terus terangsang, dengan senang hati gue melakukan pengorbanan ini. Cukup lama untuk bisa menembus hutan belantara keperawanan adik gue ini, tetapi dengan rangsangan bertubi-tubi yang sudah dipersiapkan, yang mulanya masih didepan, sekarang perlahan-lahan kontol gue sudah mulai menancap masuk kedalam.
Dan nikmat yang gue rasakan bukan karena penis yang sudah menembus vaginanya tetapi justru karena erangannya yang merintih dan gelinjangan tubuhnya yang erotis. Dari pengalaman sudah diketahui bahwa tidak pernah penis bisa menikmati vagina dengan indahnya pada pertemuan pertama.
Yang penting, selama hantaman penis ke vagina adik gue itu tidak membuatnya sakit yang parah sehingga membuatnya trauma untuk bersenggama lagi, bagi gue itu sudah cukup berhasil. Dan malam itu berakhir dengan tumpahan sperma gue disekitar perutnya tanpa merasakan kenikmatan yang dahsyat seperti kalau gue bersetubuh dengan wanita lainnya yang berpengalaman.
Ada yang aneh ketika gue harus mengakhiri permainan malam itu. Gue merasa aneh harus menyeka sperma diatas tubuhnya dengan kaos gue dan harus membisikkan:”Pake bajumu ya ‘de…” dan kemudian gue dengan berjinjit keluar dari kamarnya malam itu dengan perasaan berdosa.
Tapi dosa ternyata menyebar dengan cepat.
Besoknya, dengan sengaja gue tidak menjemput adik gue pulang walaupun sebetulnya ada kesempatan. Gue tidak menginginkan bertemu dengan dia tapi tidak mengetahui apa yang harus dibicarakan. Gua hanya mau bertemu dengan dia dengan menggunakan bahasa tubuh saja.
Dan itu artinya, pada malam berikutnya, mumpung adik gue masih tidur sendiri, tunggu hingga jam satu pagi, baru gue berani memberanikan diri untuk menyelinap ke kamarnya dengan keyakinan, kali ini hanya pintu kamarlah yang menjadi tanda diantara kita berdua.
Kalau dia tidak menguncinya, itu berarti dia memang menginginkan kedatangan kakaknya di tengah malam untuk mengulangi hal yang pasti dianggapnya luar biasa tadi malam. Tapi kalau dia mengunci kamarnya, itu berarti, kejadian tadi malam hanyalah kecelakaan semata.
Tentu saja sangat menegangkan untuk mengetahui apakah pintu terbuka atau terkunci. Tetapi yang pasti, ketegangan itu sudah sangat berkurang drastis karena gue sebelumnya malam itu sudah bermasturbasi dengan suksesnya sebelum mengendap-endap menuju kamar adik gue.
Dan ketika gue membuka gagang pintu dan mendorongnya, ternyata pintu bergerak kedalam, dan itu artinya…..jantung gue kini bergemuruh dengan hebat! Masih belum bisa menerima kenyataan bahwa ternyata adik gue sengaja tidak mengunci pintu kamarnya yang artinya, dia memang sedang menunggu kakaknya yang cabul ini masuk kedalam kamar dan akan melanjutkan permainanan malam sebelumnya yang belum mendapatkan nikmatnya.
Mungkin karena terlalu lama menunggu, adik gue memang sepertinya benar-benar tertidur. Ini terlihat dari posisi tidurnya yang terlentang. Dalam keadaan seperti ini, gue tidak mau membuang-buang waktu lagi. Gue yakin sekarang bukan saatnya lagi untuk foreplay dengan durasi yang lama. Gue dengan polosnya langsung membuka seluruh baju gue dan celana beserta cd-nya.
Gue merasa yakin, kali ini adalah permainan seks yang memang bergayung sambut. Jangan membuang waktu lama untuk hal-hal yang sudah dilakukan tadi malam. Sekarang hanya melanjutkan saja apa yang telah terjadi pada malam sebelumnya. Yang dilakukan adalah, dengan tubuh telanjang, langsung tidur disamping adik gue dan langsung pelan-pelan menurunkan shortnya. Ada sedikit pergerakan darinya, tetapi seperti antara sadar dan tidak sadar.
Setelah shortnya dilucuti, jemari gue menekan bagian vagina yang ditutupi cd-nya. Ada sedikit gerekan menggelinjang. Dan kini tiba saatnya untuk untuk menciumi lehernya yang tak terlindung sembari naik perlahan kearah bibirnya. Tidak ada perlawanan. Malah sepertinya ketika bibir gue tiba di bibirnya, dia sudah membuka bibirnya dengan otomatis menjulurkan lidahnya. Tunggu apa lagi.
Langsung melumat bibirnya sembari tangan kembali meremas payudaranya yang tertutup kaos. Tidak sabar lagi, gue langsung menindih tubuhnya dengan tubuhku dan seperti biasanya meletakkan posisi penis tepat diatas vaginanya sambil menggesekkannya meski tertutup cd-nya. Gue suka dengan gaya yang bikin penasaran ini.
Karena kemudian adik gue akan mulai menggoyangkan dengan pelan tubuhnya dan tanpa membuang waktu gue langsung membuka kaos dan bra-nya. Gue sudah telanjang bulat dari pertamanya tapi dia masih tersisa cd dan tugas gue selanjutnya adalah memastikan bahwa dia akan benar-benar basah hingga becek sehingga penelusuran lubang vagina oleh penis gue akan berjalan lebih nikmat dari pada malam sebelumnya.
Dan seperti taktik gue sebelumnya, gue tidak akan pernah mau membuka cd wanita sebelum dia memang menginginkan untuk dilucuti, bahkan lebih bagus lagi kalau dia sendiri yang melucuti.
Jadi yang gue lakukan adalah menggerayangi tubuhnya dengan lidah basah sembari tangan terus meremas-remas payudaranya. Memastikan bahwa kedua puting payudaranya menjadi keras adalah pekerjaan susah. Padahal menurut pengalaman, disitulah letak seorang wanita benar-benar birahi. Terkadang kita sentuh bagian kiri, mengeras tapi bagian kanannya tidak dan begitu sebaliknya.
Gue tidak mau menggarap seorang wanita sebelum dia betul-betul menginginkannya. Dan ketika semua sudah berjalan dengan sesuai rencana. Maka gue membisikkan kalimat:”Kita harus pindah ke lantai, ‘de…” Sebetulnya ini adalah permintaan yang beresiko, karena alam bawah sadarnya kembali terjaga sehingga dia bisa saja menolak pindah. Tapi gue memang benar-benar sudah memperhitungkan segala sesuatu dengan cermat.
Gue tidak mau lagi hebat-hebatnya bergoyang dan terganggu oleh karena bunyi derit tempat tidur yang bisa membangunkan kakak dan keponakan gue. Langsung gue melemparkan selimut dan bantal kebawah lantai dan menariknya turun kebawah.
Dia hanya menurut saja dan itu adalah anugrah. Sehingga dengan beralaskan selimut saja, walaupun kerasnya lantai tidak mengurangi semangat kita berdua untuk memulai petualangan yang lebih hebat dari sebelumnya. Dan itulah yang terjadi: gue langsung kembali mencium bibir dan melumat lidahnya.
Menindihnya dengan tubuh gue yang langsung menyelipkan kontol diantara kedua pahanya. Menggesekkannya dengan lembut sembari tangan memainkan payudara beserta putingnya.
Dalam hati gue bersyukur juga, menikmati tubuh mulus adik gue ini seperti suatu mukjizat. Mana pernah ada pengalaman bisa mengadakan hubungan seks dengan keluarga sendiri, meskipun itu hanyalah adik tiri. Sepertinya takut dosa sudah tidak ada lagi. Yang ada hanyalah nafsu yang membara untuk menggarap tubuhnya ini dengan tekad untuk memberikannya kepuasan yang tidak terkira.
Mungkin karena sebelumnya sudah masturbasi, sehingga permainan gue agak sedikit lembut dan penis berdiri tidak begitu kencang. Dan ini sangat menguntungkan gue karena gue jadi bisa mengendalikan permainan. Yang terjadi adalah, adik gue memburu dengan sedikit malu-malu sementara gue seperti berkesan jual mahal.
Tapi sampai kapan ini akan bertahan? Ketika tiba saatnya ketika gue mulai melucuti perlahan cd adik gue ini kebawah, nafsu birahi gue seakan tiba-tiba muncul. Entah kenapa gue bertindak liar dengan menarik cd itu dengan gigi gue kebawah dan kemudian langsung mengarahkan lidah gue kearah vagina adik gue.
Gue hanya menciumnya sesaat, karena memang bukan ciri gue untuk menjilat vagina wanita, gue hanya mau memastikan bahwa vaginanya cukup pelumas untuk segera ditancapkan penis gue kedalamnya. Tapi itulah gue, selalu membuat wanita penasaran.
Gue tetap hanya menyenderkan penis gue keatas vaginanya tanpa bermaksud memasukkannya sementara gue pura-pura sibuk untuk mengulum bibir dan lidahnya sambil mendekap tubuhnya dengan kedua tangan gue.
Justru adik guelah yang sibuk menggoyangkan tubuhnya supaya kontol gue bisa menghujam kemaluannya. Dan gue tidak membiarkan dia berlama-lama melakukan itu karena gue kemudian berbisik kepadanya:”Kamu mau ‘de..” dengan tenangnya gue bertanya. Seperti tersekat ditenggorakan jawabannya:”Terserah kakak…”
Inilah saatnya gue menunjukkan kepada adik tirinya, siapa gue sebenarnya. Dengan sigap gue sekarang memegang kontol gue dengan jari gue dan mulai membelai-belai permukaan vaginanya dengan penis gue. Itu sangat membuat wanita manapun akan bergairah untuk mengeluarkan lebih banyak lagi pelumas cairannya.
Dan erangan yang keluar dari adik gue semakin membuat gue semangat untuk terus menggesek-gesekan kontol gue di atas permukaan vaginanya. Ketika dirasa cukup licin, mulai pelan-pelan gue dorong kontol ini dengan tangan gue masuk kedalam vaginanya.
Itu cukup untuk membuat tubuh adik gue terdorong kebelakang karena mungkin sakit dan nikmatnya bergabung menjadi satu. Kalau sudah begitu gue akan menarik kembali keluar kontol gue dan kemudian memasukkannya kembali perlahan. Kembali tubuh adik gue terdorong kebelakang tetapi sekarang sudah tidak sekeras sebelumnya.
Dalam hati gue, ini harus menjadi lebih baik dari pada malam sebelumnya. Lalu secara konstan, gue mulai memasuk-keluarkan kontol gue kedalam setengah lubang vaginanya, hanya untuk memancing agar cairan pelumasnya terus keluar dengan lancar. Itulah yang terjadi beberapa saat kemudian, ketika gue mulai merasakan bahwa lubang ini sudah mulai lancar untuk terus dipompa keluar masuk kontol gue.
Akhirnya gue melepas jari gue dari kontol dan membiarkan kontol gue mencari sendiri jalan masuk lobang kedalam vagina adik gue dan sekarang saatnya tangan gue akan memindahkan sentuhannya ke payudara adik gue. Sambil memeras payudaranya, gue secara perlahan menggenjot pantat gue naik turun membenamkan kontol gue kedalam memeknya. Bisa dipastikan terjadi erangan yang lebih hebat dari sebelumnya keluar dari mulut adik gue, tetapi dengan sigap gue tutup kepalanya dengan bantal agar erangannya tidak terdengar. Dari yang pertamanya masih seret, tetapi lama kelamaan sudah mulai lancar masuk keluarnya kontol gue didalam memek adik gue ini. Ini tentu saja akan membuat gue untuk terus menuntunnya kepermainan yang lebih nikmat lagi. Dan dimulailah gue mengangkat satu kakinya untuk disilangkan dan gue juga menyilangkan kaki gue untuk mengajarkan padanya ngentot dengan gaya bintang. Gue suka banget gaya ini dan gue mau adik gue merasakannya juga. Gue merasa gaya ini betul-betul bisa menjebloskan seluruh kontol kita kedalam memek wanita yang kita garap. Adik gue hanya menurut saja permintaaan gue dengan tatapan yang aneh. Gue tetap risih melihata tatapannya tapi selama dia masih bersedia untuk digarap, gue tidak perduli. Maka selanjutnya yang terjadi adalah, gue mengocok seluruh tubuh gue dengan gaya bintang kedalam memeknya. Tentu saja kali ini dia bukan lagi mengerang dibuatnya tetapi sudah sedikit berteriak. Gue terganggu dengan teriakannya sehingga gue menurunkan tempo goyangannya tetapi yang terjadi justru dia yang mengocoknya dari bawah sembari menutup sendiri mulutnya dengan kedua tangannya supaya teriakan yang keluar tidak terdengar. Gila, gue bener-bener horny sekarang kalau membayangkan apa yang terjadi pada waktu itu. Permainana dengan seorang perawan selalu mengejutkan pada kali yang kedua. Tetapi yang lebih mengejutkan disini adalah gue memerawani adik gue sendiri. Gilanya kita bisa bersetubuh hingga berjam-jam malam itu, hingga dia bertanya, apakah semua cowo seperti ini kuatnya. Gue hanya tersenyum tanpa memberitahu bahwa rahasianya adalah gue sudah masturbasi sebelumnya, makanya tidak muncrat-muncrat pada malam itu. Itu ternyata sangat berkesan didalam dirinya, sehingga kemudian, diwaktu-waktu selanjutnya setiap ada kesempatan yang memungkinkan kita berdua melakukan perbuatan bejat ini tanpa ragu-ragu lagi. Bahkan pernah, ketika kita berdua mengikuti camping bersama disuatu tempat, pada siang hari kita ngentot di dalam tenda tanpa ada yang mengetahui. Siapa yang mau curiga, kalau mereka tahu si Babe adalah adikku sendiri.Seorang adik tiri yang akhirnya menjadi gila seks karena diajarkan berbuat nafsu bejat itu oleh kakaknya sendiri yang berawal dari sentuhan di telinga.
Langganan:
Postingan (Atom)